Kamera Dari Timur Laut

57 18 0
                                    

Seorang perempuan berumur seperenam abad duduk terdiam di bangku di sebuah taman yang sepi. Sebenarnya tempat ini tidak se-terawat itu untuk disebut taman. Dengan rambut berantakan dan pandangan yang sendu, Suri terdiam menahan tangis. Sejak dua tahun yang lalu ia selalu ke taman ini untuk mengenang ibunya. Kematian ibunya membuat ia sangat terpuruk. Ia disini untuk merenungkan segala perbuatannya.

Penyesalan tidak lagi ada artinya saat memperbaiki tidak lagi bisa menjadi solusi. Semenjak hari itu senyum Suri yang manis tidak pernah datang lagi. Bagaikan hujan deras di gurun pasir, sangat langka.

Dikala pandangan yang kabur karena air mata yang sebentar lagi akan tumpah, ia melihat seseorang berjalan dari arah timur laut di kejauhan menuju ke arahnya. Entah siapa dia, tapi dari postur tubuhnya ia adalah seorang laki-laki. Suri berhenti tersedu-sedu. Ia mencoba memfokuskan pandangan terhadap orang itu. Semakin mendekat dan semakin mendekat, Suri dapat melihat laki-laki tersebut tersenyum ke arahnya. Rambut hitam dengan model messy textured fringe membuat sosoknya terkesan berantakan dan alami. Ia menghampiri Suri dan duduk di sampingnya. Tergantung sebuah kamera di lehernya.

Suri menatapnya dengan bingung. Rizal memandang Suri, ia tersenyum sambil melepaskan tali kamera dari lehernya.

"Hai, Suri. Jangan bingung begitu, aku cuma ingin mengembalikan ini." Ucapnya tersenyum dengan menyodorkan kamera tersebut.

"Dua tahun yang lalu aku menemukan kamera itu disini, di tempat ini, di balik pohon beringin itu" Menunjuk arah barat laut alias sebelah kanan Suri yang ternyata terdapat pohon beringin yang besar.

"Kau jangan sedih lagi. Semua penyesalanmu akan terbayarkan." Ucapnya lagi dengan senyum misterius yang semakin membuat Suri mengernyit.

Belum sempat Suri mencerna apa yang diucapkannya, laki-laki itu sudah bangkit dari duduknya dan pergi menjauh dari bangku tersebut. Suri memandanginya pergi menjauh masih dengan raut wajah bingung.

Setelah laki-laki itu menghilang dari pandangannya. Suri dengan rasa penasarannya berniat untuk menyalakan kamera tersebut. Setelah ia memencet tombol aktifnya, kamera tak kunjung menyala. 'Mungkin habis baterainya.' Pikir Suri. Lalu ia melihat matahari. 'Sebentar lagi matahari terbenam, sebaiknya aku pulang sebelum tempat ini menjadi gelap.' Pikirnya. Suri berbalik pulang dengan kamera yang menggantung di lehernya ke arah tenggara.

Ketika sampai dirumahnya, ia bergegas mengisi daya kamera tersebut. Setelah beberapa saat, Ia mencoba untuk menyalakan kamera tersebut. Lalu dilihatnya foto-foto yang ada di kamera tersebut. Ada foto Suri dan pacarnya di sebuah tempat rekreasi, ada foto Suri dan pacarnya di acara ulang tahun temannya, ada foto Suri didalam bianglalang saat matahari setengah terbenam, ada foto pacarnya Suri sedang duduk di dalam bus umum, dan foto-foto kenangan lainnya. Setelah puluhan foto dilihat sambil mengingat-ingat momen-momen itu lagi, Suri kembali dihantui rasa penyesalan. Lalu Suri melihat suatu foto yang membuatnya terlonjak kaget dan tak sengaja menjatuhkan kameranya. Ia ketakutan dan panik. 'Itu pasti bukan aku, bukan! Tidak mungkin itu aku! Foto itu dari mana?! Kenapa bisa ada di kamera itu?! '. Ia berdiam diri untuk beberapa saat, sampai akhirnya ia mendapat ide.

Ia buru-buru mengemasi pakaiannya dan membawa kameranya lalu pergi menuju terminal. Ia pergi ke luar kota dengan menaiki bus terakhir. Sesampainya di penginapan ia segera membuang memory card dari kamera tersebut ke danau.

Seminggu sudah Suri tinggal di kota tersebut mencari ketenangan sekaligus sebagai tempat persembunyian. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya.

"Suri..." ucapnya pelan namun terdengar sangat jelas di kuping Suri.

Suri sangat mengenali suara ini dan ia sangat menghidari orang ini tetapi rasa rindu Suri lebih besar dari ketakutannya. Suri membuka pintu kamarnya dan terlihatlah wajah tampan sang pacar yang sudah beberapa bulan ini ia sangat rindukan. Hilman dengan hidung mancung, rambut kecoklatan, dan kulit sedikit putih menatap Suri penuh harap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kamera Dari Timur LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang