Hyunjin berjalan menghampiri yang lainnya dengan perasaan kacau. Ia memikirkan hal yang tidak-tidak akan terjadi pada adik kesayangannya.
"Jeongin.. Jeongin.." gumamnya pelan. Woojin menoleh kearah jam 7 dan melihat Hyunjin yang berjalan lambat.
"Hyunjin noh, ayo dah berangkat." ia langsung berdiri dan menggendong tas gunungnya.
"Hoel buruan jalannya!" teriak Felix dari tempat semula. Yang lain sudah berdiri dan bersiap-siap.
"Lho? Jeongin mana?" tanya Guanlin saat Hyunjin hampir sampai. Semua reflek menoleh kearah Hyunjin.
"G-gue gak tau," pandangan Hyunjin terlihat kosong.
"Lo tinggalin dimana anak orang?" tanya Felix sembarang, sifat yang satu ini kenapa harus muncul disaat yang tidak tepat?
"Plis lo jangan kambuh dulu Lix~" Woojin terdengar seperti merengek pada Felix. Guanlin menghampiri Hyunjin dan menepuk pelan bahunya.
"Ada apa? Cerita sama kita," namun Hyunjin hanya menggeleng.
"Oke sekarang tenangin diri lo dulu, baru ntar cerita." sambil menyodorkan botol minuman padanya.
"Sepanjang tali ini banyak notenya," Jisung membacakan satu persatu note yang tertera diatas tali.
"Lo malah buang-buang waktu, buruan ntar kita ketinggalan jauh elah." Changbin menarik pergelangan tangan Jisung dan langsung mempercepat langkahnya.
20 menit berlalu...
"Ini, udah gak ada notenya lagi?" ucap Jisung. Ternyata ia masih saja sempat memperhatikan note sedari tadi. Changbin hanya menghela napas dan menggelengkan kepalanya, tak habis pikir.
Semuanya sedang beristirahat sambil menunggu kedua temannya disisi jalan.
"Jadi, Jeongin ilang pas dia lagi buang air kecil dan lo tinggalin dia sebentar?" tanya Woojin. Hyunjin mengangguk.
"Gue gak tau kenapa dia bisa ilang, padahal kita kan gak ganjil."
"Apa ini ada kaitan sama perginya Jinyoung?" gumam Felix yang tertunduk. Dan semua mata tertuju padanya.
"Iya gak sih?" lanjutnya seraya menatap kearah teman-temannya.
"Dia emang agak aneh semenjak kecelakaan itu, gampang baper tau dah kenapa?" kata Woojin masa bodo.
"Iya. Kalo ada Jeongin, pasti dia males gabung karna tau sendirilah sikap Jeongin yang kekanakan dan bawel." jelas Guanlin.
"Gue curiga, soalnya tadi Jinyoung jalan ke arah yang sama dengan kalian." ucap Woojin.
"Kalo sampe adek gue kenapa-napa, gue bakal abisin dia dengan tangan gue sendiri." geram Hyunjin menatap kedepan dengan tatapan kosongnya sambil mengepalkan buku-buku tangannya.
"Udah, kita kan gak tau yang sebenernya terjadi gimana. Dan juga jangan asal tuduh, belum tentu pelakunya dia." Guanlin mencoba meredam emosi Hyunjin.
"Talinya berhenti nyampe si–" Jisung menatap sambil berjalan menghampiri tali yang mengikat pohon didepannya.
"–ni. Eh itu temen-temen!" lanjutnya sambil menatap kedepan dan ia menemukan yang lainnya. Tanpa basa-basi Jisung langsung berlari kearah mereka. Sedangkan Changbin hanya memutar bola matanya dan berjalan santai.
"Oy!!" pekik Jisung yang hampir sampai.
"Nah, akhirnya lo pada nyampe juga." Woojin berdiri ketika mendengar suara pekikan yang khas, tak lain dan tak bukan itu milik Han Ji Sung.
"Sori kalo kita lama, tadi ni anak nih segala dibacain satu-satu isi note dari kalian." toyor Changbin pada teman yang berada disebelahnya.
"A–ah, ya abis lo tau sendiri gue orangnya penasaran." Jisung memegangi kepalanya.
"Hyunjin, btw lo kenapa?" tanya Changbin heran. Karna mimik wajahnya terlihat cemas.
"Ntar gue jelasin dijalan. Jan tanya dia dulu," ucap Guanlin yang lalu merangkul pundak Hyunjin. Changbin mengiyakan.
"Hmmptt."
-tbc-
oh! siapa gerangan?
.
nooo book ini terlantar, aku gak ada mood lanjutin frinz :((( ini juga ngabisin draf aja huhuhu, maybe sewaktu-waktu akan ku lanjutkan, makasih banyak buat semua dukungannya ><With love, leedarkbin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanesce
Mystery / Thriller[ON HOLD] #55 in thiller delapan anak laki-laki yang ingin memecah sebuah mitos, tetapi malah membawa petaka. ➖ ©2018, leedarkbin