[1]

2.6K 278 24
                                    

Update kalo udah mencapai 3 digit vote! Semangat! 💞
***

Jeon Jungkook, siapa yang tidak mengenal dia? Setidaknya butuh lima sampai sepuluh menit untuk menjabarkan siapa itu Jeon Jungkook.

Kebetulan, siang itu, kala burung-burung menari sambil bernyanyi, Sinbi sedang menopang dagunya dengan lengan. Matanya menjelajah, memandangi lorong sekolah yang ramai. Para gadis melompat kecil di depan mading, menunjuk sesuatu yang tertera di sana.

Lagi-lagi, Jeon Jungkook.

"Lihat, Jungkook memenangkan lomba menyanyi kali ini!"

"Dia tampan, aku ingin memilikinya!"

"Tidak! Jeon Jungkook milikku, minggir kau!"

Sinbi menghela napasnya. Nama Jungkook selalu tersematkan di setiap buah bibir para gadis di sekolah ini. Tidak heran. Ketampanannya begitu memukau. Tak ada yang bisa menolaknya. Dan, Sinbi mungkin merasakan hal tersebut merupakan sebuah petaka baginya.

Mungkin tak banyak yang tahu siapa itu Jungkook secara lebih dalam, tapi Sinbi mengetahuinya lebih dari orang-orang. Pemuda Jeon itu ..., bagaimana Sinbi harus menjelaskannya? Hh ...

Tak ingin menyinggung kembali nama Jungkook, Sinbi mengangkat bokongnya, beranjak berdiri, meninggalkan kelas. Kedua tungkainya bergerak lemas; begitu lunglai. Ini hari kesekian Sinbi merasa tidak semangat dengan kata istirahat.

Sampai kapan ia menemukan seragam, sekolah, dan buku pelajaran? Ia ingin berhenti dari rutinitas yang memuakkan ini. Tolong siapa pun keluarkan dia.

"Sinbi, kau mau kemana?" Adalah Umji yang pertama kali menyadari kepergian Sinbi. Gadis Kim itu tengah menyantap bekal siangnya kala itu bersama teman-teman sekelas yang lain. Biasanya Umji akan mengajak Sinbi bergabung, tapi hari ini tidak, entahlah. Sinbi tidak tahu alasannya.

Sinbi berbalik sebentar, mengulas senyum seadanya tatkala menemukan tatapan teman-teman Umji terasa mengintimidasi. Ada apa dengan mereka? Sinbi bertanya, tapi sepenuhnya tidak ingin tahu.

"Aku ingin ke kantin sebentar." Sinbi menatap Umji. Gadis itu meringis sembari mengusap tengkuknya, merasa tidak enak pada Umji karena perhatian Umji memotong kegiatan Umji dengan teman-temannya. "Membeli roti melon."

Sebelum Umji kembali berujar, memperpanjang pembicaraan, Sinbi sudah lebih dulu mengangkat kaki. Apakah Sinbi sudah mengatakan bahwa dia tidak mudah berbaur dengan teman-teman sekelasnya? Jika belum, selamat kalian menemukan fakta ini. Fakta yang sama sekali tidak berguna.

Sinbi membuang napas panjang, memukul kepalanya beberapa kali, merasa bodoh sendiri. Momen tadi terasa konyol. Menjawab cepat dan pergi begitu saja, kemana sopan santunnya? Tapi, persetan dengan itu semua, Sinbi hanya ingin lenyap dari peredaran.

"Bagus, Hwang." Langkah Sinbi lambat laun melamban kemudian terhenti saat menemukan presensi yang tertangkap dalam radarnya. Ialah Jeon Jungkook yang sedang berdiri menyandar di dinding sekolah.

Gaya laki-laki itu begitu keren. Hanya bermodalkan seragam sekolah musim gugur yang dilapisi jas dan mantel serta rambut cokelat yang dibuat serapi mungkin. Jeon Jungkook itu bak model seragam sekolah. Apa ya namanya, Smart kah?

Untuk sebentar Sinbi merasa kagum dengan visual yang dilahirkan Jungkook. Pahatan-pahatannya sempurna. Jungkook diciptakan untuk diagung-agungkan; dipuja-puja.

#2 BROTHER'S GIRLFRIEND [SINBI-JUNGKOOK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang