PENGGODA

11 1 0
                                    


"Ya mana bisa begitu Choya~? Kau tega meninggalkanku sendiri?"

"mian hehe, aku masih ingin ikut ronde kedua jebaal. Mumpung aku tidak terlalu mabukk."

"ashh arraseo! Jika kau pulang di jam satu keatas hubungi aku."

kau berjalan keluar restoran setelah Choya kembali masuk bersiap-siap ke karaoke dengan geng reuninya.

Duk!
Kau menyumpahi dalam hati siapa yang berani menghadang jalanmu saat ini.

"mwo?" kau menghela napas kasar setelah melihat pemilik dada bidang itu adalah Park-sialan-Jimin.

"Ikut aku." Cih, lihat siapa ini yang sedang menggandengku sekarang?

"aku harus membeli sabun cuci tangan yang banyak karna hal ini."

kau mengibaskan pergelangan tanganmu jijik setelah Jimin menghentikan langkahnya di gang sempit yang sepi nan gelap.

"tidak bisakah kau bersikap normal padaku?"

"heol! Aku sudah bersikap normal. Senormal apalagi yang kau mau?"

"kenapa kau sangat membeciku."

"aku semakin menyesal pernah memiliki hubungan denganmu setelah mendengar apa yang baru saja kau tanyakan."

"apa kau masih sakit hati karna kejadian itu?"
SHIT!

"Hey, Park-Sialan-Jimin. Aku kasihan kepada ibuku yang telah mengurusku dengan baik, lalu kau yang bukan apa-apa malah merendahkanku dengan sikap psikopatmu dulu. Ingatlah bahwa kejadian itu tak akan pernah hilang. Tak! A-akan! Kecuali setelah aku berhasil membalas dendamku padamu."

"kau sungguh arogan Y/N."

"dan kau tidak akan rugi karna hal itu."

Tring~
Jimin mengerutkan keningnya saat melihatmu mengulum senyum saat kau menempelkan ponselmu ditelinga.

'arra, aku akan ke halte sekarang. Tunggu aku.'

kau mendatarkan bibirmu lagi dan menatap tajam kearah Jimin sebentar lalu pergi menuju halte untuk menemui seseorang yang sukses membuat Jimin tiba-tiba penasaran padamu.

***

"Joonie~." kau berhambur memeluku saat berhasil menemukannya ditengah kerumunan orang.

"serindukah ini padaku?" kau terkekeh melepas pelukan dan mendongak sayu menatapnya.

"aku ingin makan denganmu~"  Joonie menarik-narik pipimu gemas.

"rasanya ingin memakan pipi bulatmu sekarang."

kau memajukan bibirmu kesal yang dibalasnya dengan kekehan tertahan.
Tanpa kau sadari Jimin melihat interaksimu dengan Joonie.

"Penggoda sekali."

BURST (pjm)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang