#2

35 5 0
                                    

Ini sudah sebulan lamanya setelah hampir setiap malam Reza selalu mengirimkan aku pesan. Walau hanya sekedar menanyakan hal hal yang tidak penting menurutku.

Entahlah, aku bingung. Ada apa dengannya? Tapi Eden selalu mengingatkan aku, bahwa sikap Reza yang seperti itu bukan berarti dia menyukaiku. Ah sudahlah, aku tidak mau terlalu memperdulikannya.

....

Kringggg~ Kringggg~

Akhirnya bel istirahat berbunyi. Kepalaku sudah tak tahan, pelajaran Kimia sungguh menyulitkan. Padahal baru kelas X bagaimana nanti di kelas XII ??? Ah sudahlah, kepalaku tak kuat membayangkannya.

"Reza, kamu ke kantin?" tanyaku kepada teman sebangku ku, Eden.
Reza? Oh tidak, aku salah menyebut namanya.

"Riza maksudku" aku langsung membenarkan perkataanku sebelum Eden berkomentar. Dia hanya menatapku.

"Kamu aja ya, aku nitip nasi goreng" pintanya sambil fokus bermain game bersama laki laki yang lain. Laki laki pecinta game. Ah sungguh jengkel mendengarnya.

"Ga bawa makan lagi?" tanyaku.

"Engga sempat. Sana beli, udah di tunggu sama Cindy" jawabnya.

Aku langsung pergi menuju kantin bersama Cindy yang sedari tadi sudah menungguku di depan pintu.

Tak mau berlama lama di kantin,setelah selesai membeli beberapa makanan dan minuman, aku langsung kembali ke kelas, karena di kantin terlalu ramai dengan kakak kelas. Aku belum kenal banyak.

"Nih makan dulu" kataku sambil meletakkan sepiring nasi goreng pesanan Eden tadi.

Murid murid sibuk menghabiskan waktu istirahatnya. Ada yang hanya berbagi cerita. Ada yang berbagi cerita sambil makan. Ada yang bermain game. Ada yang bermain game sambil makan. Ada yang bercerita sambil bermain game dan makan. Hahaha iya itu aku dan Eden.

"Kenapa sekarang sering salah memanggil namaku? Kita sudah lama berteman" kata Eden sambil memegang sendok di tangan kanan dan ponsel di tangan kiri.

"Hahaha, maaf. Sekarang aku mulai kebingungan, setelah menemukan nama yang hampir sama denganmu" jawabku sambil tertawa.

"Kalau begitu jangan panggil dia Reza. Cari nama yang lain"

"Bagaimana bisa, aku tidak sedekat itu untuk bisa mengganti nama panggilnya"

"Kamu bilang dia suka padamu" kata Eden sambil menatapku dengan tatapan meledek.

"Kamu bilang itu hanya perasaanku" jawabku dengan nada jengkel.

Eden tertawa.

Senang rasanya berbicara dengan Eden. Entahlah. Aku hanya senang.

.....

Akhirnya sekolah hari ini selesai, aku pulang bersama Eden seperti biasa.

"Makasih, hati hati pulangnya" kataku setelah turun dari motor dan melepas helm.

Eden menganggukkan kepala, dan langsung pergi meninggalkanku yang masih berdiri di depan rumah.

Setelah Eden makin melesat jauh, aku masuk kedalam rumah.

.....

Malam ini aku salah sebut nama lagi. Aku memanggil Reza dengan nama Riza. Awalnya aku bilang itu hanya salah ketik, tapi tidak mungkin kalau dia akan terus percaya.

Aku punya ide.

-Elma
'Rizaaaa, aku tau sekarang.
Setelah pesan ini kamu baca, aku akan memanggilmu dengan nama Eden. E untuk Eriza dan Den untuk Raden. Lucu bukan? Namamu jadi kebarat baratan. Padahal mukamu benar benar Indonesia hehe'

Kisah ElmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang