"Then, this weekly meeting is dismissed."
Setelah Calum menyelesaikan kalimatnya, deritan kursi-kursi dan percakapan dari beberapa orang pun mulai terdengar. Ada diantara mereka yang masih terduduk manis sambil membereskan barang bawaan serta beberapa buku dan berkas yang mereka bawa. Salah satunya Dyra yang terlihat masih sangat serius berkutat dengan laptop dan juga notes nya.
Calum yang semula berniat untuk pergi sesegera mungkin setelah membubarkan rapat pun akhirnya mengurungkan niat begitu melihat sang pujaan hati terlihat menikmati pekerjaannya. Ia pun memilih untuk kembali duduk sambil melirik Luke yang terlihat baru bangkit dari duduknya dan ingin menghampiri Calum.
"Cal, yuk gue-"
"Luke, lo duluan aja gih. Masih ada yang harus gue selesaiin," ucap Calum memotong kalimat Luke. Sambil melirik Dyra yang kini terlihat mencorat-coret proposal yang baru saja di revisi oleh Calum. Mengerti dengan maksud sahabatnya itu, ia pun mengangguk dan menepuk-nepuk pundak Calum beberapa kali.
"Good luck!" bisiknya hingga membuat Calum melotot lebar sebagai tanda kalau ia tak ingin rahasianya terbongkar oleh Dyra hanya karena celetukan bodoh Luke yang kini menyeringai lebar sambil memberikan sebuah wink meledek sebelum akhirnya menghilang dibalik pintu.
Calum menghembuskan nafas lega. Setidaknya Dyra tak menyadari ucapan bodoh milik Luke tadi. Dan sekarang, Calum terlihat bingung harus memulai darimana. Hanya ada dirinya dan Dyra yang tersisa di ruang rapat ini. Ia tak tau harus memulai percakapan darimana karena keduanya sangat jarang atau bahkan tak pernah ngobrol selain membicarakan hal yang berhubungan dengan HIMA ataupun tugas kelompok. Itu pun baru benar-benar intense sejak 3 bulan lalu tepat memasuki semester baru.
Dengan jari yang gemetar, Calum berusaha menenangkan diri sambil mengetik beberapa hal tak penting. Dimulai dari hanya membuka twitter hanya untuk sekedar mencari-cari kesibukan, bahkan sampai membuka google untuk scrolling down keyword Gimana cara memulai percakapan dengan gebetan.
Yap, Calum udah gak tau lagi harus gimana dan ngapain sampai se-desperate itu.
"Ajegile sob, baru cuma berduaan gini aja gue udah mati gaya. Anjir gue harus ngapain ini? Ketauan banget gak sih ini gue geroginya? Duh, mana nih jantung rasanya udah pengen copot. Eh?! Dyra denger gak yah suara jantung gue?! Mampus lah ini kalo dia sampe-"
"Cal, Rabu besok abis kelas lo free gak?"
Pertanyaan Dyra membuat Calum menghentikan deretan pikiran anehnya. Ia pun menatap Dyra yang kini tengah tersenyum manis kearahnya. Buru-buru ia kembali mengalihkan pandangannya pada laptop dan kembali pura-pura mengetik dengan wajah yang serius. Berusaha terlihat tenang walaupun sebenarnya ia ingin rasanya melompat kegirangan karena pertanyaan Dyra ini.
"Gak tau. Kalo ada hal penting gue usahain free," jawab Calum sok cool. Entah kenapa ia teringat dengan kriteria cowok impian Dyra, dimana salah satunya adalah as cool as Zayn Malik.
"Yak kalo begini yang ada jadinya Jen Melek bukan Zayn Malik! Calum goblok!!!" sesal Calum dalam hati, menyesal karena sok jual mahal dan terdengar sedikit kasar pada Dyra.
"Penting gak penting sih sebenernya," jawab Dyra sambil merapikan berkas-berkas miliknya seperti berniat untuk pulang. "Gue mau belanja buat stock bahan-bahan jualan entre* kita. Kali aja kalo lo free gue mau minta temenin, soalnya yang lain udah pada sibuk big meeting event sama tugas kelompok lain."
Mendengar tawaran Dyra, otak cemerlang namun sedikit lemot untuk urusan percintaan milik Calum pun bekerja dengan cukup baik hari ini. Kesempatan emas yang jarang terjadi. Kapan lagi Calum mendapatkan kesempatan untuk pergi berdua dengan Dyra, ke supermarket, belanja bahan-bahan jualan, just like a married couple doing monthly shopping.
YOU ARE READING
Lost in Reality | Hood
Fanfiction"One Direction always say something that every girl want to hear through their songs" . . . A LITTLE STORY OF CALUM HOOD WHO MADLY IN LOVE WITH A ONE DIRECTION'S FANGIRL