"Kirana....!!, ayo bangun ini sudah siang! Kau itu seorang gadis, dan seorang gadis pamali jika terus-terusan seperti ini!" bentak ibu sambil memukuli Kirana dengan bantal yang telah beranjak dari tempat tidur putrinya itu.
Seperti biasa Ibu selalu membangunkan gadis yang satu ini dengan harus berteriak-teriak ria di pagi hari. Itu karena Kirana termasuk gadis pemalas dan suka molor. Dia bisa tidur berjam-jam jika sedang hari libur seperti ini. Tidur mungkin menjadi hobi Kirana atau tradisi yang wajib ia laksanakan setiap hari.
"hmm.....Ibu pagi-pagi sudah marah-marah aja, apakah ibu tidak capek seperti itu terus?"
"bagaimana Ibu tidak marah-marah terus sama kamu, kalau kamunya saja tidak pernah bangun tepat waktu dan tak pernah membantu Ibu di pagi hari seperti ini!".
Kirana hanya bisa mendengus kesal, namun dalam hatinya dia juga kasian terhadap Ibunya yang sendiri itu. Sebagai single mother Bu Rena harus bekerja sendiri untuk kedua anaknya. Meski anak pertamanya juga bekerja sampingan, tapi dia tak mau merepotkan putri sulungnya itu.
Setiap pagi Bu Rena selalu membuat kue dan diantarkan ke warung sekitar rumah mereka. Bu Rena kadang juga membuat nasi uduk dan beberapa gorengan. Selain sebagai pedagang, ia juga bekerja sebagai pelayan di salah satu toko buku.
Kehidupan bersama anak-anaknya diselimuti kesederhanaan dan kebahagiaan meski hidup dalam hasil yang pas-pasan. Beruntung Kirana dan kakaknya memperoleh beasiswa dari pemerintah karena mereka anak cerdas dan pintar. Hal tersebut pastinya meringankan beban sang Ibu yang berjuang sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wound Healer
Teen FictionKisah tentang pengorbanan yang mengalah demi seseorang yang berharga. Cinta tak harus memiliki, cinta tak perlu menyatakan, hanya dengan melihatmu bahagia dalam diam itu sudah cukup bagiku... _________________________________ Kirana puspita adalah...