Akhir-akhir ini punggung dan pundak Arel terasa berat. Semenjak ia rajin pergi mengunjungi columbarium Nathania, dirinya merasa ada sesosok yang mengikutinya. Tetapi kali ini, sosok ini tumben sangat diam dan tidak banyak bicara sehingga membuat Arel merasa heran dan penasaran.
"Nathan, pernah denger orang diekorin setan gak?" tanya Arel pada Nathan
"pernah, kenapa? KAMU DI EKORIN?" balasnya panik
"eh— engga gitu aduh salah nanya orang cuma penasaran aja sih, hehehe"
"tapi kan kamu yang bisa lihat setan, yang" ucap Nathan
"yang? yang apa?" tanya Arel kebingungan
"sayang kan? iH masa kamu lupa sih!" Nathan merajuk karena Arel melupakan hubungan mereka
"OIYA kita pacaran emang?" tanya Arel sekali lagi
Mungkin sekarang jika Arel bukan kekasihnya, Nathan sudah memukul gadis itu agar ia tersadarkan.
☆
Nathan berniat untuk pergi berlatih basket setelah sekian lama ia hiatus karena tangannya yang cedera. Namun karena dirumahnya ada adik sepupunya yang baru berusia 2 tahun, ia kebingungan. Tetapi dia ingat perkataan Arel tempo hari, jika Nathan hendak pergi latihan ia bisa menitipkan adiknya itu ke rumah Arel. Toh rumah Arel sudah seperti tempat penitipan anak, dari bayi hingga remaja (sarkas).
"Iyan gaboleh nakal sama kakak Arel ya! nanti kalo Iyan nakal kak Nathan gamau bawain Iyan es krim jagung lagi, janji?" ujar Nathan kepada balita itu sambil mengacungkan kelingkingnya
"eo hehehehe" balas balita 30 bulan itu sambil mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Nathan
"yeaaaayyyy yuk Iyan masuk, kak Nathan mau sekolah dulu!" ajak Arel namun yang ia ajak sudah berlari terlebih dahulu
"Arel, cantik" goda Nathan sebelum berangkat
"apasih, sana ntar telat dihukum sama kak Chandra kamu!"
"Arel ih sini duluuuu, nih" panggil Nathan sambil menunjuk pipi kirinya (kode)
"ih nanti kalo tetangga liat gimana?!" protes Arel
"ih jarak pager ke pintu rumah kamu aja satu kilo mana ada yang liat, cepet ih keburu telat ini" fyi saja, Nathan kini mengantar adiknya hingga kedepan pintu rumah Arel yang memiliki lounge seperti mall atau hotel
"yaudah, nih"
CUP~~~ sebuah kecupan melayang di pipi kiri Nathan
"cih, kaya yang hidup di dunia mereka doang. gue still exist noh!"
Arel tiba tiba menoleh seperti mendengar suara seorang anak laki-laki.
"HEHEHE eh kenapa Rel?" tanya Nathan
"gapapa kok, dah sana ati-ati jangan ngebut jangan banyak gaya, satu lagi, JANGAN TEBAR PESONA!" kata Arel mewanti-wanti pacar genitnya ini
"siap laksanakan! byeee sayangggg"
Arel bergegas masuk ke dalam rumah, tetapi ia malah melihat Iyan sedang berdiri terpatung mengahadap sebuah guci kembang di depan pintu rumahnya.
"Iyan liatin apasih?" tanya Arel
Bocah itu hanya diam dan tidak menjawab Arel, toh kalaupun ia menjawab Arel tidak paham bahasanya. Balita itu kan belum lancar berbicara, jadi Arel hanya menduga jika ia sedang melihat cicak atau nyamuk bergulat di udara.
☆
Nathan yang baru setengah latihan itu merasa lelah dan tangannya terasa nyut-nyutan. Ia belum sepenuhnya pulih namun semangatnya untuk mengikuti turnamen semester depan sangatlah menggebu gebu.
Ia duduk di pinggiran lapangan sambil memainkan bola di sampingnya, namun seorang gadis datang dan menyambar bola tersebut. Di tatapnya penuh heran gadis itu, namun yang ditatap malah memberikan sebuah ejekan kepada Nathan.
"orang sakit diem aja, wlee" ejek gadis itu
Nathan mengepalkan tangannya di udara, seolah olah ingin 'menonjok' gadis itu namun tiba-tiba ada yang menoyor kepala Nathan dari belakang. Cowok itu melihat ke belakang namun tidak ada siapa-siapa, lantas siapa yang menoyor kepalanya?
"belagu lo sok ganteng!"
☆
tbc #2
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku 2 : Recuérdame ( Can't You See Me? )
Teen FictionSeason 2 of Recuérdame Kata siapa setelah Arel berhasil menyelesaikan teka-teki hidupnya ia dapat hidup dengan tenang tanpa teror dari hantu di sekitarnya? Kali ini Arel harus menghadapi hantu tampan yang penasaran yang usil dan tengil. Genre : slig...