Nama Siswa Laki-laki

7 0 0
                                    

Nana memasang wajah juteknya ketika ia terlambat datang ke sekolah. Ini baru hari kedua ia sekolah, tapi ia sudah terlambat saja. Nana maju ke depan di hadapan teman-temannya. Bukan hanya Nana saja yang terlambat, tapi ada 1 temannya juga yang ikut berdiri bersama Nana.

"Nama kamu siapa?" tanya salahsatu anggota OSIS bernama Putra.

"Nana" jawab Nana pelan.

"Kamu?" tanya Putra kepada orang yang disamping Nana.

"Alya" jawab Alya, sama pelannya dengan Nana.

"Nah, karena kalian terlambat kalian harus minta tanda tangan ke siswa laki-laki SMA Madani di kelas lantai 2" perintahnya. Mata Nana mengernyit mendengar perintah Putra. Namun sesaat kemudian Nana menganggukkan perintah Putra.

Nana dan Alya turun bersamaan menuju lantai 2 untuk mencari siswa laki-laki. Alya sudah lebih dulu masuk kedalam kelas sosial 3.

"Kak.. hmm boleh minta tanda tangan nya?" tanya Nana dengan ketakutan yang besar. Laki-laki tersebut menatap Nana lekat.

"Di suruh siapa?" tanya laki-laki tersebut.

"Kakak OSIS" jawab Nana pelan.

"Kenapa harus gue?" tanyanya lagi. Kali ini Nana diam.

"Sini kertasnya" kata laki-laki tersebut sambil meminta kertas yang dipegang Nana.

Nana memberikan kertasnya kepada laki-laki tersebut. Laki-laki itu menandatangani kertas Nana.

"Kalo ditanya nama gue siapa, lo jawab aja namanya Atha" kata laki-laki bernama Atha tersebut sambil memberikan kertasnya kepada Nana. Nana mengangguk menerima kertas tersebut.

"Makasih ya kak" kata Nana. Atha mengangguk.

Nana bernafas lega setelah mendapat tanda tangan dari Atha. Ia menyerahkan kertas tersebut kepada Putra.

"Ini tanda tangan siapa?" tanya Putra.

"Kak Atha kak" jawab Nana.

"Nama lengkap nya?" tanya Putra lagi. Nana menggeleng. Putra tertawa melihat Nana.

"Yauda nanti siang tanya lagi, besok kasih tau ke gue. Sekarang duduk sana" kata Putra dan membuat Nana kembali bernafas lega.

"Makasih ya kak" kata Nana kemudian duduk.

*

Acara MPLS hari kedua sudah selesai. Nana sedang bersiap-siap untuk pulang. Kali ini ia akan pulang dengan Agil. Nana meyakinkan sang ayah untuk pulang bersama Agil, ayahnya pun mengizinkan Nana untuk pulang bersama Agil.

"Na, jangan lupa tanya nama lengkap Atha ya!" seru Putra ketika Nana sedang memakai sepatu.

"Iya kak" jawab Nana kemudian langsung turun.

Nana bergegas kembali ke kelas Atha untuk bertanya nama lengkap Atha. Nana menghampiri Atha yang sedang memainkan ponselnya didepan loker.

"Kak Atha" panggil Nana. Atha menoleh seolah berkata 'apa'.

"Mmm boleh minta nama lengkap nya gak? Soalnya tadi ditanyain sama kak Putra" kata Nana dengan gugup.

Atha mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Nih lo baca aja" kata Atha sambil menunjuk bajunya yang ada nama nya.

'Athala Brawijaya Hisyam'

Nana menghafal nama Atha dan menuliskan di ponselnya.

"Na! Ayo!" teriak Agil dari ujung koridor sekolah. Nana mengangguk.

"Makasih ya kak. Permisi" kata Nana pamit.

Nana berjalan buru-buru menemui Agil dan langsung ikut turun menuju parkiran motor Agil.

"Abis ngapain Na?" tanya Agil dengan suara agak keras.

"Tadi gue terlambat, terus di suruh minta nama lengkap kaka kelas" jawab Nana.

"Apa? Gak denger Na!" teriak Agil.

"Iishhh.. Tadi gue terlambat, terus di suruh minta nama lengkap kaka kelas" jawab Nana teriak.

Agil hanya mengangguk-angguk mengerti. Setelahnya tidak ada pembicaraan diantara mereka, hanya ada suara klakson dari transportasi mobil dan motor yang hingar bingar.

10 menit lamanya mereka tiba di rumah Nana.

"Makasih Gil, mau mampir dulu gak?" kata Nana kemudian bertanya. Agil menggeleng.

"Nggak Na, makasih. Gue duluan ya. Besok jangan sampe telat" jawab Agil. Nana tersenyum kemudian mengapit ibu jari dan telunjuknya menjadi bulat.

Motor Agil perlahan meninggalkan halaman rumah Nana. Sepeninggal Agil, Nana masuk kedalam rumahnya dan istirahat.

High School Love Problem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang