Pagi ini Nana memulai hari barunya bersekolah di SMA Islam Madani. Nana diantar ke sekolah oleh ayahnya dengan sepeda motor kesayangan ayahnya. Nana masuk kedalam gedung sekolah barunya yang sangat sepi dan hening.
Nana menemui teman SMP nya yang juga satu sekolah dengannya sekarang. Namanya Agil. Agil menunggu Nana didepan ruang bimbingan konseling sambil duduk dan memainkan ponselnya.
"Agil, kok belum masuk?" tanya Nana ketika sampai di hadapan Agil.
"Di ruang matematika 1 udah pada masuk. Gue nungguin lo. Ayo masuk" jawab Agil sambil berdiri.
Nana jalan menuju ruang matematika 1 bersampingan dengan Agil. Saat keduanya masuk, semua pasang mata menatap ke arah keduanya. Nana berpikir mungkin karena seragamnya yang sama, jadi perhatian teman-teman barunya teralihkan kearah dirinya dan Agil.
Selama menunggu di ruangan matematika, Nana duduk bersampingan dengan Agil. Dalam hati, Nana takut kalau ia akan ditinggal sendirian oleh Agil.
Pintu ruangan terbuka menampakkan dua orang siswa asal SMA tersebut yang mengenakan jas berwarna biru masuk kedalam kelas.
"Ade-ade semuanya keluar ya, kita upacara dulu di lapangan" perintahnya, nadanya terdengar sangat ramah.
*
Selesai upacara, seluruh siswa baru naik ke lantai tiga untuk melaksanakan pembukaan MPLS di aula. Barisan mulai diatur oleh anggota OSIS. Nana duduk bersebelahan dengan teman barunya yang perempuan. Kali ini Nana duduk terpisah dengan Agil.
Setelah pembukaan MPLS, pengurus OSIS mengumumkan barang bawaan yang harus dibawa oleh siswa baru esok hari.
"Besok yang harus kalian bawa itu roti sandwich pakai telur mata sapi, terus pakai baju olahraga ya" kata salahsatu pengurus OSIS yang bername tag Luthfi.
Acara MPLS hari ini sudah selesai. Seluruh siswi diperkenankan untuk pulang ke rumah. Agil dan Nana turun bersamaan ke lobby sekolah.
"Agil, lo satu kelompok sama siapa?" tanya Nana ketika sudah sampai di lobby
"Sama Helmi, Asya, Putri, Farhan" jawab Agil
"Nama kelompoknya apa?" tanya Nana lagi
"Kelompok kuda. Lo kelompok apa?" jawab Agil dan balik bertanya
"Kelompok babi" jawab Nana sambil tertawa. Agil pun menertawakan nama kelompok Nana
"Mau pulang bareng?" tanya Agil
"Gue dijemput. Tapi tunggu dulu disini ya" jawab Nana. Agil mengangguk
Tak lama kemudian, ayahnya Nana datang menjemputnya. Saat itu juga Agil bangkit dan berdiri menyalami ayah Nana. Agil pamit pulang kepada Nana dan ayahnya. Agil berjalan menuju parkiran dan mengendarai sepeda motornya.
*
Nana turun dari motor dan masuk kedalam rumah. Ayahnya langsung kembali ke tempat kerjanya. Sebetulnya Nana tidak minta dijemput oleh ayahnya, tetapi ayahnya khawatir bila Nana pulang sendirian.
"Ketemu sama Agil?" tanya sang bunda, Lita.
"Ketemu bun. Oh iya besok ade disuruh bawa sandwich pakai telor mata sapi" jawab Nana kemudian masuk kedalam kamarnya.
Nana merebahkan badannya dikasur, membuka ponselnya dan membuka pesan-pesan yang masuk kedalam aplikasi diponselnya.
Nadia: Guyss! Udah pada pulang kan??
Kiara: Udah dong!!
Nashfa: Baru pulang nihh
Nadia: Tadi kakak OSIS di sekolah gue ganteng-ganteng banget!
Kiara: Kebiasaan
Nashfa: Huh bosen denger lo nad
Nadia: Hehe maaf ya Nana dan Ara.
Nashfa: Di sekolah gue gak ada yang ganteng
Kiara: Mata lo aja kali Na yang belum kebuka
Nadia: Biasanya anak swasta ganteng-ganteng NaNana membaca pesan terakhir dari Nadia lalu mematikan ponselnya. Ia masuk kedalam kamar mandi, wudhu dan ganti baju lalu sholat dzuhur.
Selepas sholat dzuhur, Nana membaca novel yang sedang ia baca. Novel setebal 400 halaman itu sudah ia baca sampai halaman ke 258. Tak terasa, matanya pegal membaca tulisan-tulisan tersebut sampai tak sadar Nana pun tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Love Problem
Teen FictionBersekolah di sekolah islam swasta yang muridnya sedikit memang ada rasa enak dan tidak enaknya. Begitu juga yang dialami seorang gadis bernama Nashfa Bella atau yang lebih akrab disapa Nana. Nana adalah gadis lulusan SMP Islam yang mengharuskan mu...