0.1

97 4 1
                                    

04.51

Waktu yang paling nyaman untuk tetap bergelung di dalam selimut. Begitu juga dengan Anne Kim. Gadis blasteran Korea-Kanada yang suka sekali bermalas malasan. Ia masih tetap terkapar di atas kasur king size nya.

Tidak ada yang membangunkannya, karena dirumah tidak ada seorangpun-kecuali pembantu di rumahnya. Biasanya sang mami yang akan membangunkannya untuk mendirikan sholat subuh. Tapi karena mami nya sedang tidak ada dirumah jadi tidak ada yang membangunkannya.

Kringg~ kring~

"Ck, apaan sih" Gadis itu langsung mematikan alarm nya. Anne! Bangun! Kamu mau semua aset kamu mami sita?! . Terbangun, gadis itu tiba tiba dihantui kata kata horor maminya.

Anne langsung bangun tanpa berpikir dua kali. Dia tidak mau kehilangan semua aset kekayaannya. Mengambil air wudhu lalu menunaikan sholat subuh- ya walaupun agak kesiangan.

Gadis itu lalu menyiapkan semua keperluan sekolahnya. Setelah siap ia turun melalui tangga yang berkelok dirumahnya. Anne-gadis itu selalu membawa wajah yang bermalas malasan,juga lempeng datarnya. Walaupun begitu ia tetap terlihat sangat cantik.

"Pagi Nona Kim" sapa ramah bibi Sam, selalu setiap pagi.

"Hm pagi juga" Anne gadis itu menjawab lempeng. Walaupun begitu bibi Sam tetap tersenyum ramah. Dia selalu mengerti kondisi Anne, bahkan dia menganggap Anne sebagai anaknya sendiri.

"Bi, Al udah kesini?"

"Belum Non,biasanya juga dia ikut sarapan di sini kan?"

"Hm, ck lelet" Anne selalu berpikir bahwa Alucard-teman masa kecilnya itu lelet. Tidak berkaca diri

Setelah selesai dengan sarapan pagi nya. Anne segera menyikat gigi nya lagi. Gadis berdarah campuran itu memang sangat menjaga kebersihan. Selesai menyikat giginya Anne bergegas ke halaman depan rumahnya.

Saat didepan lensa cantik itu menatap sosok didepannya dengan pandangan datar. Selalu dia memperlihatkan wajah lempeng nya. Bahkan sahabatnya sendiri sekalipun

"Maaf Ne telat tadi gua--"

"Gausah banyak alasan, buruan" bahkan belum selesai Alucard menjelaskan Anne, dia langsung memotong--dan dengan cepat dirinya berada di depan motor CBR itu,motor Alucard. Alucard mengikutinya dibelakang sambil meringis--sahabatnya terlalu sensitif, begitu pikirnya.

"Ne, lo lagi dateng bulan ya? Galak banget"

"Ck, Al!"

FRIENDSHIT


Sepanjng koridor, mereka berdua Alucard, Anne berjalan berdampingan tanpa memperdulikan tatapan memuja atau membenci. Terutama bagi para wanita mereka memuji ketampanan Alucard. Bagi pria pun sama mereka terpesona akan kecantikan Anne Kim, walaupun selalu menampilkan wajah yang datar, tetapi Anne masih terlihat cantik alami.

Dari sebagian orang yang membenci, itu karena mereka terlihat serasi sekali. Bahkan ada yang membuat rumor bahwa mereka berdua pacaran.

" Haaii Annee! Al!" sapa Athena ramah. Athena ini kebalikan dari Anne dia adalah gadis yang periang juga terbuka dengan semua orang. Anne menatapnya sebentar lalu melengos menuju meja nya.

Alucard dibelakangnya mengikuti, menatap Athena sebentar lalu tersenyum kikuk. Pria itu menuju bangkunya, dia duduk bersama Anne. Tentu saja, itu karena Anne tidak mempunyai satu temanpun--kecuali Al.

Bagi Anne, Al saja sudah cukup. Cukup Al saja yang menjadi temannya. Tempatnya berlindung, bergantung dan saling menjaga.

Al juga paham akan kondisi Anne yang introvert seperti itu. Al lebih tau Anne daripada orang tua Anne sendiri.

"Ne" Al menyikut tangan Anne yang sedang menopang kepalanya-- gadis itu tengah membaca komik. Anne si maniak komik begitu kata Al.

"Hm?" Anne menyahut, tidak peduli

"Ne"

"Hm"

"Ne"

"Hm" lagi lagi tidak peduli. Al kehabisan akal.
"Ne!" Dia merebut komik yang sedang dibaca Anne.

Anne menatap Al bengis. Ngajak berantem, batinnya. Al mengangkat bahunya tidak peduli. Laki laki itu menatap Anne. Netra mereka saling menubruk.

"Lo kapan jadi manusia sih?" Al membeo setelah lamanya mereka bertatapan tapi tidak ada yang berbicara.

"Hm? Kapan yaa??" gadis itu mengetuk ngetuk dahinya dengan satu jari telunjuknya--sok berpikir.

"Kepo" Anne kembali merebut kembali komik yang diambil Al tadi.

Al mendengus kasar, dia lelah terus mengatakan itu kepada Anne. Bukankah manusia perlu bersosialisasi?. Namun Anne, cewe itu tidak pernah bersosialisasi. Bukankah manusia adalah makhluk sosial?

"Lo tahu Al?" Anne berseru, dia menatap Al sebentar lalu kembali membaca komik.

"Bagi gua, lo aja udah cukup" singkat padat dan jelas. Kalimat itu sudah cukup menjelaskan. Al terdiam beberapa saat. Kemudian cowok itu menggam tangan Anne.

"Gua bakal jagain lo" Al menatap Anne serius.

"Gua bakal selalu ada dipihak lo"

Anne tersenyum tipis, tangannya ikut menggenggam tangan Al erat.

"Makasih udah mau jadi sahabat terbaik gua Al" Al tersenyum hangat. Anne selalu bersikap tenang. Mereka saling ada satu sama lain dan saling menguatkan.













FRIENDSHIT


FRIENDSHIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang