Hari demi hari, umurku bertambah dan hal-hal berat yang akan ku hadapi pula bertambah. Saat itu, aku merayakan ulang tahunku yang ke 12. Namun, aku tidak ingin merayakannya. Karena Alice tiba-tiba saja dirawat di rumah sakit. Padahal papa dan mama sudah mempersiapkan untuk perayaan ulang tahunku itu. Dengan berat hati aku membatalkannya. Aku langsung menjenguk Alice.
“Alice… Kok kamu bisa sampai dirawat begini?” Sahutku saat membuka pintu ruangan tempat Alice dirawat.
“Keanne, kamu mengagetkanku. Aku hanya kelelahan saja.” Ujarnya yang terbaring lemah, dengan selang infusan di tangannya.
“Hehe maaf. Kamu yakin? Terus mengapa kulitmu banyak bercak merah seperti ini?”
“Entahlah, mungkin hanya cacar.”
"Memang belum ada penjelasan yang pasti dari dokter?" Aku menaruh keranjang buah di meja, lalu duduk di kursi sebelah ranjang. Alice hanya menggelengkan kepala.
Sore itu, aku masih berada di rumah sakit, menemani Alice meskipun papa dan mama sudah pulang sejak siang tadi. Aku masih ingin bermain dengan Alice. Sesekali aku menawarkan makanan yang ada di ruangan. Namun ia menolaknya dengan alasan sudah kenyang karena makanan yang masuk melalui infusan.
“Keanne, aku ingin jalan-jalan keluar. Aku bosan disini.”
“Tetapi nanti suster atau dokter mencarimu.”
“Tidak apa-apa. Biar aku yang jelaskan nanti.”
Aku hanya mengangguk, lalu mendudukkan Alice di kursi roda karena kondisi tubuhnya masih sangat lemah. Aku mendorong kursi roda dan Alice memegang tiang infusannya sembari berjalan keluar ruangan. Kami menuju halaman belakang sesuai permintaan Alice. Kami pun menikmati senja kala itu sembari menikmati cemilan yang diam-diam dibawa dari ruangan tempat Alice dirawat.
“Indah ya…” Pandanganku menyapu semua pemandangan yang berada di depanku.
“Kirei... Sepertinya aku tidak akan lama bisa menikmati keindahan dunia ini.”
“Maksudmu?"
“Ah tidak tidak. Bicara apa sih aku hahaha.”
Aku tidak mengerti apa maksud dari perkataan Alice. Ku harap itu tidak akan pernah terjadi. Karena aku takut.
.
Dua minggu kemudian, Alice sudah bisa kembali ke rumah. Alice tidak perlu menggunakan kursi roda yang merepotkan itu. Kini, ia sudah bisa berjalan seperti sedia kala. Bahkan ia lebih aktif dari sebelumnya. Aku masih ingat sekali awal aku bertemu dengannya.
“Jalan-jalan ke taman yuk. Di dekat komplek blok B ada taman disana.” Sesuai perintah Alice, kami pun menuju taman itu. Benar saja, taman itu memang indah dan dipenuhi banyak anak kecil yang bermain disana.
Banyak permainan anak yang tersedia. Di sebelahnya pula ada taman bunga dan bak pasir untuk bermain. Kami langsung menuju taman bunga. Aku baru tahu jika Alice sangat menyukai bunga, terlebih bunga mawar. Karena menurut Alice, bunga mawar sangat mirip dengan dirinya. Entah apa alasannya.
Setiap hari atau dua hari sekali, kami pasti bemain ke taman itu saat sore hari seusai sekolah yang melelahkan. Meskipun kami kunjungi setiap hari, tetapi kami tidak pernah bosan. Kami tidak tahu mengapa. Atau mungkin karena suasana senja yang indah karena Alice pernah mengatakannya saat masih berada di rumah sakit.
.
"Keanneeeee! Lihat ini!" Alice berlari menghampiriku dengan selembar poster di tangannya.
"Apa itu?"
"Kau tau? Tak lama lagi Hanabi no Matsuri akan diadakan!" Terlihat raut muka ceria di wajah Alice.
"Hanabi no Matsuri?"
"Jangan bilang kamu tidak tau apa itu?" Aku hanya menggelengkan kepala mendengar pertanyaan Alice.
"Okay akan ku jelaskan. Hanabi no Matsuri artinya Festival Kembang Api. Hanabi memiliki arti kembang api dan Matsuri memiliki arti festival."
"Ah... Pasti indah ya?" Aku baru sadar, Alice memiliki darah keturunan Jepang. Ayahnya merupakan orang asli negeri sakura itu.
"Mochiron. Saat aku masih di Jepang, setiap tahun pasti aku kesana. Makanya Festival nanti aku akan datang karena jarang sekali di negara selain Jepang mengadakan Festival seperti ini. Kamu mau ikut kan?"
"Pasti lah. Perkenalkan aku dengan budaya dari negara asalmu, ya?"
"Okay. Oh iya, nanti kakak sepupuku akan datang kesini. Akan ku perkenalkan juga."
"Siapa namanya? Perempuan kah atau laki-laki?"
"Himitsu."
◆◇◆◇◆
- Mini Dictionary -
Kirei : Indah
Hanabi : Kembang api
Matsuri : Festival
Mochiron : Tentu saja
Himitsu : Rahasia
KAMU SEDANG MEMBACA
Andante with Rain
Teen FictionKeanne Qanshana, seorang gadis yang dikenal jutek akibat sikap dinginnya terhadap orang lain yang belum ia kenal. Namun, ia menyimpan banyak kekayaan di hatinya. "Hancurkan esnya dan kau akan mendapatkan berlian." Alice Mayumi, seorang gadis pendiam...