#3

70 9 0
                                    

Setiap pulang sekolah aku sudah terbiasa untuk pulang bersama Fajar.
Namun sekarang berbeda, aku kehilangan semuanya. Bel pulang sekolah dulu selalu aku nanti nantikan karena akan berjumpa dengan Fajar. Tapi sekarang bel pulang adalah hal yang tidak aku suka.

Kring!
" yeay pulang " sorak teman sekelasku

Ketika teman temanku sangat bersemangat untuk pulang, walau ada sebagian siswa memilih untuk nongkrong di kafe dekat sekolah. Justru aku sebaliknya, tidak membereskan buku ku dan setia duduk dimeja tempatku belajar. Aku sangat malas untuk pulang ke rumah. Apalagi sekarang masih jam 4 sore.
Duh ngga deh, yang ada hancur mood ku melihat kondisi rumah yang sudah tidak lagi nyaman.

" lo ga pulang ji? " ucap seseorang dari luar kelas, ternyata itu amanda.
Amanda itu teman sekelasku waktu kelas XI, dia itu baik banget. Aku kaget karena tumben sekali dia menghampiriku.
" males nda " aku pun tersenyum kepadanya

Amanda memasuki ruang kelasku dan duduk di kursi sebelahku duduk.
" lo kenapa ji? Lo udah jarang cerita sama gue sekarang. Gue tau masalah lo soal lo ngelakuin self injury! " ucap Amanda, aku bisa merasakan ada kekecewaan dalam nada bicaranya.

- flashback-

18 september
" ya anak anak tolong dilanjutkan melukisnya, ibu ada rapat dengan ibu kepala sekolah. Minggu depan lukisan nya ibu cek lagi ya, assalamualaikum " ucap bu Ela lalu meninggalkan ruang kelasku.

Aku sedang asyik melukis di pojok kelas. Tiba tiba ada segerombolan anak perempuan yang aku ketahui mereka adalah anak kelas sebelahku. Ya tepatnya kelas Fajar.
" eh eh Fajar kasian ya di kekang sama ceweknya "
" oh ya? Ko fajar mau sih dikekang kekang gitu. Gue sih kalau jadi Fajar gue putusin deh tuh cewek "
" eh jangan ngomong seperti itu teman teman, nanti ceweknya Fajar silet silet tangan nya lagi deh buat cari perhatian "

Brak!
Reflek aku membanting lukisanku itu ke lantai. Aku berlari keluar kelas dan pergi menuju gudang yang berada di dekat toilet sekolah. Di dalam gudang, aku menangis sejadi jadinya.
Kenapa mereka tau aku melakukan self injury? Kenapa mereka berpikir aku melakukan itu karena Fajar?
Ah sial! Mereka tidak tau apa apa main mengambil keputusan saja!
Tanpa sadar, aku mengambil jarum yang aku pakai di kerudungku untuk menyayat tanganku. Entah aku kerasukan setan sekolah atau apa.
Luka yang di goreskan cukup banyak dan dalam. Aku mulai merasakan perih dan panas di tanganku.

"arghhh" aku tahan mati matian rasa sakit itu

*tok tok*
Tak lama ada yang mengetuk pintu gudang.
" siapa? " tanyaku kepada seseorang dibalik pintu
" ini mang heri, mau ngambil pel sama sapu "

Aku mencoba menutup luka lukaku dengan baju sekolahku dan keluar dari gudang. Aku tersenyum melihat mang heri yang berdiri di hadapanku.
" abis ngapain neng di gudang sendirian? " tanya mang heri heran
" abis nyari paku mang hehe"
"itu tangan kamu kenapa? Abis nyayat nyayat tangan ya? Aduh si neng mah! Kalau putus cinta mah gausah segitunya atuh"
" bukan soal cinta ko mang, emang  saya sendiri aja yang bermasalah " aku tersenyum ke mang heri lalu pergi meninggalkan gudang.

***
" lo mau ngebully gue kayak temen temen yang lain nda? "
" ngga ji, justru gue mau dengerin curhatan lo. Sebenernya lo kenapa sih? Masalah sama Fajar atau keluar.."
" stop nda, gue gamau bahas ini "
Aku bangkit dari kursiku dan pergi meninggalkan Amanda sendiri di dalam kelas.

Sampai di pelataran kelas, aku bingung harus pulang dengan siapa. Biasanya akan ada Fajar yang menjemputku ke kelas dan pulang bersama. Tapi sekarang...
Ah sudahlah ji! Pulang saja dengan ojek online, ribet banget.

Aku sampai di rumah pukul 5 sore, ternyata ayah dan mama sudah berada di rumah.
" Assalamualaikum "
Ayah dan mama menjawab salamku dengan nada tidak bersemangat, aku pun langsung masuk ke dalam kamar dan merebahkan tubuhku yang butuh istirahat. Baru saja aku memejamkan mata, ada suara bantingan pintu. Sontak aku mengintip dari jendela kamar dan melihat ayah pergi dengan wajah penuh amarah.
" mana yang di namakan rumah adalah tempat paling nyaman? Justru aku tidak bisa merasakan kenyamanan di rumahku sendiri " aku merasa bodo amat dengan kejadian yang baru saja aku lihat. Tanpa sadar, aku pun tertidur pulas.

over mijTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang