Chapter 6

73 14 0
                                    

Hujan di pagi hari membuat suasana terasa nyaman untuk melanjutkan tidur, dengan hawa dingin yang merambat dari sela-sela jendela yang terbuka sedikit membuat para manusia enggan untuk beranjak dari tempat tidurnya. Pun seperti Xia Yao yang masih bergelung bersama selimut tebal kamar tidurnya. Dia bahkan enggan untuk sekedar mendengarkan suara berisik dari ruang sebelah yang ditempati oleh sang kakak. Kamar tidur Xia Yao tidak seperti ruang santai penuh alat musik yang dilengkapi dengan dinding peredam suara.


Menjengkelkan sekali, bayangkan bila satu-satunya anggota keluargamu yang tidak tau malu seperti kakaknya menginap di rumahmu, lalu dia membuat semua kegaduhan yang bahkan kamu hanya ingin beristirahat di hari libur ini. Begitulah perasaan Xia Yao sekarang.

"Xia Yao, angkat bokongmu dari tempat tidur. Lalu turun bantu kakakmu ini membuat sarapan." Louyang bahkan membuka pintu hingga suara 'baam' terdengar, karena pertemuan antara pintu dengan dinding. Xia Yao mengerang, membalikan badannya untuk membelakangi Louyang, kakaknya ini sepertinya kalau tidak mengganggu Xia Yao barang sejenak akan tantrum.

Tak mendapatkan respon yang dia inginkan dari sang adik, Louyang pun pergi. Ingin membuat sarapan pagi untuk Xia Yao sesekali, jadi meninggalkan Xia Yao untuk lebih banyak tidur. Dia mendesah, bergumam bila Xia Yao adalah seorang beruang kutub yang suka tidur di musim dingin.

Louyang menatap meja dapur, matanya mencari di mana keberadaan benda-benda yang biasa digunakan untuk memasak itu. Kemudian matanya menemuka talenan coklat di pojok meja dapur, lantas dia mengambilnya. Badannya berputar lagi, dia berjalan untuk membuka kulkas. Louyang berdeham panjang sembari berpikir bahwa pendingin ini sungguh kosong, hanya menyisakan terong, mentimun, tomat dan daging ayam.

Setelah beberapa saat di depan kulkas yang dingin itu, akhirnya dia mengambil ayam dan tomat. Sepertinya resep sup ayam tomat adalah makanan yang cocok untuk pagi yang dingin ini. Tangannya merogoh kantong celana, ponselnya ada di sana, dan dia akan mencari resep yang paling mudah dan simpel untuk dia dan Xia Yao makan pagi ini.

Tangannya sibuk menari di atas keyboard, mengetikkan kata kunci pada mesin pencarian, namun ratusan resep di sana membuatnya bingung harus memilih yang mana. Alisnya mengkerut, namun matanya tidak berhenti untuk membaca dengan cepat artikel-artikel masakan yang direkomendasikan oleh mesin pencarian di ponsel itu.

Kemudian senyumnya mereka saat dia mendapatkan ide yang bagus. Kenapa dia baru terpikirkan untuk meminta bantuan sang istri? Istrinya sangat pandai membuat masakan enak!

Dengan semangat yang membara, dia menekan nomor di ponselnya yang sudah Louyang hafal di luar kepala.

"Hallo sayang-"

Sementara Louyang sibuk dengan masakannya, Xia Yao akhirnya bangun ketika dia mendengar suara barang berjatuhan. Dengan kantuk yang masih terlihat di wajahnya, rambut yang seperti singa dan tanpa mencuci muka terlebih dahulu, Xia Yao memilih untuk melihat apa yang sedang dilakukan oleh sang kakak. Mencegah agar rumah ini tidak hancur karena ulahnya.


Matanya menyipit ketika melihat bahwa Louyang sedang memasak dari tangga. Pikirannya berkelana, bertanya-tanya sejak kapan Louyang bisa memasak. Namun suara perempuan yang keluar dari ponsel yang sudah diloudspeaker membuatnya tak bisa berkata-kata.

"... aku sudah menggoreng ayamnya. Lalu apa yang harus ku lakukan? Mengapa ini terus memercik? Bagaimana cara mematikan kompor?"

"Ge-" Xia Yao memanggil Louyang dan menginterupsi percakapan diantara mereka berdua.

Kill or Die!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang