Indah Pada Waktunya

28 7 1
                                    

Dan aku pun berjalan ke arahnya, dia menatap ku dan Dito
"halooo broo" sapa Dito padanya.

"ehh hey" sapanya ramah menatap Dito tanpa menatapku sekalipun.

"ohh iya kenalin ini Tesha anak baru kelas 11 mipa 1" kata Dito memperkenal kan ku.
Aku hanya tersenyum canggung. Jantung ini berdebar cukup hebat.

"iya aku udh tau dia kok" jawabnya santai.
"lohh kalian udah saling kenal? Padahal kls kalian kan jauh mipa dan ips?"
Kata Dito bingung. Aku pun mulai memikirkan kata kata untuk menjawabnya.

"emm iyaa" kataku gugup.

"jadi kita dulu satu sekolah waktu di Jakarta, dan malah...."
Sebelum Davin ngelantur sampe kemana mana aku langsung memotong perkataannya

"bertemu di Semarangg hehe" jangan sampe Dito tau bahwa aku mantan nya Davin, bisa bisa Dito gagal untuk mendekatiku:v

....

Sesampainya dirumah aku masih teringat kejadian di kantin tadi. Senang rasanya bertemu Davin. Tapi aku tak ingin jatuh hati padanya lagi. Aku berusaha membuka hati untuk Dito.
Tiba tiba sebuah notifikasi wa dari ponsel ku berbunyi. Dan sebuah nomor tak dikenal menelfonku.

Ku angkat telfon dan mulai bicara
"hey" suara itu yaa aku kenal ini pasti Davin
"Davin ya?" kata ku to the point
"tau ajaa sii hehe"
"dapet nomer aku dari mana?"
"pacar mu dong Dito"
"bukan pacar"
"ngaku aja deh"
"ngapain si sebenernya telfon aku? Kita udah gaada apa apa lagi"
"lah emang gaboleh ya? Kangen."

Seketika aku diam, hatiku tidak boleh luluh oleh kata2 manis nya lagi. Baru saja aku berjanji untuk tidak jatuh hati padanya lagi tapi kenapa dia datang dengan harapan?

Aku mematikan telfon itu. Aku merasa hatiku sedang tak ingin disentuh siapapun. Dito atau Davin. Kini aku harus memilih kepada siapa aku harus menetap. Jangan sampai aku menggantungkan keduanya.

Tok tok tok

Suara pintu diketuk. Aku bergegas menuju ruang tamu. Kubuka pintu dan ternyata ada Dito berdiri disana membawa sebuah bungkusan.
"selamat malam Tesha.."
"Dito kok malem malem sampe sini sii"
"iyaa.. Nii aku bawain martabak bandung kesukaan mu.. Aku tau malam ini kamu di rumah sendiri kan?"
"iyaa.. Makasih yaa"

Aku menerima bungkusan itu. Setelah mengobrol cukup lama Dito pun pulang. Aku memang sedang dirumah sendiri, ayah dan ibuku selalu pulang malam. Dan kakak ku berada di luar kota.

Aku kembali ke kamar untuk menyantap martabak bandung pemberian Dito. Aku membuka ponsel ku dan..... 99++ notifikasi wa. Aku membukanya dan itu Davin.

Uuhh dia memang membuatku tak nafsu makan kali ini. Bayangkan saja masa lalu masi saja menghantui di saat aku ingin membuka semuanya dari awal.

Tesha..
Aku minta maaf atas kesalahku meninggalkan mu
Sungguh itu hal bodoh yg pernah aku lakukan
Tapi ada alasan dari itu semua
Kamu tau aku seneng baget dan ngerasa ga nyangka kita ketemu lagi
Aku kangen kamu
Pengen ngomong langsung tapi aku sadar kamu udah milik Dito sekarang

Dan masih banyak lagi pesan dari Davin. Gila benar. Dia memang gila. Bagaimana bisa? aku sudah cukup hancur ditinggalkan olehnya. Sekarang? Dia ingin aku kembali?
Memang rasa ini masih ada. Tapi aku tidak bisa mengulang cerita lama. Kali ini aku sangat bimbang.

....

Pagi hari aku datang kesekolah kebih awal seperti biasa pukul 06.00. Suasana sekolah masih sepi tapi terulang lagi kejadian pertama masuk sekolah. Aku melihat pria itu lagi berada di bawah ring basket. Kali ini bukan aku yg menghampirinya tapi diaa
"Tesha..."
Aku hanya menengok datar kepadanya
"kamuu udah baca wa aku kan?"
"ohh maaf Vin semalem aku udah tidur"
"baca yaa.."

Aku tak menghiraukan perkataan nya aku langsung berjalan menuju kelas. Aku termenung memikirkan Davin. Sebenarnya apa yang ada didalam otaknya? Mempermainkan perasaan? Jujur jika aku ingin kembali ingin rasanyaa... Tapi aku sudah berjanji untuk tidak jatuh hati padanya lagii.. Ahh dia sekarang mempengaruhi hatiku.

...

Ketika pulang sekolah aku menunggu jemputan di gerbang depan. Tiba tiba Dito menghampiri ku
"Tes pulang bareng aku ajaa"

Jangan sangka rumahku searah dengan Dito. Rumah ku dan Dito tidak searah, aku merasa tidak enak jika harus bersama Dito.
"enggak Dit.. Jemputan ku bentar lagi datang kok" kataku meyakinkan.

"yaudah kalo gitu hati hati ya"
Katanya sambil mengelus kepala ku. Dan kemudian dia berlalu. Sungguh hati ku sangat melelehhh. Kali itu aku sangat optimis untuk bisa melupakan Davin dan membuka hati untuk Dito.

Setelah sampai di rumah.. Aku membuka ponsel ku dan ada 3 panggilan tak terjawab dari Davin. Dan ada pesan masuk juga dari Davin
"udah sama Dito ya Tes.. Selamat ya"
"apaan si Vin"
"Gapapa Tes.. Bahagia ya sama Dito aku terlalu bodoh ninggalin kamu"
"hmm gausa gitu deh"
"emang iyakan?"
"engga"

Aku tidak tau kenapa aku menjawab "engga" padahal aku tinggal bilang saja "iya" supaya Davin pergi. Dan aku bisa melupakannya. Tapi kenapa hati ini terasa sulit melepasnya?.

..

Beberapa minggu berlalu Davin sudah tidak pernah menelfon dan mengirim pesan singkat kepada ku. Aku tidak mengerti sebenarnya rasa ku ini apa. Disekolah aku juga mendengar kabar bahwa Davin sedang dekat dengan anak 11 Ips 2 dan aku merasa sedih saat itu. Tapi untuk apa aku sedih. Aku juga sudah punya Dito.

Entah kenapa bayang2 nya masih saja ada disetiap malam. Aku tidak tau kenapa. Tapi yang jelas sekarang aku dan Davin sudah menemukan bahagia masing masing.

Kita harus menerima bahwa apa yag kita ingin kan tak selamanya harus di takdirkan untuk kita. Terkadang itu terasa menyakitkan dan tidak adil. Tapi tuhan selalu punya skenario terbaiknya:)

Rizky Ramadhan|XI TME 3|32

191118

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You're The MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang