Last Day

2 0 0
                                    

Hari ini adalah hari terakhir MPLS. Nana duduk bersama 2 siswa perempuan yang baru ia kenal. Yang pertama Alya, siswa yang ikut berdiri bersama Nana kemarin. Dan yang kedua Dea. Pertemuannya dengan Dea bermula ketika Nana tidak sengaja menjatuhkan botol minum Dea.

Satu hal yang tidak diketahui Nana, bahwa hari ini adalah hari pengumuman peserta MPLS terbaik dan ter-rajin.

"Emangnya ada ya?" tanya Nana sambil menoleh kearah Dea.

"Ada Na, kemarin pagi diumumin. Mungkin lo telat" jawab Dea.

"Kemarin gue sama Alya telat sih" kata Nana sambil tertawa kecil.

Nana mengembalikan fokusnya kedepan. Ada panita MPLS yang sedang membuka acara penutupan MPLS ini, Nana harus mendengarkannya.

Ada sambutan dari wakil kepala sekolah, kemudian ketua panitia pelaksana MPLS, dan ada Agil! Ya itu Agil maju kedepan.

Agil maju kedepan menceritakan kesannya selama 3 hari mengikuti kegiatan MPLS di SMA Islam Madani.

"Oke, kita sebutin aja kali ya peserta ter-rajinnya" kata panitia didepan.

Suara gemuruh menyelimuti ruangan tersebut.

"Dari siswa laki-lakinya yaitu!! Agil Rizky Pradita!!" kata panitia tersebut menyerukan nama Agil.

Agil maju kedepan dan dikalungkan berbagai macam cemilan dilehernya.

Dan setelah pengumuman siswa ter-rajin baik putra maupun putri, kali ini adalah pengumuman peserta MPLS terbaik.

"Peserta MPLS terbaik yaitu... Arilangga Baskara Prasetya dan Nashfa Bella Marshalani"

Nana tersenyum kaget mendengar namanya diumumkan oleh panitia. Nana dan satu temannya lagi maju kedepan seperti yang dilakukan oleh Agil.

*
Putra menghampiri Nana yang sedang menunggu Agil merapikan tasnya.

"Na! Siapa nama lengkap Atha?" tanya Putra menagih jawaban pada Nana.

"Oh iya. Namanya Athala Brawijaya Hisyam" jawab Nana.

"Nah bener!" kata Putra. Putra mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong celananya.

"Ini punya lo bukan?" tanya Putra sambil memberikan gantungan tas berlonceng.

Nana melihat resleting pada tasnya. Lalu ia mengangguk.

"Iya itu punya gue" kata Nana lalu mengambil gantungan tersebut dari tangan Putra.

"Makasih Ka Putra" kata Nana.

Agil menghampiri Nana dan Putra yang sedang berbincang.

"Gil" sapa Putra.

"Bang. Duluan ya, yo Na" kata Agil lalu berjalan mendahului Nana.

*

Sepulang sekolah, Nana menonton tv diruang keluarga. Sedangkan Lita, ia sedang menyiapkan masakan untuk makan malam nanti.

"Bun, abang pulang jam berapa?" tanya Nana kepada Lita yang sedang merapikan makanan di meja makan.

"Biasanya sih habis Maghrib" jawab Lita. Ia masih sibuk dengan pekerjaannya.

"Mobil dibawa ayah?" tanya Nana lagi.

"Iya, tadi ayah habis nganterin kamu ke sekolah motornya dipake Zaki" jawab Lita. Ia berjalan sofa yang diduduki Nana sambil membawa segelas jus.

Tak lama kemudian, terdengar suara mobil Reno, ayah Nana. Lita menyambut suaminya seperti hari-hari biasanya.

"Ade tadi pulang sama Agil kan?" tanya Reno.

"Iya tadi pulang sama Agil" jawab Nana.

"Gapapa. Yang penting hati-hati, gak diajak ngebut kan sama Agil?" tanya Reno lagi.

"Nggak lah, Agil gak pernah bawa ngebut ade kok" jawab Nana.

Ketiganya sedang sibuk  berkumpul dimeja makan untuk makan malam. Tinggal Zaki yang belum datang. Mereka memutuskan untuk makan malam bertiga.

"Bun.. abang pulang" kata Zaki ketika membuka pintu rumah.

"Salam dulu ganteng" tegur Reno halus, Zaki terkekeh geli sendiri.

"Udah duduk, makan dulu sini" kata Lita menginterupsi. Zaki tidak langsung duduk. Ia menbersihkan tangannya terlebih dahulu baru ia bergabung bersama keluarganya.

Keempatnya makan malam dengan penuh khidmat, kadang Zaki bercerita di tengah-tengah makan malam dan kadang pula ada sedikit pertengkaran kecil antara Zaki dan Nana.

Keluarga harmonis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

High School Love Problem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang