Bertemu🍃

67 12 4
                                    

    🌼🌼🌼🌼🌼

"Pengalaman adalah pelajaran dan aku masih harus banyak belajar"

"Kring-kring".... Perlahan laju kedua sepedah itu melambat bersamaan dengan decitan kedua bannya yang beradu. Samar-samar terdengar gerutu kesal gadis pemilik sepedah itu memaki pemuda yang bertabrakan dengannya.

     Entah terpukau atau kebingungan, pemuda itu diam tanpa tanya. Kedua bola matanya menatap gadis yang kini tengah mencak-mencak menodongkan cacian di depannya. Sedang pikiran dan kesadaran pemuda itu tak tentu dimana, sehingga tak satu pun ucapan gadis itu masuk ke pendengarannya.

     Setelah puas mencak-mencak, Ana merasakan pinggangnya sakit karena tadi sempat terbentur aspal jalanan.

     "aduduh, pinggang gw encok", rengek Ana sembari memegangi pinggangnya nanar".

     "Kamu ga papa?" Tanya pemuda itu sedikit cemas.

     "Punya mata kan?" Jawab Ana kesal karena pemuda itu enggan menolongnya.

     "Punya", jawabnya datar dengan tatapan sinis tertuju pada Ana.

     "Dih,ni orang apa jalan tol datar amat", ucap Ana pelan sambil berdiri dari aspal.

     Tanpa basa basi, pemuda itu beranjak pergi bersama sepedanya meninggalkan Ana yang masih terbengong tak percaya.

     "Batu purbaa, es kutub, kadal aer,  cicak prasejarah, unta pedalaman, nyebelin lu",
Caci Ana geram.

     Kini keduanya telah beranjak dari tempat kejadian, menyisakan aspal sebagai saksi bisu pertemuan antara Ana dan sang pemuda paginya.

     🌼🌼🌼🌼🌼

     Ana mulai menurunkan kecepatan laju sepedanya saat melihat tulisan "SELAMAT DATANG" digerbang sekolahnya SMAN 05 KOTA BANDUNG.

     "Ana" panggil Nana dari belakang saat Ana tengah memakirkan sepeda di parkiran khusus sepeda.

     "Iya, tunggu bentar", jawab Ana dengan suara terengap-engap seperti habis di kejar setan.

     "Abis dikejar apa sih neng Ana, sampe ngos-ngosan gitu?", Heran Nana melihat raut muka Ana.

     "Diriku abis di kejar jin iprit atuh teh nana",
Canda Ana ngawur sambil mengatur nafasnya.

     "Seriusan.. gimana tampangnya kasep? Kalo kasep kenalin atuh pan-kapan", Goda Nana menggoda Ana yang tampak bersungut-sungut.

     "Udah ah, malas aku ngingetnya bikin kepalaku nambah tanduk aja", Tolak Ana kesal sambil melangkah masuk ke kelasnya dan melambai tangan pada Nana yang bersebelahan  kelas dengannya.

     "Assalamualaikum", salam Ana lantang.

     "Waalaikumsalam", jawab penghuni kelas bersamaan.

     Ana yang masuk kelas pun sudah ditunggu oleh bu mira yang siap menerkamnya.

     "Tadi malam tidur jam berapa nak Ana", Tanya bu Mira lembut namun dengan nadanya seolah mengintimidasi.

     "Ga kemaleman kok bu, cuman tadi pagi saya kena sedikit masalah", jawab Ana meyakinkan.

     "Yang Ibu tanya kan jam buka malam atau tidaknya, memangnya cuma kamu saja yang punya masalah lantas seenaknya itu bisa dijadikan sebagai alasan? "Jelas bu Mira nyaring.

     Ana pun sudah bisa menebak apa yang terjadi selanjutnya, pastilah ia kena hukum jika sudah berhadapan dengan bu Mira salah satu guru pengabsen pagi yang terkenal super disiplin dan tegas pada siapapun murid yang melanggar aturan sekolah.

     "Iyaa, saya sudah mengerti kesalahan saya bu, saya mohon maafkan saya", mohon Ana pasrah daripada masalah dengan bu Mira berbuntut panjang.

     "Baiklah ibu maafkan, tapi kamu tetap akan dihukum. Temui ibu setelah jam istirahat",  jelas bu Mira tegas.

     "Iyaa bu, terima kasih", Ucap Ana setengah sebal dan malas jika harus berurusan dengan bu Mira.

🌼🌼🌼🌼🌼

     Akhirnya, setelah sekian lama menunggu bel istirahat pun berbunyi. Segera kumpulan manusia berhamburan menuju tempat pengisian energi.

     Lain halnya dengan Ana yang biasanya sangat bersemangat mendengar bel istirahat, kini ia seperti sedang menanti hukuman gantung untuknya.

     Suasana hati Ana sudah cukup buruk pagi ini, ditambah teman curhat sebangkunya yang berhalangan masuk dikarenakan sakit, membuat Ana semakin sedih.

     Dengan langkah gontai, Ana melangkahkan kakinya menuju ruang eksekusi bu mira.

     "Ana.." panggil Mita dan Nana bersamaan.
Namun yang di panggil tak bergeming.

     Ana terkejut bukan main saat Mita dan Nana berteriak kencang tepat dikupingnya, seakan gendang telinganya akan jebol.

     "Aww..telinga gw jebol rasanya, iis dah kalian tau ga telinga ni belum di asuransiin tauu", kesal Ana gemas dengan kedua sahabat konyolnya.

     "Tauu, sengaja", ucap mita penuh penekanan.

     "Bodo...wee", ejek Nana pada Ana.

     "Kantin yuk guys", ajak Mita semangat 45.

     "Sorry, duluan aja masih sibuk ni",
Tolak Ana lesu.

     "Yaudeh, kami kantin dulu Ana, babay, semangat di hukumnya", Pamit Nana bersama Mita.

     Setelah lama mencari, akhirnya sampai lah Ana di ruangan bu Mira yang menurutnya cukup asing baginya, karena biasanya murid-murid yang bermasalah yang masuk kemari dan Ana baru sekali masuk ruangan itu.

     "Tok, tok,tok..assalamualaikum", salam Ana gugup.

     "Waalaikumsalam,Silakan masuk", jawab bu Mira dingin.

     Masih dengan ke gugupannya, Ana masuk dan duduk di kursi sesuai perintah bu Mira padanya.

🌼🌼🌼🌼🌼



   

Gimana, asik ga ceritanya? Kalo banyak yang typo maklumin yaa, first time soalnya...😅😅
Masih belajar dan butuh bimbingan.
Sebenernya ide ceritanya udah dari dulu-dulu. Cuman baru sempet atau moodnya sekarang. Mumpung lagi libur semester ngisi waktu luang aja si. Maklum, penghuni pulau kapuk dan bantal😄😂
Saya butuh dukungan dan saran serta vote ya,
Terimakasih yang sudah vote dan memberi saran.
Saya harap saya bisa memenuhi harapan para readers semuanya

Lope kalian❤

Pencarikata
Ahriani tria


    

    
    

   

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pemuda pagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang