5 - know

870 165 4
                                    

28-06-2010

Pagi kawan, bagaimana kabarmu?

Sudah cukup lama kita tak bertemu bukan?

Mungkin, 2 tahun?

Ya, seingatku. Setidaknya memori ini masih berjalan.

Yukhei-ya,

Sudahkah kau menjaga Jaehyun?

Bagaimana kabarnya?

Apa ia baik-baik saja?

Bagaimana ia saat ini?

Apakah lesung pipi manisnya masih terbentuk di wajahnya?

Atau mungkin ia bertambah manis saat ini?

Aku terus mengiriminya surat, entah kenapa.

Aku hanya ingin ia tahu bahwa aku "ada"

Itu bukan sebuah dosa kan?

Yukhei,

Kau adalah orang hebat.

Kau adalah keajaiban yang datang pada hidupku, lebih dari bintang yang bersinar.

Kau membawa kebahagiaan besar dalam hidupku.

Dan semua yang telah kau lakukan sangat berharga bagiku.

Sangat berarti, dan hingga kapanpun tak dapat kubalas.

Maafkan aku,

Aku tak bisa bersamamu, entah kapan aku akan menemuimu.

Yukhei,

Jaga dirimu,

Aku berjanji akan menemuimu.

Aku berjanji akan membuatmu mengerti mengapa aku menghilang darimu.

Maafkan aku sekali lagi,

Namun aku harus menitipkan Jae padamu.

-TY.

"Itu surat terakhir darinya, setidaknya aku hanya dikirimi surat setahun sekali, ia hanya terus meminta maaf padaku,"

Lucas kembali duduk di kursinya, menatap Jaehyun dan Mark dalam. Tatapannya semakin nanar ketika menatap surat itu, sepertinya benar-benar berarti untuknya. Entah memori apa yang muncul ketika ia mengingat namanya.

"Ia memanggilmu, Yukhei?" tanya Mark heran. 

"Ya, ia selalu memanggilku dengan nama itu, ia adalah temanku sejak kecil. Yukhei adalah nama asliku. Ia juga tak terlalu menyukai nama Lucas. Ia bilang kalau nama itu terlalu asing dan sulit untuk dilafalkan dengan benar," jawabnya, tertawa kecil ke arah kedua lelaki itu.

Jaehyun hanya terdiam, membayangkan senyumnya ketika bertemu dengan Lucas, tawanya setiap memanggil nama Lucas, dan wajah sebalnya ketika menyebut nama itu. Entah apa yang membuatnya memikirkan hal itu, namun ia hanya tersenyum untuk sekadar ingin mengetahui hal itu.

"Maaf manager, jika kami mengganggu waktumu," jelas Jaehyun, menunduk ke arah sang manager.

"Tak apa Jae, ini adalah hakmu untuk menanyakan semua ini. Kau jelas sangat berhak," jawabnya, tersenyum kecil ke arah Jaehyun. Ya, Jaehyunlah yang berhak mengetahui segalanya tentang sang pengirim surat itu, pikirnya.

dear, you. -jaeyongWhere stories live. Discover now