Bercerita sedikit tentang Kak Dhio Pramudji.
Kakak kelas yang dulu selalu membuatku tersenyum, bahkan saat hanya dengan mendengar namanya saja.
Aku yakin bukan hanya aku yang mengaguminya.
Dia terkenal nakal, tetapi tidak bodoh. Dia pandai, padahal kata pandai terlihat bertolak belakang dengan penampilannya.
Aku tak begitu kenal. Tapi dari gosip yang beredar, orang orang bilang dia anak yang baik. Dia juga pandai bersosialisasi. Aktif dalam berorganisasi. Dan mungkin masih banyak lagi yang belum aku ketahui.
Dan aku merasa sangat ingin mengetahuinya. Hehe
.....
Hari demi hari terus berganti.
Sampai akhirnya dalam waktu kurang lebih dua bulan lagi, akan ada ujian kenaikan kelas.Waktu berlalu begitu cepat. Aku mulai kenal banyak kakak kelas, karena mulai aktif di eskul tari.
"El, nanti kamu eskul ya? Bagaimana ini, pulang sekolah aku mau jemput mamah di stasiun" ucap Eden beberapa jam sebelum bel pulang sekolah.
"Yaudah kamu jemput mamah, aku bisa pesan ojek online dari sini" jawabku.
"Eskulmu selesai jam berapa kira kira? Kalau aku sudah antar mamah ke rumah, aku bisa menjemputmu."
"Jam setengah Enam sih biasanya. Jangan, nanti kamu malah keteteran, nanti kamu malah kebut kebutan karena terburu buru."
"Gapapa?" tanyanya menatapku.
"Santai aja" jawabku tersenyum.
Bel pulang sekolah berbunyi~
"Eden, kamu langsung ke stasiun?" tanyaku sambil memasukkan barang ke tas setelah mendengar bel pulang.
"Iya" jawabnya.
"Yasudah, hati hati ya jangan ngebut. Aku mau latihan nari" kataku sambil beranjak dari kursi.
Hari semakin sore. Latihan hari ini lebih cepat, karena pelatih Nari sekolahku ada urusan yang harus di selesaikan. Jadi sekitar pukul lima sore, kami sudah boleh pulang.
Sekolah sudah tampak sepi, teman teman nariku dengan cepat mulai meninggalkan sekolah karena mereka membawa kendaraan masing masing.
Dengan batrai ponsel yang sudah mulai sekarat, aku memesan ojek online sambil berdiri di gerbang sekolah.
Tepat sebelum aku menekan tombol oke pada aplikasi ojek online, sebuah motor menghampiriku. Aku tidak tau siapa yang mengendarai motor itu, karena dia memakai helm full face. Yang aku tau, dia pasti salah satu murid di sekolahku, karena memakai seragam yang sama denganku.
Motor itu berhenti tepat di depanku. Karena keadaan lingkungan sekolah yang sudah sepi, aku mendengar dia berbicara walau kurang jelas karena dia enggan untuk membuka helmnya.
"kenapa masih di sekolah?"
Begitulah yang kira kira aku dengar.
Aku terdiam, masih menebak nebak siapa yang sebenarnya berada di atas motor.
Melihat aku kebingungan, akhirnya orang itu melepas helmnya.
'Kak Dhio?' batinku terkejut.
"Kenapa masih di sekolah?" ucap Kak Dhio mengulang pertanyaannya.
"Saya?" tanyaku, memastikan bahwa sosok yang sedang di depanku benar benar berbicara padaku.
"Terus siapa lagi? Cuma kamu yang ada di sini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Elma
Teen FictionHai, Terimakasih. Berkatmu, sekarang aku tau bagaimana rasanya di cintai secinta ini, dan di sayang sesayang ini. Maaf sering membuatmu kecewa, aku harap kamu tidak akan membenciku. Dari Elma.