Memikirkanmu saat ini menjadi salah satu kebiasaan ku. Lebih tepatnya kegiatan harian. Kamu mungkin disana hanya bisa berusaha melupa, menghindar, dan menepis semua perasaan yang ada. Tapi aku?
Bahkan kadang aku melihat kamu tertawa dengan yang lain berusaha membahagiakan diri. Melepaskan semua beban tentang kita. Walaupun tidak seutuhnya kita.
Kebiasaanku ini beberapa saat tertentu bisa menjadi senjata yang dapat membunuhku sendiri. Lelah, pasti. Tapi apa yang harus kulakukan lagi? Melupakanmu? Tak mungkin. Di setiap hari kamu selalu menampakkan wajah yang selalu terbayang dibenak. Semua tentangmu terlalu banyak menyakitkan hati. Merusak hari. Bahkan melelahan tubuh.
Wkwkw, betapa lucu dan miris kehidupan ini. Disana banyak sekali yang hidup dengan mudah. Tanpa hambatan. Tanpa beban. Tapi kita? Teruji dengan seluruh rintangan. Tersakiti oleh banyak ranjau. Terbakar dengan panasnya api yang membara. Lalu apa yang harus kulakukan dengan hati ini? Kubiarkan teriris? Atau mati rasa sendiri?
Ya, aku yakin kamu tak memiliki jalan keluar. Bagi hubungan kita saja sudah terhambat, apalagi tentang hati yang terluka saat ini. Nyata sekali bahwa ini adalah imbas dari kerasnya pemikiran yang memaksakan kehendak untuk tetap bertahan dengan semuanya.
Urusan hati saat ini tidaklah terlalu penting. Yang paling penting bagaimana kita sekarang menghadapi rintangan yang melintang menjadi tembok besar penghadang antara kita.
Lupakan hati. Kita bermain di atas penderitaan bukan di atas batin. Iya batin memang, tetapi batin yang tersiksa. Kupikir sekarang, kamu tak perlu memikirkan semuanya. Biarlah semua mengalir layaknya air sungai. Urusan hati tinggal kita sendiri yang pintar mengobati. Tapi sepintar apapun kita, apakah luka ini akan tersembuhkan?
(13) November 2018
![](https://img.wattpad.com/cover/167155879-288-k895289.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenyataan
RomanceTeruntuk kamu, seorang yang Kudamba dalam diam. Tersembunyi didalam doa. Dan tersirat dalam kenangan.