"nomor 1 A"
"nggak bego itu 5 C"
"dua tiga gue liat punya Windy tadi E"
"ganyangka gue lo tolol banget, Rel"
*menghela napas*
"gue udah bilang kalo jawabannya biji kuning! totot sih!"
Gadis itu hanya bisa menghela napas, ia tidak mungkin menjawab cowok itu disaat tengah hening ujian.
☆
Seusai ujian, Arel bergegas pergi ke kamar mandi. Ia harus cepat-cepat mencuci mukanya agar amarahnya padam.
"lo! lo bisa stop ikutin gue gak? INI TOILET CEWE!" bentak Arel, untung saat itu toilet sedang kosong. jika tidak mungkin anak lain sudah menganggap ia gila karena berbicara dengan cermin di depannya
"cih masih bego biologi aja belagu!" sebuah ujaran nyinyir dilontarkan pada Arel
"lo bisa stop nyinyirin gue? pergi sana lo!" tanya Arel
Setan itu bukannya menjawab tetapi malah bergaya di depan cermin sambil menyisir surai hitamnya
"cakep juga gue" gumamnya (meskipun gak keliatan juga sih)
"lo, 1 semester penuh gue bantuin, inikah balasan yang lo beri?" tanya setan itu
Arel berdecih kesal, selama ini memang betul setan-setan banyak membantunya ketika ujian, namun entah kenapa pernyataan setan tengil barusan telah menyulut emosinya.
"seandainya aja gue gak ngasih tau lo, mungkin uts kemaren nilai lo C semua. Nathan kok mau sih sama lo" nyinyir setan itu lagi
Kini Arel harus menahan emosinya agar tidak menjambak rambut setan itu (toh juga gak bisa), gadis itu mencoba tarik napas dalam dalam tapi gak jadi soalnya ini toilet.
"gue gak akan bantuin setan, sepeserpun! titik." tegas Arel, namun tangannya ditahan oleh setan itu
"buset kok dia bisa megang tangan gue?!"
"ih apasih gue udah pacar ya!" ujar Arel sambil menepis tangan setan itu
"iya tauuuuu gue juga ga doyan sama lu! dengerin gue!" jawab setan itu
"gue pertama kali liat lo bukan di columbarium, sama sekali bukan! justru gue heran kenapa cewek kaya lo pergi ke situ terus. singkatnya gue bukan ngikutin lo dari situ!" tukasnya
"gue cuma punya satu permintaan, dan cuma lo yang bisa nolong gue. kakak lo gamungkin kan bantuin gue?" lanjutnya
"sampe kapanpun gue gaakan bantuin setan! alam kalian bukan urusan gue!" tegas Arel
Setan itu menunjukkan wajah kecewa, disiratkan sebuah kesedihan mendalam melalui matanya. Setan itu hanya berharap setidaknya Arel menjadi orang terakhir yang ia mintai bantuan untuk menolongnya.
☆
Sore itu langit tampak mendung, bagi Nathan ini adalah waktu yang tepat untuk terlelap dengan tenang. Namun ekspetasinya langsung hancur ketika seorang gadis masuk ke dalam kamarnya.
"NATHAN ALVAREZ AYO MAIN!"
Nathan menutup kepalanya dengan bantal, namun gadis itu menahan dan menggoyang goyangkan badan besar miliknya terus-terusan. Kini tak hanya gadis itu yang mengganggunya, si kecil Iyan pun ikut memukuli hingga menggigit kaki si Nathan.
"iyaa iyaa gue keluar iyaaaa" jawab Nathan kesal
"Nah gitu dong baru bestieku!" ucap gadis itu sambil merangkul Nathan
Iyan yang berada di ujung kasur melompat kegirangan menandakan dirinya ikut gembira melihat 2 remaja itu. Namun kini perhatiannya tertuju pada meja komputer milik Nathan.
"cih, gue gak iri" (bohong)
"eh eh bocil lo ngapain kesini, sana sana hush pergi!"
"jangan sentuh gue jangan JANGAN!"
Iyan sambil tertawa menuju ke kursi gaming Nathan, kini ia menarik narik kabel yang ada di meja itu.
"stop jangan tarik celana gue ish jangannnnn pergi manusia!"
BRAK... pandangan Nathan dan Rei langsung tertuju pada si kecil Iyan. Komputer Nathan kini ambruk dan jatuh di lantai. Untung saja komputer besar itu tidak menimpa Iyan.
"astaga Iyan!" Rei panik dan segera menuju ke adiknya
Sedangkan Nathan melongo dan speechless melihat komputer kini terbelah 2
"bukan gue sumpah bukan gue"
Nathan menatap ke arah depan, menghela napas menahan emosi. Sedangkan setan itu tepat berada di depan Nathan dan tidak sengaja eye-contact dengannya langsung bergidik ngeri dan segera kabur.
★
Iyan, Darian Soeharsono, 30 bulan atau 2.5 tahun. bungsu dari 3 bersaudara, korban kegemasan keluarga besarnya.
tbc #4
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku 2 : Recuérdame ( Can't You See Me? )
Teen FictionSeason 2 of Recuérdame Kata siapa setelah Arel berhasil menyelesaikan teka-teki hidupnya ia dapat hidup dengan tenang tanpa teror dari hantu di sekitarnya? Kali ini Arel harus menghadapi hantu tampan yang penasaran yang usil dan tengil. Genre : slig...