Bengkel Xia Yao hari ini penuh dengan antrian mobil yang terparkir di halaman bengkel Xia Yao. Saat dia sampai di sana, dia melihat 3 staf yang baru dia rekrut sibuk mondar-mandir memperbaiki mobil-mobil itu. Dia melihat Kate dan Zenzen diantara para pegawainya, mereka juga terlihat cukup sibuk.
Xia Yao menoleh, "Ge, pergilah ke perusahaan. Aku akan membantu mereka."
Louyang menatap ke depan, memperhatikan usaha sang adik berjalan dengan baik, lebih dari ekpektasinya. "Sungguh, aku tak pernah menyangka bila usahamu bisa berkembang dengan sangat baik."
Xia Yao hanya berdeham, memperhatikan orang-orang dan mobil-mobilnya yang berlalu lalang.
"Aku akan turun melihat juga." Kata Louyang.Xia Yao mendelik, ingin mencegah Louyang untuk turun namun dia kalah cepat karena Louyang sudah menghilang dan berlari menyapa Zenzen dan Kate. Xia Yao menghela napas, mengapa seorang direktur ada yang bisa sesantai ini? Apa dia tidak sibuk mengelola perusahaannya?
Dengan perasaan yang tak bisa dia ungkapkan, dia mendatangi mereka bertiga yang sedang berbicara.
"Bagaimana adikku bisa membuat bengkelnya sepenuh ini?" Xia Yao mendengar Louyang bertanya pada Zenzen mendelik jengkel. Mengapa kakaknya seperti meremehkan ketrampilan usaha yang turun-temurun dari keluarganya?
"Ge, pergilah ke perusahaan. Direktur macam apa yang meninggalkan tugas dari perusahaan?" Sahut Xia Yao sebelum Zenzen menjawab.
"Ah, kau sudah sampai. Hari ini ramalan cuaca mengatakan akan ada salju dan diperkirakan suhu mencapai -18 C. Jadi mereka di sini untuk menganti ban dan memperbaiki rem." Zenzen menjelaskan setelah menyapa Xia Yao. Seperti biasa, Zenzen sangat bisa Xia Yao andalkan. Louyang yang mendengarnya pun mengangguk paham.
"Baiklah, aku tak akan mengganggumu. Kerjalah dengan giat, Xia Yao." Kata Louyang. Dia menepuk pundak Xia Yao sebagai semangat, "mobilmu ku bawa ke perusahaan. Kau pulanglah dengan taksi." Tambah Louyang sembari menggoyangkan kunci mobilnya. Tanpa menunggu balasan dari Xia Yao, Louyang pergi dengan suara klakson mobil sebagai tanda perpisahan.
"Kenapa kakakmu ada di Amerika?"
Xia Yao menoleh, menjawab pertanyaan dari Kate. "Ada rapat penting di perusahaan Daddy, jadi semua anaknya wajib hadir."
Xia Yao menoleh pada Zenzen, memberikan lirikan singkat sebagai kode bahwa Zenzen harus mengikutinya. "Kami pergi dulu sebentar."
Kate mengiyahkan, dia kembali membantu para pemagang yang baru saja direkrut oleh Xia Yao beberapa hari yang lalu.
Xia Yao membawa Zenzen ke ruang kecil yang hanya berisi meja serta kursi, di atas meja terdapat sebuah tumpukan dokumen yang belum Xia Yao sentuh sama sekali serta laptop dan satu figura yang dihadapkan ke bawah. Xia Yao menghela napas, "Bagaimana hasilnya?"
Zenzen mengambil amplop yang berada di atas laptop, dia membuka sekilas lalu memberikannya pada Xia Yao. "Untuk sementara, ini hasil yang bisa kami dapatkan. Kembar Jims sedang mencari informasi, mereka masih berada di bar sejak semalam." Zenzen mengambil kursi dan menariknya, dia menduduki kursi tersebut sementara Xia Yao duduk di atas meja. Zenzen melanjutkan, "Dari CCTV rumah tak berpengguhi itu, kami sedikit susah mendapatkannya. Jadi kami mencoba untuk menelfon pemilik rumah dan meminta izin darinya."
"Bukankan kau bilang mereka sedang mengambil stok barang yang sudah habis?" Xia Yao bertanya heran, namun membuat Zenzen berdecak sebal. "Haruskan ku katakan apa yang sedang kita lakukan?"
Xia Yao membuka dan membolak-balikkan lembaran yang berisi gambar serta tanda untuk menganalisis kejadian. Di dalamnya dia melihat sebuah mobil merah yang berhenti di depan rumahnya selama 2 hari berturut-turut setiap jam 2 pagi. Dia tiba-tiba teringat sesuatu, "Bukankah mobil ini hadiah yang ku berikan pada kekasihku?" Alis Xia Yao menyerngit, mencoba mencari lebih detail yang terlihat dari gambar buram itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kill or Die!
FanfictionWARNING! GAY STORY (Xia Yao dan Yuan Zhong - Advance Bravely) *** Yuan Zhong berdiri mengarahkan senjata ditangannya ke arah lelaki yang berbaring di lantai. Tangannya gemetar hebat menahan kemarahan dan kesakitan dalam hatinya. Napasnya memandek...