0.2

64 5 3
                                    

Konyol.

Al itu definisi manusia yang konyol bagi Anne. Siapa sangka sih kalo Al itu ganteng ganteng tapi konyol? Al itu covernya saja yang cool, tampan dimata semua manusia. Tapi bagi Anne, Al itu konyol.

Sekarang Anne tengah memperhatikan Al yang bersikap seolah bersedih di depan layar laptopnya--cowok itu sedang menonton anime yang cukup mengharukan.

Anne berdecak, Al itu lebay sekali. Anne melanjutkan membaca komiknya, tidak menghiraukan isakan yang dikeluarkan Al.

"Annee huaaa kok gua nangis si kampret!" Al memfokuskan pandangannya pada Anne, tapi cewek itu tidak menanggapi.

Al bangkit dan mengelap ingusnya, melangkah mendekati Anne yang duduk di balkon kamar mengahadap halaman rumah, cewek itu tenggelam dalam dunia komik. Al tiba tiba memeluk leher Anne dari belakang, cewek itu masih tidak merespon.

Al tidak bisa dicuekin gini. Cowok itu lagi lagi merampas komik yang dibaca Anne.

"Ne, gua ga penting ya di hidup lo?" Al berujar dengan suara serak--habis menangis

"Kepo"

"Lebih pentingan komik?" Al menunjukkan komik yang dirmpasnya.

"Lebih penting mana gua sama anime anime lo?" Anne membalas cerdas.

"Arghhh kenapa lo tanya gitu? Jelas gua ga tahu!" Al berucap frustasi.

Konyol.

Anne memandang Al konyol. Kenapa Al sekonyol itu? Sehabis menangis didepan laptop--lalu sekarang Al bertingkah seperti itu.

Anne bangkit--secepat kilat menyambar komiknya lalu menggeplak kepala Al.

"Lo konyol kalo lagi laper!"


Anne menarik tangan Al menuruni anak tangga. Cewek itu mengajak Al. Mengarungi jalanan yang sudah padat oleh manusia--maklum hari libur.

"Kemana sih Ne?" Al berjalan mengikuti Anne.

"Ke tempat makan orang pinggiran" Al berkedip, tidak mengerti apa yang Anne katakan.

"Ke sini" Anne berhenti didepan lesehan.

"Pecel Lele Pak Kemuning?" Al menatap Anne. Cewek itu bilang mau ke tempat makan orang pinggiran? Kenapa dia membawanya kesini? Bukankah tempat ini termasuk lesehan terbesar dikota ini?

"Ayo sarapan disini" Anne menarik tangan Al memasuki lesehan itu.

"Lo mau pesen apa Al?" Anne menatap Al datar.

"Lo tanya kaya gitu? Bukannya disini cuma ada pecel lele?"

"Hah? Masa sih?" Anne bertanya polos.

"Kak mau pesan apa?" sapa ramah pelayan.

"Saya mau pesen---"

"Saya mau tanya disini ga ada kebab ya?" Anne bertanya penuh harap pada pelayan di depannya.

Pelayan itu tersenyum
" Maaf ini kan lesehan pecel lele"

Anne berkedip dua kali.

"Oohh, makanan klasik ya" Anne mengangguk angguk. Al disebelahnya tersenyum kikuk. Bukan temen gua bukan temen gua gerutu Al dalam hati.

"Yaudah makasih, pesen pecel lele aja" Al menganga. Pelayan itu tersenyum.

"Silahkan duduk"

"Ayo Al kita cari tempat duduk"

"Asli Ne, lo bukan temen gua beneran"

"Gua emang bukan temen lo, kan gua istri lo" Anne berucap enteng.

Al menjitak kepala Anne.

"Sakit Al!"

"Lo sinting" Al tidak peduli.

"Ish! Kok ga ada kursinya? Al tolong cariin kursi sana" Anne menggembungkan pipi nya--menggemaskan.
Al menggeleng gelengkan kepalanya. Anne menggemaskan tapi kadang tolol. Otaknya hilang dimakan ghoul.

"Manusia tolol kalempol, inikan lesehan ya mana ada kursi sih Ne?"

"Kok gitu? Padahal ini termasuk restoran besar loh, masa ga ada kursinya sih? Kalo digrebek masa gimana ya? Mereka juga kok tenang tenang aja makan ga ada kursinya mejanya juga kok pendek?"

"Ne, lo gila! gila! gila! manusia yang paling konyol dimuka bumi" Al memegang tulang hidungnya pusing.

"Al lo pusing?"

"Engga, gua cuma mendadak keinget kalo lo bukan manusia"

Anne nyengir, menampakkan gingsulnya. Manis sekali. Al menatap Anne miris. Cantik cantik konyol.

"Udah lah Ne kuy duduk" Al menarik tangan Anne supaya cewek itu duduk di sebelahnya.

Mereka berdua terdiam. Anne membaca komik, sedangkan Al bermain Mobile Legend.

"Alucard mainnya sama Alucard, miris" Anne membeo, melirik Al sekilas. Al mendecih

"Bodo yang penting sama sama ganteng"  Anne mendecih. Al melirik Anne sekilas--tidak terima.

"Ayo gua tantang lo Ne! Sini one by one sama gua!"

Anne tersenyum miring. Enemy has been slain! Dia menatap Al miring.

" Paling lo...defeat" suara defeat di ponsel Al bebarengan dengan perkataan Anne.

Anne masih mempertahankan wajah meremehkan.

"Kalah! Kalah! Kalah!" Anne meledek. Al mendecih, lalu Al menyentil mulut Anne. Anne berkedip dua kali. Bibirnya berdenyut denyut. Al menyentilnya terlalu keras.

Anne memegang bibirnya--sakit sekali, sentilan yang Al beri membuat bibirnya merasakan sensasi panas. Al panik dia merasa bersalah. Dengan sigap Al menangkup pipi Anne lalu mengusap usap bibir Anne dengan lembut dengan sesekali meniupnya.

Posisi mereka ambigu. Pelayan yang mengantarkan makanan mereka melongo tak percaya dengan pemuda pemudi didepannya.

"Dek asraghfirullah ini restoran, kalo mau kaya gituan dirumah aja!"

Mereka berdua memang sama sama konyol.






FRIENDSHIT










Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FRIENDSHIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang