jam tangan jukyung sudah menunjukan pukul sembilan. waktu yang tepat untuk makan malam. dihadapannya ada seorang anak lelaki yang tidak dia kenal.
anak itu memakai jaket miliknya dan tidak menyentuh makanan apapun yang berada diatas meja. suasana yang ramai di restoran terlihat membuat anak itu tidak nyaman.
"kenapa diam saja? makanlah dan setelah itu jawab setiap pertanyaanku," ucap jukyung.
percuma, anak lelaki itu hanya diam seakan-akan dia bisu dan tuli. jangankan untuk menjawab pertanyaanya, diberi makan enak saja dia diam tak mengindahkan.
demi Tuhan, jukyung sangat bingung bagaimana menghadapi anak itu. jika tidak tahu masalahnya, bagaimana bisa dia membantunya. sudah disogok makanan pun tetap saja, tidak ada satu kata pun yang lolos dari mulutnya.
jukyung kembali berbicara pada anak itu sambil menyuapkan beberapa daging, "aku tidak tahu apa masalahmu, tapi setelah ini aku akan membawamu ke kantor polisi agar mereka bisa mengantarkanmu pulang."
setelah beberapa lama, akhirnya anak itu membuka mulut dan merespon kata-kata jukyung, "tidak perlu," ucap anak itu agak bergumam, "lagipula aku tidak punya rumah.. "
mendengar itu jukyung terlihat tidak kaget sama sekali. dia malah berpikir jika anak itu berbohong. "dengar ya, jangan buat dirimu mengalami kesulitan," ucap jukyung mulai menasihati, "walaupun kau bertengkar hebat dengan orang tuamu, pasti mereka mengkhawatirkan dan menunggumu di rumah. jadi kau harus pulang, ya."
"apa aku pernah bilang jika aku sedang bertengkar dengan orangtuaku?" tanya anak itu sarkas dengan raut wajah tanpa ekspresi.
rasanya, jukyung sangat ingin meninggalkan anak itu dengan bill pembayaran semua makanan yang dirinya pesan. tetapi yang dikatakan anak itu benar juga, pikir jukyung.
jukyung menarik nafas dan mencoba untuk tidak membentak anak itu, "baiklah. pertama-tama, beritahu aku, siapa namamu."
"jeongin. namaku yang jeongin," ucapnya lugas.
"kalau begitu, yang jeongin," ucap jukyung sambil menatap jam tangannya. malam makin larut dan jukyung tidak mau menjadi tersangka penculikkan anak dibawah umur, "aku tidak peduli tadi kau mengatakan hal sebenarnya atau hanya bualan saja tentang dirimu yang tidak punya rumah. yang pasti, sekarang kau benar-benar harus ikut aku ke kantor polisi."
-
duh, apasi ini? trash ga sih?:((
-
❛ sakikoi 2018 ❜
KAMU SEDANG MEMBACA
❀metaonia、
Fanfictionawalnya jukyung tidak menyangka, jeongin, anak lelaki yang terlihat polos dan lugu itu malah membuat hidupnya yang sebelumnya tenang menjadi dalam masalah besar. warn ; lowercase dan ceritanya bertele-tele. kalo tidak suka, tidak usah baca:) ©sakiko...