Creepy Place

4 0 0
                                        

Akhirnya aku sampai juga ditaman, hm... kira-kira kak Ali mana ya?, nah itu dia!, batinku lalu menghampirinya.

"Amara! sini cepet kaburu sore nih", aku bertanya apakah perjalanannya jauh, dia bilang lumayan, saat kami mau pergi kak Ali memanggilku.

"Ra! itu tangan lo kenapa berdarah kek gitu?!", aku langsung melihat tanganku dan ternyata benar tanganku berdarah dan darahnya banyak entah kenapa aku baru sadar. Ah sial! pasti kena pisaunya si jambret deh, batinku kesal.

"Bentar ya gue ambil kotak P3K dulu? nih tutupin luka lo pake kain ini biar darahnya gak ngalir terus!" aku hanya mengagguk dan menurutinya. Tak lama setelah itu ia kembali lagi sambil membawa sebuah kotak P3K.

"Kok tangan lo bisa berdarah kek gini sih?" tanya nya sambil mengeluarkan perban dari kotak itu. Aku pun menceritakan kronologinya, dia mendengarkan sambil terus mengobati tanganku.

"Oh, jadi lo gak kerasa perih karena buru-buru kesini? gitu kan?" aku hanya mengangguk.

"Makanya hati-hati kalo nolong orang" sekali lagi aku hanya mengangguk dan meng "iya" kan ucapannya.

* * *

Setelah kami sampai di tempat tujuan aku agak terkejut karena tempatnya itu creepy banget belum lagi kita harus ngelewatin lorong yang panjang dan kolam renang yang udah bau busuk. Besar juga tempatnya, kira-kira ini dulu apaan ya? sampai terbengkalai kayak gini? padahal kalo di bersihin jadi bagus dan indah, batinku bertanya. Walau luarnya bengitu creepy tapi halaman belakangnya luas dan itu dimanfaatin sama kak Ali sebagai tempat latihan BMX-nya dia.

"Waaahh... gile... serius ini kakak yang bikin? gak nyangka gue, kakak bisa bikin tempat yang super creepy ini jadi tempat yang fun" kataku antusias. Dia hanya mengangguk dan tersenyum padaku. Tanpa menunda lagi kami langsung saja memulai latihannya keburu terlalu sore nantinya.

Aku melihat langit yang mulai gelap dan matahari yang sudah mulai memberikan hiasan orange ke merah-merahan di ujung langit. Aku pun buru-buru menarik lengan kak Ali untuk pulang. Setelah kami sampai dirumah,

"Thank ya kak, udah mau anterin gue pulang" ia hanya mengangguk, dia langsung pergi karena waktu sudah menunjukkan mau maghrib. Saat aku masuk rumah aku terperanjat kaget mendapati kak Andra tengah menatapku dengan tatapan yang aneh, seperti... ah entahlah.

"Kenapa kak? kok liatin gue gitu amat sih?!" bukannya dia membalas pertanyaanku dia malah menggodaku.

"Ciieee ciieee siapa tuh yang ngater lo pulang? cowok lo ya? terus Nathan di kemanain? ciieee ciieee" katanya menggodaku. Cih nih kakak soktoy amat dah, batinku kesal.

"Tadi tuh kakak kelasku namanya kak Ali, dan untuk Nathan aku cuman anggap dia sahabat, oke?"

"Masa sih...?" bukannya ngerti eh dia malah terus menggodaku. Bukannya membalas kata-katanya aku buru-buru berlari kekamar dan bergegas mandi, gerah, lengket semua jadi satu di badanku. Setelah solat aku langsung membaringkan badanku kekasur yang nyaman itu dan seketika aku tertidur pulas seperti di sihir.

Keesokan harinya aku berangkat sekolah, saat kami tengah belajar ada pengumuman,

"Maaf mengganggu kalian belajar, ada sebuah pengumuman soal perkemahan yang akan diadakan pada tanggal 20 november 2017, perkemahan ini akan berlangsung selama 3 hari 2 malam", ada perkemahan disekolah perasaanku tidak enak soal itu perkemahan itu minggu depan dan aku belum mempersiapkan segala hal yang aku butuhkan, mulai dari tenda, jaket, lentera, dan keperluan kemah lainnya.

"Hei Cindy, lo ikut gak kemah nanti?" tanyaku, tentu saja dia ikut, secara Cindy pecinta outdoor.

Aku menanyakan hal yang sama ke sahabat-sahabatku, dan mereka ikut semua. Aku bertanya seperti itu bukannya aku gak mau ikut kemah, tapi aku takut kalo misalnya pria misterius itu ngikutin aku dan sahabat-sahabatku. Akupun menceritakan kegelisahanku itu ke sahabatku.

"Yaudah sih Ra, lupain aja, lagi pula itu cuman masa lalu kok" kata Nathan, walau ia bilang seperti itu aku masih saja tetap gelisah.

"Ah... pusing gue, mending ke kantin aja yuk?" ajak Fero. Ya... mungkin dengan ke kantin aku bisa rilex sedikit dan tak lagi mengkhawatirkan soal teror itu.

* * *

Aku dan ke-2 sahabatku berencana untuk membuat coklat istimewa ala sahabat, nah... coklat itu akan aku bawa ke-perkemahan nanti disekolah, dan semoga aja teman-teman ku menyukai coklat buatanku dan ke-2 sahabatku. Jadi kami mulai membuat coklat ala sahabat,

"Fiuh...,akhirnya selesai juga buat coklatnya ya"

"Iya-ya semoga aja coklat buatan kita enak ya"

Pada keesokannya disekolah kami membagikan coklat kami kepada teman-teman kami, wah...,ternyata banyak juga yang suka coklat buatan kita ya, batinku senang.

"Eh,gimana kalo kita jualan coklat, lumayan kan buat nabung terus travelling deh"

"Hehehe,tumben lo pintar Ren"

"Emang gue pinter hehehe"

Tiba-tiba aja Nathan datang, dia mau nyobain coklat buatan aku dan sahabatku, tapi Renata gak ngebolehin Nathan untuk nyobaincoklat itu, karena dia kira Nathan bakal gak suka sama coklat kita dan setelah itu ngejelek-jelekin coklat kita.

"Eh!,nggak boleh gitu dong Ren,Nathan kan cuman mau nyobain,emang apa ruginya sih buat kita?" leraiku. Akhirnya dia mau kasih coklat itu ke Nathan dan ternyata dia suka coklat buatan kita. Wah... kalo di jual apa gak laris manis nih coklatnya, bantinku gembira.

Petualangan 6 SahabatWhere stories live. Discover now