Jika Ryo menginginkan harta Jessi saja, lantas apakah cinta Ryo hanya untuk Bella? Jika iya kenapa harus meninggalkan Bella. Bella dia juga anak orang kaya, namun memiliki penampilan yang memang sangat sederhana. Ryo dan Jessi masih asyik menonton televisi diruang tamu rumah Ryo. Rumah yang dibelikan ibu Bella untuk Bella dan Ryo, namun rumah itu atas nama Ryo.
"Aku menyangimu, terimakasih telah memilihku dan meninggalkan Bella."
"Iyaa, karena aku ingin bersamamu dan bukan bersama Bella."
"Lalu kenapa dulu menikah?"
"Dulu Bella itu rajin dandan dan merawat diri seperti kamu, tapi sekarang penampilanya udah kaya asisten rumah tangga."
Jessi terlihat sangat senang, Ryo memang sangat tampan. Dan ketampanan Ryo juga menular pada Clara ia terlihat cantik dan memiliki mata sipit seperti Ryo ayahnya. Entah apa tujuan Ryo ingin mendapatkan harta Jessi. Jessi sebenarnya bukan orang jahat, ia hanya jatuh cinta pada suami orang yang tak lain adalah suami Bella.
Bella masih termenung, pikiranya masih tertuju pada Ryo, sampai saat ini ia masih mencintai pria bajingan itu. Dan saat melihat sosok Jessi, telihat mata penuh amaran kemarahan pada Jessi. Bella berfikir seharusnya ia paham apa yang ia rasakan. Karena ia juga seorang wanita, rasa sakit terus dirasakan oleh Bella. Dan rasa cinta berubah menjadi rasa benci dengan sekejab.
"Bella, makan nak sama Clara. Ayah juga ada disini ayo makan. Ayah tidak marah kemarilah."
Bella berjalan menuju ruang makan bersama dengan Clara. Bella nampak tak sanggup melihat wajah ayahnya dan itu, antara takut dan malu. Malu karena harus pulang ke rumah ini lagi, dan takut jika ayahnya tidak menerima kehadiranya. Ditambah lagi jika axcel kakak Bella juga ta menerima kehadiranya.
"Ayah akan segerah urus perceraian kalian."
"Terimakasih ayah, maaf Bella enggak ngedengerin ayah waktu itu."
"Yang sudah ya sudah jangan lagi diungkit, ayo makan."
"Kak axcel kemana yah?"
"Dia masih di luar negeri bersama dengan Deandra dan Dito."
"Dito pasti udah besar sekarang."
"Iya, udah suka lari-lari."
Semua nampak berjalan dengan lancar, dan semua nampak baik-baik saja. Hanya rasa sepi yang mengundang hati Bella. Ia masih saja menrindukan si bajingan Ryo. Saat ini ia kuliah disalah satu universitas di Indonesia. Nampak seperti masih remaja dan seperti Bellum memiliki anak saja. Ryo pasti akan menyesal telah meninggalkan Bella.
Sidang cerai akan segera dilaksanakan, meski sulit mengurus surat-surat perceraian Bella tetap mengurusnya. Ia tak menuntut harta gono-gini apapun dari Ryo. Baginya Clara saja sudah cukup, karena kini tinggal Clara sisa-sisa kebahagiaannya saat ini. Meski sampai saat ini ia masih mencinta Ryo.
Ryo dan Bella nampak berteku disebuah cafe. Mereka seperti dua orang asing yang tak saling mengenal. Padahal mereka bertemu untuk membahas perceraian mereka. Ryo memesankan makanan dan minuman untuk Bella. Tentu saja Ryo tau apa yang disukai dan tidak disukai oleh mantan istrinya itu.
"Apakah kita tak bisa meperbaiki semua ini mas? Apakah kita harus bercerai? Kenapa mas? kenapa?"
"Sudahlah Bel, cinta itu memang rumit. Dulu aku pernah sangat mencintaimu dan kini rasa itu telah hilang."
"Apakah Clara tidak dapat menjadi alasan untuk kita bertahan? Dia masih terlalu kecil untuk mengerti semua ini."
"Apakah kamu bisa hidup denganku tanpa cinta? Dan menerima Jessi sebagai istri muda?"
Bella tediam, ia menatap Ryo dalam-dalam. Ia yakin jika masih ada cinta di hati Ryo untuknya. Ryo juga menatap Bella seakan mengisyaratkan jika semua tak akan bisa diulang.
"Jangan mengemis cinta dariku Bella, karena itu percuma."
Kata-kata Ryo membuat Bella sakit hati, sungguh sangat sakit.
"Jangan salahkan aku jika suatu saat kamu yang akan mengemis cinta padaku. Aku terima perceraian ini segera urus surat-surat dan segara menikahlah dengan jalang itu semoga bahagia."
Bella meninggalkan Ryo, dan Ryo memandangi kepergian Bella dengan tatapan kosong.
--
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
"I Hope"
Romance"Masihkan ada harapan untuk kita kembali bersama? Masikah ada harapan kita bisa serumah lagi? Masihkah? Aku menyesal meninggalmu dan malaikat kita." Ryo "Kamu itu terlalu banyak nuntut, maaf aku harus pergi kita pisah." "Tapi mas, aku mencintaimu. D...