Part 1- Arina Ayana

21 3 6
                                    

Tok tok tok... Bangun rin.

Iya ma. Ini Arin bangun.

Pagi hari yang cerah pada hari senin. Hari senin. Kalian pasti tidak asing dengan kata hari senin. Hari senin yang berhubungan dengan kata ' Upacara'.

Yah, kebanyakan siswa paling malas kalau adanya upacara. Karena saat upacara pasti akan berdiri lama di laapngan yang luas serta panas matahari yang membara.

" Ma, Arin berangkat dulu ya ma. Assalamualaikum. " ucap seorang gadis di depan pintu rumahnya.

ΔΔΔΔΔ

Jam 07.15

Keadaan sekolah Tunas Bangsa saat ini sudah ramai. Karena akan diadakan upacara jadi jam masuknya dipercepat 10 menit.

" Pagi gengs "
ucap Arin saat baru memasuki kelasnya.

Teman-teman kelasnya sudah biasa mendengar suara merdu Arin setiap pagi.

Perlu diketahui Arin setiap pagi memasuki kelas pasti akan berkata Selamat Pagi.

Arin termasuk orang yang punya banyak teman. Karna Arin orang yang suka berteman dengn siapa pun.

" Rin, lo bawa topi kan? " tanya Bella.

Bella Safira. Teman sebangku Arin. Bella dan Arin sudah berteman sejak SD.

" Bawa dong bel. "
ucap Arin dengan senyum manisnya.

Tettt..... Tetttt.... Tettttt....

Suara bel berbunyi.

Arin dan Bella pun pergi ke lapaangan untuk upacara.

ΔΔΔΔΔ

Duh, panas banget.

Arin sedari tadi tak henti-henti menggerutu karna cuaca cerah hari ini. Sedari tadi juga Arin sudah berkeringat.

" Rin, jangan gerak mulu." protes Bella.

Bella baris tepat dibelakang Arin. Sedari tadi ia melihat Arin yang terus bergerak-gerak.

" Panas kali mbel. Gak kuat dedeq". Ucap Arin.

Terik panas matahari pun seakan semakin membakar tubuh Arin.

Beberapa saat kemudian, Arin mulai merasakan sakit di perutnya serta kepala agak pusing. Ia berusaha mengacuhkan rasa sakit itu. Tapi seaakan tak mau kalah, malah sakit perutnya bertambah.

" Bel, perut gue sakit banget. Gak kuat gue. Anterin uks, bel. " lirih Arin.

Bella yang melihat muka pucat Arin pun dengan cepat mengngukkan kepalanya.

Tapi saat baru selangkah menuju uks, Arin sudah pingsan. Seketika perhatian tertuju kepada Arin yang pingsan.

" Biar gue aja yang gendong"
Ucap seorang lelaki yang tiba-tiba muncul di tengah perhatian.

Lelaki tadi menggendong Arin cepat menuju uks.

Kenapa pingsan sih, Rin? Gak mungkin dia blum sarapan

Sesampainya di uks, lelaki tadi menurunkan Arin dengan sangat hati-hati.

Setelah Arin sudah di letakkan di tempat tidur, datanglah seorang suster untuk memeriksanya.

" Dia cuman kena dehidrasi karena kepanasan. Tapi dia sudah sarapan kan, Dit? " tanya suster kepada Radit.

" Setahu saya, Arin selalu sarapan sus. " jawab Radit kepada suster.

ArinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang