Black

3.6K 417 20
                                    


.
Happy Reading~

Tap

Tap

Tap

Taehyung berjalan santai menaiki tangga dengan kapaknya, seringai itu tak hilang juga dari bibir indahnya.

Terukir amat sempurna menambah kesan keangkuhannya.

Ia bergumam
"Sungguh? Kau tak mau menjadi miliku jeon? Jadi... Kau tak boleh untuk siapapun sayang."

******

Didalam sana, jungkook meringis kesakitan menatap kakinya dengan pisau itu, darah keluar banyak mengotori lantai. Namja itu menunduk tak bisa bergerak karna rasanya linu.

Tok tok tok!
Deg

Mata kecilnya berpindah, mengalihkan atensi fokusnya pada pintu itu.

"Aku tau kau didalam baby. Buka."
Suara rendah taehyung kembali terdengar.

Jungkook dengan cepat bangkit walau harus kembali menyeret kakinya tapi ia mematikan rasa sakit itu. Jungkook berjalan berusaha mendorong meja ukuran sedang yang berisi buku2 pelajarannya agar menghalangi pintu

Sreetttt

Brakkk

Ia mendorongnya dengan nafas memburu. Apapun itu sekarang hanya kamarnya tempat ia bisa bersembunyi. Sejenak sebelum memikirkan kemana dirinya bisa kabur

Taehyung mendengar itu dari luar, memejamkan matanya singkat karna emosi
"Kubilang... Buka.... Sayang"

Tegasnya terlalu lelah akan permainan jungkook sedari tadi. Seolah tanpa ujung saja.

Hening beberapa detik, tak ada suara apapun, pintu itu terkunci amat rapat, mengacuhkan sang kim yang sedari tadi berdiri dengan remasan kuat pada kapak.

"Kau benar2 mau membangkang? Hum?"

"..."

"Baiklah... Mundur jeon"

Ia berujar dingin, mata tajamnya menatap bagai kobaran api pada pintu itu

Hingga-

Brakkk

Brakkk

Taehyung mengarahkan kapak itu pada pintu dan mulai menyerangnya. Beberapa kali masih terlihat baik2 saja. Namja itu sedikit menggeram.

Jungkook kian gemetar didalam sana, menatap pintu seolah tengah dibongkar paksa oleh taehyung. Ia yakin, namja itu benar2 mengamuk saat ini, dan jantungnya kembali berdetak tak karuan. Perasaan takut itu menyeruak lagi didadanya.

Ia panik. Sungguh benar2 panik. Orang sakit jiwa dengan emosi tak terkontrol mengejarnya, mencoba menangkapnya dan jelas jungkook harus lari, pergi kabur sejauh mungkin sebelum mati konyol dirumahnya sendiri.

Tapi bagaimana? Ia terjebak dalam tempat tinggalnya yang ia huni selama 20tahun lebih, tempat yang mendadak jadi labirin kaca, hanya untuk membuka pintu keluar saja ia harus berfikir keras dengan emosi tak stabil saat keadaan amat kacau.

Brak.

Brakk

Brakkk

Lagi.. Suara itu menguar lagi. Pria yang masih susah payah menginginkan jungkook hingga sejauh ini. Detikan jam terdengar seolah hitungan mundur kematiannya dimulai beberpa waktu yang lalu .

Namja imut itu menatap kakinya yang masih tertancap pisau. Ia memiliki satu senjata untuk menyerang sebenaranya. Hanya ada satu pintu keluar dikamarnya, lompat dari jendela jelas bukan pilihan baik sekarang, terutama keadannya seperti ini. Lagipula ia tak yakin pintu gerbang aman saat taehyung jelas begitu jenius dan tau dengan dtail isi rumahnya.

Jungkook menghela nafas sejenak sebelum tangannya bergerak mencabut pisau itu dikakinya, ia menggigit bibir menahan ringisan

Srekkk

"Arghhh"
Namja itu langsung menjatuhkan dirinya sendiri dilantai dinging, kala jemarinya berhasil mengambil pisau dalam satu kali tarikan. Rasa perih, sakit dan linu bersamaan menyerang seluruh urat2 disepanjang kaki hingga dadanya.

Darah mengalir kian deras, nampaknya tusukan itu amat dalam.

Brakk

Brakk..

Taehyung terus memukulkan kapak itu, hingga pintu terbelah dan membuat celah kecil. Tapi itu jelas belum bisa membuatnya masuk kedalam

Jungkook bangun cepat mengambil baju dan nenyobeknya, menggunakan benda itu untuk membungkus luka dikakinya, mengambil baju lain untuk ia kenakan

Setelah itu ia bangun, terlalu acuh pada rasa sakit yang akan hilang nanti menurutnya. Ia bersembunyi disamping pintu dengan pisau ditangannya.

Apapun yang terjadi, jungkook akan melawan.

Brakkk!!!

Srekkk..

Pintu terbuka, taehyung menggeser lemari buku yang menghalanginya dengan tenaganya, ia diam sejenak menatap darah dilantai juga keheningan dikamar itu.

Tak ada jungkook dimanapun
"Jung-"

Brakkk

"Arggghhhh!!!".

Belum juga bibirnya terbuka hendak memanggil jungkook, namja imut itu datang tiba2 dan langsung menyerang taehyung dengan pisaunya.

Jlebbb

" arghh bangsat!!"
Umpat sang kim kala ia nyaris terkena tusukan pisau jungkook, ia memekik kesakitan, tangannya tergores cukup dalam. Taehyung menarik diri cepat berusaha menghindari pisau itu.

Prakk
.
Taehyung mendorong jungkook hingga pisaunya jatuh, menatap menusuk dengan aura mengkelam pada namja itu, jungkook tanpa menunggu apapun berjalan lari keluar kamar.

"Setan kecil"
Ia berjalan keluar berniat memblas kesakitan tubuh dan hatinya yang nyaris mati rasa saat ini.

Jeon jungkook dan kemunafikannya.

*****

"Jungkook! Dimana kau sialan! Keluar sekarang!!"
Taehyung mengamuk menelusuri lorong dilantai dua itu, ia yakin jungkook sama sekali tak turun kebawah karna jelas matanya sendiri yang melihat arah lajuan jungkook kabur tidaklah kesana.

Otaknya berputar dimana kiranya namja itu akan bersembunyi, dan dimana tempat yang belum ia kunjungi dilantai dua ini?

Batinnya berhenti bergumam kala langkahnya berhenti menatap ujung lorong yang mengarah kegudang, ada tetesan darah disana. Rupanya jungkook tak sejenius itu, semampu apapun ia menahan darah dikakinya, tetap saja lama kelamaan darah itu akan menetes. Meninggalkan jejak arah tempat mana yang akan ia tuju sebagai persembunyiaannya

Taehyung menyeringai untuk kesekian kalinya. Kemenangan selalu bisa menjadi miliknya, dan akan tetap dipihaknya.
"Kookie... Kau sunguh.. Liar sayang"

TBC

Are U There? √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang