(1)Sakitku

1 2 0
                                    

Kadang aku berpikir, apa langkah selanjutnya setelah ini semua? Melangkah menjauhimu? Mengorbankan salah satu pihak keluarga tersakiti? Atau membiarkan seluruh kenyataan mengalir layaknya air sungai?

Jujur, disini aku yang paling tersakiti. Mungkin dengan tampang dan segala kelebihan yang ada, kamu dengan mudahnya mencari pelampiasan atau penggantiku. Tapi aku? Apa yang bisa kulakukan dengan semua keterbatasanku? Apa iya ada orang yang mau menerimaku selain dirimu? Kepercayaan diriku mengatakan tidak pada hal itu. Kamu sempurna bahkan kadang aku tidak percaya bahwa kita memiliki rasa yang saling berkaitan. Layaknya si itik buruk rupa yang ingin berbagi rasa dengan si pangeran tampan.

Kadang tatapanmu mengisyaratkan agar aku tetap percaya pada semua kelebihanku dan menghiraukan seluruh kelemahanku. Secara tak langsung kamu memberi semangat lewat tatapan tajammu. Ya aku tau semua itu, tapi rasa takutku tetap menang melawan semuanya. Bahkan tatapan semangat dari orang penting sepertimu. Apa iya ada orang lain yang akan memberi tatapan tersirat seperti milikmu?

Yang hanya ku percayai adalah kamu pria baik yang akan selalu memberi aura positif bagi orang terkasih disekitar mu. Selain itu tak ada yang ku percayai. Memang kamu hanya diam saat disampingku. Tapi aku merasakan bahwa banyak sekali yang kamu sampaikan dari tatapan tajammu. Salah satunya cinta. Itu salah satu alasanku untuk tetap mempertahankan perasaanku. Dan hal itu juga yang membuat perasaan ini tumbuh mengakar dan sulit di hilangkan.

Tapi apa? Semua ini hanya sebatas sampai itu saja. Tak lebih. Tak kurang. Dan pastinya menyakitkan. Seperti awalnya, kamu dan aku tak akan menjadi 'kita'. Memang cinta ini bersautan tapi tak akan mengubah hubungan.

Tembok penghadang itu semakin lama semakin meninggi dan melebar. Menutup semua kemungkinan yang ada. Menghilangkan setitik harapan yang tumbuh. Menghapus seluruh kenangan yang berarti.

Kamu bagaikan mimpi yang sekejap dan tak terlupakan. Tetapi tak kunjung menjadi kenyataan. Kapan kamu datang lalu mengenggam tanganku dan berbisik bahwa seluruhnya akan berjalan baik-baik saja?

Dan kapan kita akan menjadi 2 orang yang sama tanpa ada kesedihan disalah satu pihak keluarga? Aku ingin itu kamu. Kamu yang melakukan semuanya. Agar kelak ada cerita perjuangan seorang kepala keluarga yang dapat dikenang oleh sebuah keluarga kecil.

(11) November 2018

KenyataanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang