Part 6

19 3 0
                                    

Hari minggu pun tiba~

Saat ini jam menunjukkan pukul 06.00, aku yg baru saja membuka mata dari tidurku langsung melihat ponsel untuk menunggu chat dari Ryan. Biasanya ketika hari minggu tiba, Ryan selalu chat dan mengajakku untuk jogging, bersepeda, ataupun masak sesuatu dirumahnya. Tapi kali ini, ku lihat ponselku tak ada satupun chat dari dia. Yg ada chat grup yg makin numpuk di ponsel ku.

Ku buka pesan dan mengetik "yan sepedaan yuk, gua gabut nih dirumah" inginku mengirim pesan itu padanya. Tapi apa dayaku yg skrg merasa canggung tuk mengiriminya pesan gara2 masalah kemarin. Akhirnya ku hapus pesan yg ku ketik dan aku menuju jendela kamar. Ku lihat halaman depan dimana tempat Ryan biasanya menungguku untuk berangkat sekolah. Rasanya, aku rindu dengan sikap nya terhadapku sblm bertemu dgn Amanda.

Tak lama kemudian, aku melihat Ryan bersepeda di depan rumahku. Ku kira dia mau berhenti di depan rumahku, ternyata dia berhenti di depan rumah Amanda si tetangga baruku. Karena takut ketahuan, akhirnya aku jongkok sambil mengintip dari jendela kamar. Saat itu ia sedang memencet bel rumah Amanda. Tak lama kemudian, Amanda keluar dari rumah.

"Eh, Ryan udh dateng".

"Iya nda, kamu udh siap?".

"Udh kok, ayo langsung kerumahmu".

"Hehe.. Iya, ayo naik nda".

Aku yg sedang mengintip di jendela rumah berpikir mengapa Ryan ke rumah Amanda untuk menjemputnya dan apa yg akan mereka lakukan di hari minggu. Pikiran itu seakan-akan terus menghantuiku dan berputar memutari pikiranku. Aku tak habis pikir, Ryan sahabatku lebih memilih Amanda si anak baru daripada Aku sahabatnya sendiri.

Sesampainya di rumah Ryan~

"Ini rumahku nda, ayo masuk"

"Wah... Rumahmu besar sekali yan"

"Haha.. Nggak terlalu besar juga kok"

"Aku heran sama kamu yan"

"Kenapa?"

"Kamu punya rumah sebesar ini tapi, kamu berangkat sekolah masih pake sepeda?"

"Iya nda, aku lebih suka naik sepeda biar bisa lebih menikmati perjalanan dan udah kebiasaan juga"

"Oh.. Aku jdi salut sama kamu. Nggak seperti anak2 lain yg suka pake mobil"

"Udah yuk masuk"

"Eh iya"

Diruang tamu~

"Maa... Ada temen aku dateng nih" (panggil ryan)

"Iya yan, suruh masuk aja"

"Ibu kamu mana yan? Kok cuma suaranya aja yg kedengeran?"

"Iya, mamaku lg sibuk sama bisnis online nya tuh di ruang kerja. Jdi ya gitu deh"

"Oh.."

"Ayo langsung ke dapur nda"

"Eh, emang kamu udh beli bahan2 buat bikin pentol yan"

"Udh tenang aja, semua bahan aku udh punya"

"Wah... Hebat kamu yan"

Di dapur~

Mereka pun membuat pentol berdua sambil mendengar musik yg menyala di dapur Ryan.

"Nda, tolong ambilin tepung terigu dong disana"

"Tepung terigu? Oh iya yan"

"Tolong masukin ke wadah ya, biar aku yg aduk"

"Oke"

(Amanda memasukkan tepung ke wadah sambil diaduk oleh Ryan)

"Eh yan"
(Amanda menepuk pundak Ryan dan tak sadar bahwa tangannya terdapat tepung yg menempel)

"Eh nda, bajuku kena tepung semua nih jadinya"

"Haa... Maaf yan, nggak sengaja"

"Sini aku balas kamu"

(Amanda berlari dan Ryan mengejar Amanda, kemudian Amanda tertangkap dari belakang oleh Ryan. Tak sadar, Ryan memeluk Amanda dari belakang)

"Yan?"

"Kena kamu!, sini aku kasih tepung dulu pipimu"

"Pegangnya kekencengan yan, sakit tau"

"Ehhh... Maaf nda, khilaf hehehehe"

Tak lama kemudian, pentol yg mereka buat pun jadi.

"Udh jdi nih, pentolnya. Tinggal kasih ke Felix bsk. Biar dia nggak ngambek lagi".

"Nah, bener tuh yan".

"In Silence"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang