3

14.3K 1.7K 5
                                    

Jam 11 malem. Gue sama Doyoung lagi di cafe di deket rumah. Kami sama sama fokus dengan laptop sejak pukul 8 tadi. Berawal dari gue yang ngide buat ngajakin nugas diluar karena gue ngantukan kalo nugas dirumah.

"Dek, udah jam segini. Mau pulang apa lanjut?" Tanya Doyoung.

Gue menggeleng tanpa memalingkan muka dari laptop. "Tanggung mas. Dikit lagi."

"Telpon Mama dulu," Doyoung mengelus lenganku pelan.

Gue mengangguk kemudian menelpon Mama untuk meminta izin.

"Ma, aku masih nugas nih sama mas Doyoung. Kalo aku pulangnya agak maleman gimana?"

"...."

"Tanggung, ma. Serius. Ini kalo aku balik pasti jadi mager lagi aku."

"..."

"Ini mas Doyoung juga ikutan nugas kok."

"...."

"Mas."

Doyoung mendongak kemudian mengrenyit ketika gue menyerahkan hp.

"Kenapa?"

"Mama mau ngomong."

"Oh," Doyoung mengambil hp gue kemudian menempelkan nya di telinga.

"Halo, tante?"

"...."

"Ah iya. Ini dia sama Doyoung kok sekalian nugas."

"...."

"Engga nte. Ga repot sama sekali. Daripada dia sendirian. Aku juga nugas soalnya hehe."

"..."

"Siap. Maaf ya tante anaknya belum bisa ku bawa pulang sekarang. Salam buat om."

Doyoung mengakhiri panggilan kemudian meletakkan hp gue di atas meja.

"Kamu yakin gak mau nugas dirumah aja?"

Gue menggeleng. "Ngantuk mas. Aku udah mendekati kelar ini."

"Yaudah. Aku ke minimarket depan bentar ya."

Gue mengangguk tanpa menoleh kearah Doyoung. Hingga waktu menunjukkan pukul 12.30, tugas gue selesai.

"AH AKHIRNYAAAA!"

Gue merenggangkan badan, kemudian meng save kerjaan gue di laptop dan menutupnya.

Doyoung yang udah balik dari minimarket daritadi menyerahkan susu bear brand dingin.

"Diminum."

Gue mengangguk dan menenggak seluruh isinya hingga habis. Kemudian gue berjalan ke kursi kosong di samping Doyoung dan menjatuhkan kepala gue di lengannya.

"Mas, masih lama?"

"Ayo pulang. Capek kan? Ini tinggal dikit lagi biar besok subuh ku lanjut."

Gue mengangguk kemudian membiarkan Doyoung membereskan barang barangnya. Gue memejamkan mata sejenak. Kok mata gue rada perih ya?

"Kenapa kamu merem merem gitu?" Doyoung mencolek lengan kanan gue. "Ayo pulang."

"Bentar mas. Mata aku kok perih."

Doyoung duduk menghadap gue dan memperhatikan mata gue, kemudian di menghela nafas.

"Tuhkan. Bandel sih. Ngerjain tugas nya ambis banget sampe gak istirahat matanya."

Doyoung merogoh sesuatu dari tas nya yang ternyata obat tetes mata, kemudian meneteskannya ke mata gue.

"Mas, perih," gue merengek ketika cairan itu mengenai mata gue.

"Sabar. Nanti enakan," Doyoung menggenggam tangan gue, berusaha menenangkan gue yang tengah panik karna mata gue kerasa pedih banget.

"Coba buka matanya pelan pelan." Ujar Doyoung.

Gue membuka mata gue perlahan. Lebih enak sih. Gue memandang Doyoung yang masih melihat gue khawatir.

"Mendingan?"

Gue mengangguk pelan. Dia tersenyum kemudian mengelus kepala gue dan berdiri.

"Yuk. Pulang. Gak enak sama mama sm papa mu kalo nganterin kamu kemaleman."

[✔]Mas Doy.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang