Do You Hear Me?

3.8K 484 24
                                    

Taehyung turun dari tangga menyeret benda itu, ia bergumam tak jelas seperti 'dimana dia'
'Kemana dia'
'Dia pergi'
Atau
'Dia menghilang'

Semua dikatakan secara acak, dengan berbagai kata2 lain. Tiba2 sebuah suara membuatnya menoleh dan menatap tajam pada benda dimeja dekat sofa
"Halo... Ini pusat layanan darurat.. Ada yang dapat kami  bantu? Katakan anda kenapa? Dan posi-'
Tiiittt

Taehyung memutuskan kabel tanpa banyak bicara, ia menatap tajam kesegala sudut ruangan, masih dengan seringai mengerikannya.
" kau.. Benar2 mau bermain denganku? Hum... Keluar sayang. Aku tau kau mendengarku bukan? Cepatlah... Keluar"

Srekkkk

Brakkk

Pranggg

Ia memukulkan kapak yang dibawanya pada benda apapun yang bisa dijangkau. Keadaan ruangan kian kacau, serpihan benda2 pecah itu tersebar mengotori lantai marmer.

Taehyung berjalan kesana kemari, mengamuk dengam kapak ditangannya
"Kubilang keluar jungkook! "

Prankkkk

Prankkk

Sementara didalam sana, didapur. jungkook bersembunyi didalam lemari kecil tempat biasa ia meletakan barang, jika diingat barang itu baru dipindahkan kegudang kemarin.

Jungkook mendengar suara2 itu, ia mendengar bagaimana suara bariton taehyung yang menguar. Tubuhnya kembali bergetar.

Tidak tidak...

Jelas ini benar2 tak aman. Kematian ada didepan sana, dan ia harus melakukan sesuatu, bukan bersembuyi begini. Ia akan tertangkap lambat laun.

Keheningan melanda sesaat. Sekalipun tubuhnya tak henti bergetar, jungkook berfikir harus keluar dari sana. Memantapkan tekat dengan berbagai rancangan tersusun diotaknya.

Dengan tekat yang datag kembali itu jungkook bangun, langkah pertama ia akan mengambil pisau sebagai senjata, lalu akan berlari kearah gudang yang ada didekat kamar kakaknya, disana ada pintu lain yang mengarah tepat ketaman belakanh, ya.. Ia akan kesana, jungkook yakin, taehyung tak tau pintu itu karna cukup tersembunyi.

Namja itu mengambil pisau yang paling dekat dari jangkauannya sebelum mulai melangkah keluar dari dapur.

Jungkook melihat kegaduhan yang tiba2 sunyi, batinnya waswas andai keadaan memburuk tiba2. Ia tetap melajukan langkahnya keruang tamu, meenatap nanar apa yang terjadi disana. Semua hancur tanpa bekas.

Ia mempererat genggamannya pada pisau itu, menahan emosi juga rasa takut yang datang bersamaan.

Tak ingin terus larut namja itu berjalan cepat melewati sofa menuju arah kamar kakaknya.

Mengacuhkan fakta tentang tengkuknya yang berdiri, menyadari sesuatu disudut sana yang mungkin kini tengah mengintainya.

'Shh babe'

Jungkook tersenyum sennag melihat pintu gudang itu ada didepannya sekarang, ia berlari cepat untuk membukanya, harapan demi harapan terus berdatangan seolah air mengalir. Ia akan keluar, ia akan pergi, ia akan menjauh dari tempat ini. Jungkook yakin.

Tapi...

Clekk!

Clekkk!!

Clekkk!!!

Dan.. Lagi.

"Sial!!!!"

Pintu itu terkunci lagi. Sungguh jungkook tak mengerti, siapa kim taehyung hingga bisa tau segala hal tentang dirinya sedetail ini? Karna jelas saja gudang ini tak dikunci dari kemarin. Ia baru membereskan barang2 tak dipakai kedalamnya.

Namja itu jatuh terduduk frustasi, ingin sekali menjerit saking lelahnya. Apa tuhan menghukumnya sekarang?

Ck..

Srekkk

Krkrrrrr

Krakkkk

Suara aneh terdengar dari arah belakang, jungkook kembali diam. Mematung tanpa pergerakan, hanya telinganya saja yng begitu fokus mencerna suara apa yang didengar

Seperti benda tajam yang diseret, membuat bulu kuduknya berdiri. Ia menelan ludah panik, hatinya bergumam untuk lari dan lari.

Tapi tubuhnya tak bisa merespon apapun, layaknya dihipnotis untuk diam.

"Kookie~ do you hear me?"

Deg!!

Suara berat itu terdengar jelas. Jungkook dengan perasaan buruknya menoleh, melihat sosok itu yang kini tengah menyeret kapak kearahnya.

Namja itu refleks mundur pelan, sebelum berlari dengan cepat dari sana.

Dengan jantung yang tak terkontrol itu jungkook berusaha menghindari taehyung, walau jelas fikirannya beribu kali lipat merasa lelah dan enggan berfikir, ia tetap fokus berharap melintas satu pintu keluar diotaknya. Keluar dari rumah yang sudah bertahun2 ia tinggali kini mendadak jadi labirin kaca. Satu tempat yang sulit ditemukan ujungnnya.

Sementara jungkook yang lari dengan nafas memburu, taehyung berjalan santai, kembali menggores lantai karna gesekan yang ia buat oleh ujung kapak itu.
"Kau mau kemana kookie? Berhentilah main2nya. Ayo sayang kita main sungguhan."

Ia berjalan kearah ruang tamu, menggeram rendah tanda kesal. Mata tajam itu memancat kesana kemari berusaha menemukan sosok yang ia cari sedari tadi. Ssluruh atensinya begitu fokus seolah berkedip satu detik saja mangsanya akan lenyap.

"Ck.. Keluar jeon! Kau fikir kau bisa terus bermain seperti ini? Ayo keluar!"

Tak ada suara apapun setelahnya. Hanya keheningan malam, diluar sana angin terus mengembus kencang, masuk lewat fentilasi jendela, menggerakan hiasan gantung yang terpasang dekat pintu balkon hingga berbunyi nada2 mengerikan. Seolah pengantar malam yang melarut itu, pengantar taehyung pada kemenangan berikutnya, karna faktanya.. Ia tersenyum dalam diam menatap satu pojok disana.

Dimana terlihat sebuah punggung bergetar tanda ketakutan.

"Sayang... Kau dengar aku? Aku melihatmu jeon! Keluar... Se... Ka.. Rang..!"

"Arghhhh!!!!"

T B C

Are U There? √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang