//PROLOG//

5.5K 171 27
                                    

Tringggg!!!

Suara bel istirahat pertama, menggema seantero sekolah.

Suara yang selalu ditunggu bunyinya, kini mengalihkan para siswa dan siswi yang sibuk memperhatikan guru, untuk bersiap menuju kantin.

Lorong sekolah dipenuhi para siswa dan siswi yang berlarian memecah lautan manusia.Mereka ada yang berbelok ke kanan untuk ke mushola dan ada yang berbelok ke kiri untuk ke kantin, dan ada juga yang tetap lurus untuk ke warung luar sekolah. 

••••~

Kantin sudah dipenuhi lautan manusia yang kelaparan. Terlihat dari kejauhan seperti lautan zombi. Lauk-pauk renyap sudah,para siswa dan siswi membuat kebisingan dengan suara teriakan khas pembeli 'saya dulu bu'. Padatnya kantin membuat mereka yang enggan berdesak-desakan keluar dari riuk piuk lautan manusia. Dan memilih untuk memakannya diluar kantin.

Siswa dan siswi berlalu lalang disetiap sudut sekolah.

Lapangan utama sudah dipenuhi para siswa yang malas berkerumun dikantin. Mereka ada yang bermain futsal ada juga yang bermain basket dan ada juga yang bersorak.

Suara sorakan terdengar nyaring ditelinga,mengalihkan pandangan siswa-siswi yang berlalu lalang.

“GOLLL!!!”

Teriakan kenceng itu menggema, suara yang berasal dari segerombolan anak laki-laki yang asik memperhatikan temannya yang sedang one by one dengan kapten basket itu membuat orang refleks menoleh kearah lapangan.

Naksa Aglerya Davindra, laki-laki berkaos polos hitam yang dibaluti seragam putih itu kini sudah basah kuyup, karna teriknya matahari hari ini membuatnya berkeringat lebih banyak dari biasanya.

Sudut bibirnya terangkat ketika melihat wajah kesal lawannya, saat ia berhasil membobol gawangnya.

Dari kejauhan Adinda Naira Zehra sedang memperhatikan keduanya. ia masih sibuk mengunyah makanannya.

Mata elang mereka beradu ketika peluit ditiup, membuat Adinda menyipitkan matanya, memperhatikan pertandingan sengit antara kapten futsal dan kapten basket, ia terus memperhatikan setiap langkah keduanya.

Saat Adinda berdiri tepat didepan pintu lapangan, tiba-tiba Bola tanpa permisi mengenai kepalanya.

Bruk!!

Bola melambung jauh keluar lapangan, dan mengenai kepala Adinda yang sedang sibuk memperhatikan mereka dari kejauhan.

Semua mata sontak kaget melihatnya.
Mereka yang berlalu-lalang tercekat langkahnya.mereka melangkah mundur untuk berjaga-jaga jika singa tidur ini bangun dan mengamuk.

Sorakan tidak lagi terdengar, keheningan menciptakan hawa yang mencekam.membuat siapapun yang berada disana bergidik ngeri, membayangkan singa padang pasir itu mengamuk.

Adinda duduk tersungkur sambil memandang sandwich dan beralih menatap bola yang tadi mengenai kepalanya. Wajahnya merah padam. Semua mata tertuju padanya, hawa mencengkam sangat terasa. Agler berlari keluar lapangan, untuk melihat kondisi korban tendangan mautnya. Wajahnya pucat pasi, nyalinya menciut ketika mata mereka bertemu dan saling tatap.

Agler memberanikan diri untuk membantu Adinda yang terlihat menahan amarahnya. Dadanya berdegup kencang, keringat hangatnya berubah menjadi dingin.

“Lo engga papa?” Tanya Agler menelan salivanya, matanya menatap Adinda yang terus menatapnya.

Sial! Mati gua,batinnya menggerutu.

Adinda terus menatap lekat mata Agler,hingga tak terasa cucuran darah mengalir dari hidungnya membuat rok abu-abunya kotor.

KETOS VS KETUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang