SATU

178 7 0
                                    

Vinyseries adalah sedikit plesetan dari miniseries, dengan tentu saja Viny yang akan menjadi cerita utama. Saya kepikiran membuat Vinyseries karena tiba-tiba terlintas dalam kepala saya untuk membuat sebuah cerita imajiner alias fiksi tapi dengan konsep based on true story. Inspirasi menulis ini datang dari tulisan Pidi Baiq di dalam sebuah blognya yang berjudul "Wawancara Imajiner Dengan Arian 13". Di situ Pidi seolah sedang mewawancara Arian 13 dengan semua pertanyaan dan jawaban dari Arian dibuat oleh Pidi sendiri. Tulisan itulah yang kemudian ingin saya aplikasikan ke dalam Vinyseries ini, dimana saya pun ingin melakukan interaksi secara verbal dengan Viny, namun hanya melalui imajinasi saya. Walaupun begitu, kenapa saya bilang based on true story, yaitu saya akan mencoba membayangkan jawaban-jawaban Viny sesuai dengan apa yang Viny lakukan di dunia nyata. Salah satu sumbernya ada di blog Viny yang alamat blog nya dia cantumkan dalam profile Twitter nya ditambah juga sumber-sumber lain semisal G+ dan lain sebagainya lah ya. Sekian dan selamat menikmati.

SATU

Yang datang, datanglah.
Apakah itu yang diharapkan? Semoga saja.

(Viny, 24 Juni 2015)

Halo, nama saya Biru. Saya hari ini akan bertemu dengan Viny dan saya yang akan lebih banyak bertanya. Keinginan saya untuk mengenalnya lebih penting daripada reshuffle kabinet. Lebih penting juga dari apakah bumi itu datar atau tidak. Saya sekarang sedang menunggunya.

Dan dia datang.

Cantiknya.

Biru: "Halo, Viny."

Viny: "Halo juga. Siapa?"

Biru: "Ah, iya. Kenalan dulu dong. Aku Biru."

Viny: "Hm, Biru ya. Namanya aneh. Tapi bagus."

Biru: "Iya, aku lahir dari kisah cinta satu orang laki-laki dan satu orang perempuan."

Viny: "Hahaha, sama dong. Aku juga."

Biru: "Yes. Kita sekarang paling tidak punya satu kesamaan."

Viny hanya tersenyum.

Biru: "Mulai dari awal dulu. Apakah yang kamu ingat?"

Viny: "Tentang apa?"

Biru: "Tentang bagaimana kamu bisa sampai di sini. Eh, di sana sih lebih tepatnya. Di perkumpulan sekte gadis-gadis cantik itu hehe."

Viny: "Hahaha, berarti aku cantik juga dong?"

Biru: "Paling cantik."

Viny: "Bohong."

Viny kemudian sedikit membenarkan tempat duduknya. Tampaknya dia sedang serius sekarang.

Viny: "Oke aku mulai ya. Mmmm kalo awalnya sih ya, aku pernah melihat mereka tampil dan aku sangaaaat terkesan."

Biru: "Terkesan dengan apa?"

Viny: "Terkesan dengan cara mereka menampilkan sesuatu yang menurutku tuh keren banget. Mereka menari, sambil nyanyi, dan di sepanjang show, mereka selalu senyum. Itu apa ya, momen yang sangat ajaib bagiku."

Biru: "Mmmm, maksudnya?"

Viny: "Ya, ajaib. Mereka bisa menyihir penonton yang datang termasuk aku juga."

Biru: "Akhirnya kamu mau menjadi seperti mereka?"

Viny: "Ya! Aku mau!"

Biru: "Asik. Oke, terus?"

Viny: "Terus disinilah aku! Hehehe. Tapi emang aku dulu suka dengan AKB48 sama J Pop juga. Dan baru deh tau yang namanya apa tadi kamu sebut? Sekte gadis-gadis cantik? Hahaha. Iya, dan ya itulah. Aku pergi menonton mereka. Tanpa sepengetahuan Mama! Tetapi itu adalah momen yang tidak kusesali meski aku pun ingin meminta maaf kepada Mama karena aku tidak ijin pergi hehe."

Biru: "Luar biasaaaa. Apa lagi yang kamu ingat?"

Viny: "Mmmm, aku ingat tentang air mata."

Biru: "Wah, jangan dulu dong. Masih baru juga ketemu masa kita harus sudah berlinang air mata."

Viny: "Hehehe, oke oke. Yang ringan-ringan dulu aja ya."

Biru: "Yaudah. Lanjut nanti deh. Ngopi saja dulu. Mau kopi?"

Viny: "Aku teh aja."

Baik, Viny. Mari meminum kopi untukku dan teh buatmu. Untuk saat ini.

VinyseriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang