Renjun.5

327 37 0
                                    

Yn

Gue dianter sama kak Renjun pake motornya lagi. Tapi dia janji gak ngebut kayak tadi siang. Jadi gue pun mau. Kak Kun kok gak jemput? Gue gak tau.

Kak Renjun beneran buktiin ucapannya. Naik motornya pake kecepatan standar. Jadi gue gak bakal gemeteran kayak tadi pagi.

Brakkk

Ciiittt...

"Kenapa, Kak?" Tanya gue karena kak Renjun berhentiin motornya mendadak.

"Jihan!!!"

Kak Renjun turun dari motornya. Gue ikutan turun. Dan ternyata kak Jihan yang tadi mau nyebrang (mungkin) ketabrak motornya kak Renjun.

Kak Jihan gak sadarkan diri. Kepalanya juga keluar darah banyak banget. Mungkin kebentur jalan. Gue liat kak Renjun nangis. Gue jadi ragu kalau dia beneran suka sama gue.

Tapi sekarang gue gak mikirin itu. Sekarang yang gue pikirin adalah menghubungi ambulan.

Setelah ambulan dateng, gue sama kak Renjun langsung masuk buat nemenin kak Jihan.

"Jihan, bangun. Jangan tinggalin gue. Hiks..."

Gue baru tau kak Renjun bisa nangis sampe sesenggukan kayak gitu.

Tiba2 dia ngambil hp nya dan nelvon seseorang.

"Kak, hiks... Jihan kecelakaan."

Tut

"Maafin gue Jihan."

Skip

Di rumah sakit, gue sama kak Renjun nungguin kak Jihan di ruang tunggu. Kak Jihan udah dibawa masuk ke ruang ICU dan ditangani sama dokter. Gak lama seorang laki2 dateng.

"Renjun." Panggil laki2 itu.

"Kak." Kak Renjun deketin laki2 itu.

"Sebenernya apa yang terjadi?" Tanya laki2 itu lagi.

"Tadi gue mau nganterin temen gue. Tapi gue gak liat Jihan mungkin mau nyebrang. Dia ketabrak motor gue, Kak. Maafin gue, kak. Ini salah gue."

"Sstt... Jangan nyalahin diri lo sendiri. Ini kecelakaan. Lo gak liat Jihan, Jihan juga gak hati2."

Ceklek

Dokter keluar dari ruangan kak Jihan ditangani. Kak Renjun sama laki2 itu deketin dokter. Gue juga ikutan berdiri dan deketin mereka.

"Keluarga pasien."

"Kami berdua kakaknya." Jawab laki2 itu.

Kami? Kakaknya? Laki2 itu sama kak Renjun? Gue gak salah denger kan

"Syukurlah pasien baik2 saja. Dia hanya shock, makanya dia pingsan. Bahkan dia sudah sadar." Jelas dokter.

Gue akhirnya bisa bernafas lega setelah dokter bilang kayak gitu.

"Kita boleh masuk?" Tanya laki2 itu.

"Silahkan."

Kak Renjun ngajak gue masuk. Laki2 itu juga ngizinin gue masuk. Akhirnya gue masuk dan liat kak Jihan yang lagi duduk di ranjang sambil senderan di kepala ranjangnya.

"Kak Jihan, kakak gak pa-pa?" Kak Jihan senyum denger pertanyaan gue. Terus abis itu dia ngangguk.

"Kamu gak pa-pa kan, Dek?" Tanya laki2 itu. Gue belum tau namanya sampe saat ini. Kak Jihan ngangguk sambil senyum.

Terus kak Renjun deketin kak Jihan sambil nunduk.

"Gue minta maaf. Gue gak tau lo lagi jalan di sekitar situ. Maafin gue ya."

Talent School | Imagine NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang