02- Maaf

60 6 0
                                    

BRIAN POV

Ku pikir hari ini akan menjadi lebih baik dari yang kemarin, ternyata aku salah. Aku lupa kalau hari ini dijadwalkan ujian kimia. Semua ini karna adikku, jika saja tadi malam tidak ikut menonton bola, aku pasti dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terletak di kertas ujian. Tapi sekarang bagaimana? Apa yang harus aku lakukan? Andai saja ada mesin waktu, ingin rasanya aku ulang kembali waktu nya. Batin Brian.

"Ayo kumpulkan kertas ujian kalian, waktu sudah habis. Selesai atau tidak selesai kumpulkan." Perintah Pak guru.

"Tta-tapi pak, saya-"

"Saya kembali tegaskan, selesai atau tidak selesai. KUMPULKAN!" tegas Pak guru dengan pukulan tongkat ke arah meja.

Mau atau tidak mau Brian harus mengumpulkan kertas ujiannya. Setelah itu ia pergi keluar kelas dan menumpah kekesalannya.

"Arrggghh"

"Woy, kenapa lu?" tanya Arzan yang sedang berjalab bersama Kaindra sambil menghampiri Brian yang sedari tadi berjalab sendiri menuju kantin.

Brian tidak menggubris pertanyaan Arxan, ia hanya terus bergumam.

Lalu mereka berjalab seiringan menuju kantin. Arzan dan Kaindra kebingungan ada apa dengan anak itu. Lalu Arzan mendapatkan ide agar pertanyaannya itu di jawab.

Arzan berjalan ke arah depan untuk memberhentikan jalan Brian. "Arghhh, siapa sih ini?" keluh Brian. Lalu ia mendongak sambil mengelus kepala nya itu.

"Makanya jawab pertanyaan gue." tanya Arzan dengan tangannya berdekap di depan dadanya.

"Kamu nanya apa?" ucap Brian kebingungan.

Arzan menggelengkan kepala."Aishh, lo mikirin apaan si? astaga."

"Tadi lo kenapa? muka lo kusut banget pas selesai ujian. Kaya orang frustasi." lanjut Arzan.

"Iya memang. Aku gak bisa jawab pertanyaan di ujian tadi, gara-gara tadi malam harusnya belajar malah begadang bareng adik aku nonton bola." jelas Brian sedih.

"Elah gitu doang? Kita juga gak di jawab semua kok, Cuma jawab yang anggap kita bisa aja hehe." ucap Kaindra sambil menggaruk tengukuknya.

"Ohiya, btw kemarin lo nunggu siapa? terus pulang sama siapa?" tanya Kaindra dengan menatap wajah Brian serius.

Brian menoleh ke arah Kaindra penuh tanya
ini orang kenapa dah? Peduli amat sama aku? tapi manis sih,kalo di liat-liat. Batin Brian.

Brian memalingkan wajahnya. "Dih kok kepo sih? terus kalo aku kasih tau dapet apa?"

"Dapetin hati kamulah." Goda Kaindra.

BLUSHH
Mendengar hal itu Brian tersipu malu dan sekarang wajahnya seperti tomat. Kaindra dan Arzan yang memperhatikan wajahnya hanya terkekeh.

Sesampainya di kantin, mereka melihat Chandra dengan perempuan sedang duduk berhadapan dan kelihatannya sedang membicarakan hal serius.

"EH GILA SI CHANDRA UDAH PUNYA DOI BARU LAGI COY!" Teriak Arzan, sontak Kaindra dan Brian langsung melihat ke arah Chandra yang merasa dirinya terpanggol pun menoleh ke arah Arzan, Kaindra dan Brian.

Tidak hanya mereka, penghuni kantin pun yang tadinya menyantap makanannya namun sekarang tertuju pada Chandra dan perempuan itu.

Tetapi tidak lama ia langsung memutuskan sepihak dan mencoba fokus kepada perempuan yang duduk di hadapannya.

"Kesana yuk!" Ajak Arzan. Arzan yang hendak berjalan langsung di tarik kerah baju bagian belakangnya oleh Kaindra.

"Udah lu gak udah kesana, nanti yang ada kita malah ganggu mereka. Lo ga liat apa kalo mereka lagi serius? mendingan ke meja lain aja." Ucap Kaindra lalu menggandeng tangan Brian.

"Lo juga ikut ya." Lanjut Kaindra. Brian yang mendapat perlakuan seperti itu hanya tersenyum simpul.

Kemudian mereka makan dan berbicang-bincang, tak lama terlihat Chandra menghampiri mereka.

"Woy bro, gimana udah selesai urusannya? kayanya gue mencium bau kebahagiannya nih. pajak jadian dong." seru Arzan

Chandra hanya diam saja dan tersenyum miring.

lalu Kaindra membuka mulut. "Eh, masih inget kita ya? gue kira udah lupa. Giliran udah sama cewek lupa sama kita, segitu pentingnya? sampe tadi ke kantin gak ngajak. Malah pergi duluan. Haha." Sindir Kaindra dengan di akhiri tawaan mengejek.

"Btw, itu anak ngapain disini?" tanya Chandra dengan mengabaikan ucapan Kaindra.

"Hai, gue nanya ke lo. Chandra Alvaro. Jawab lah." ketus Kaindra.

"Serius amat idup lo, Kai. Udah napa ribut mulu,pusing gua." seru Arzan.
"Oiya, tadi ini anak sendirian jalan ke kantin, kebetulan gua sama Kai juga mau ke kantin, jadi kita ajak aja. Kenapa emang?" lanjutnya.

"Peduli amat kalian sama anak ini, kan dia yang udah bikin gua masuk BK." ucap Chandra dengan memasang wajah tidak suka

"Yaud-" ucapan Kaindra terpotong karena tiba-tiba Brian berdiri dari tempat duduknya.

"Maaf kalo keberadaanku menganggu kalian disini, dan kemarin aku juga minta maaf. Aku ga sengaja ngelaporin kamu, aku minta maaf. Btw, makasih ya kalian yang udah nemenin aku makan di kantin." Setelah berbicara seperti itu Brian pergi meninggalkan mereka di tempat.

"Brian, mau kemana? Brian! Brian! Woy!" Teriak kaindra tetapi tidak di tanggapi Brian.

You're My Destiny [CHANBAEK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang