REUNI

20 2 1
                                    

Semenjak insiden seminggu yang lalu, kau memutuskan untuk keluar dari kantormu. menjadi pekerja paruh waktu lebih baik dibanding menjadi bawahan seorang Park Jimin.

"Kau sedang melamunkan apa?" Park Choya, teman sekontrakanmu. Dengan rambut yang masih diroll, piyama motif kucing, satu kaki dinaikkan disofa sambil menyantap popcorn yang dibawanya.

"Tidak. Aku sangat lelah. Haaah." Kau beringsut seperti belut dari posisi duduk disofa menjadi turun dilantai.

"Lihatlah kelakuanmu itu. Mana ada pria yang mau dengan wanita aneh sepertimu." Kau menendang lutunya keras.

"Berikan aku, popcornmu."
"Ani, kau harus diet. Olahragalaah, jika kau olahraga stressmu akan hilang. Jika stressmu hilang kau tidak akan makan banyak. Jika kau tidak makan banyak kau akan cantik. Jik-"

"Ka kau diam kau lebih cantik." bagus, skakmat Choya-ssi.

***

Reuni SMA? Memuakkan. Itu artinya..

"Park Jimin, kau sudah datang rupanya." Park Choya,, Bedebah satu ini.

"Apakah sangat lama?" Kau enggan menatapnya dan memilih bersender disofa memainkan ponselmu.

"Waee, kau kan sudah sukses jadi wajar kalau kita sering menunggu lama untukmu kkkk~" tidak. Aku tidak ikut tertawa.

Park Choya menyenggol bahuku.
'Lihatlah dia semakin tampan. Kau tidak menyesal?'

Buk, aku menendang sikutnya keras membuat yang lain menoleh kearahmu.

"Mwo? Mau mati? Tatapan kalian menyeramkan."

"Aiguh, kenapa kau berubah menjadi ketus seperti ini, Y/N-ah. Apakah  Choya sering membuatmu tertekan dirumah?" Choya melebarkan matanya.

"Ya, Y/N malah bahagia karna tinggal bersamaku., lihatah dia sekarang semakin berisi. Kau mau mati juga he?"

"Haha Memangnya kita baru kenal dengan teman sekelas kita? Kita tau jelas jika dia stress dia akan makan banyak." Kau bangkit menatap Jung Il percaya diri.

"Aku kaya jadi makan banyak, kenapa?"

"Aah, benar. Walaupun kau gemuk kau tetap cantik dimataku kok kkk~" kau tersenyum mengibaskan rambutmu direspon jijik oleh Choya yang disebelahnya.

"Ah kita melupakan Jimin yang sudah sukses."

"Mwoya, jangan terlalu berlebihan." Jimin dengan smile-eyes andalannya.

"Geundae, park jimin."

"Ye?"

"Kau sudah punya calon tidak?"

"Ani. Aku sedang malas berkencan."

"Geuraee, aku tau kau belum bisa move on dari Y/N." Dia tersenyum paksa ditengah tertawa kepuasan mereka.

"bahkan aku tidak mau jadi objek ketidak bisanya dia untuk move on."

BURST (pjm)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang