TUJUH

31 3 0
                                    


TUJUH

Aku tahu, tahun ini harus bekerja sangat keras!

(Viny, 28 Februari 2016)

Hari ini setelah kemarin. Saya berhadap-hadapan dengan Viny. Tahu bahwa hari ini adalah yang terakhir. Besok dan besoknya saya tidak akan bertemu lagi dengannya di sini, dan saya juga tidak tahu dimana lagi. Ini adalah hari dimana saya bisa melihatnya untuk terakhir kalinya. Memandang sorot mata yang berbinar-binar ketika sedang menjawab sesuatu sambil membayangkannya. Memandang wajah yang cerah, secerah kulit bintang iklan Sari Ayu Martha Tilaar. Memandang gestur tubuhnya yang kadang manja, kadang merendah, kadang emosi, terbawa arus pembicaraan yang naik turun. Saya ingin menikmati momen ini sejenak, tapi tampaknya Viny tidak. Dia memaksa saya membuyarkan lamunan saya sendiri tentangnya. Ah, Viny.

Viny: "Hei."

Biru: "Hm?"

Viny: "Diem aja."

Biru: "Terpesona, Vin."

Viny: "Jangan memujiku."

Biru: "Hahaha, padahal iya."

Viny: "Ayo, mau nanya apa?"

Biru: "Belum. Sabar sih."

Viny: "Gantian kalau gitu."

Biru: "Kamu yang nanya?"

Viny: "Iya."

Biru: "Oke. Jangan banyak-banyak."

Viny: "Siapa kamu?"

Biru: "Aku Biru."

Viny: "Bukan namamu yang aku maksud."

Biru: "Aku bukan siapa-siapa, Vin."

Viny: "Kenapa tiba-tiba kamu datang?"

Biru: "Harusnya aku yang nanya gitu. Kenapa tiba-tiba kamu yang datang?"

Viny: "Loh, kok?"

Biru: "Iya. Aku yang selalu di sini. Kamulah yang datang ke sini."

Iya, Viny. Bukan aku yang datang, melainkan kamu. Aku yang selalu pertama sampai dan kapan pun aku mau aku bisa selalu di sini. Ketika aku di rumah pun aku bisa dengan cepat langsung di sini kapanpun aku mau. Ini adalah tempat yang bisa aku datangi kapan saja dan dalam sekejap sampai. Tempat yang bisa kujadikan apa saja, pesan apa saja, dan bahkan ketika aku mau tempat ini diguyur hujan juga langsung bisa. Akulah yang berkuasa di tempat ini. Meski kadang banyak yang datang tanpa aku mengerti kenapa mereka bisa datang kemari. Salah satunya kamu, Viny. Kamulah yang datang ke sini. Kamu adalah di antara yang tiba-tiba datang atau aku sendiri yang memintamu datang. Yang pasti sekarang kamu di sini.

Viny: "Kok bisa aku yang datang?"

Biru: "Ini adalah tempatku. Ini milikku. Aku selalu menunggumu di sini. Dan kamu yang selalu aku lihat masuk dari balik pintu. Aku bisa dibilang tidak pernah kemana-mana. Kamulah yang datang dan pergi."

Viny: "Ini tempatmu??"

Biru: "Ya. Ini semua milikku. Kemerdekaanku."

Viny: "Kenapa kamu harus bayar kalau gitu?"

Biru: "Karena aku ingin. Apa yang aku ingin di sini, semua terjadi. Tanpa kecuali."

Viny: "Aku ga ngerti."

Saya hanya tersenyum.

Biru: "Nah! Sekarang mending langsung ke yang biasa kita lakuin aja. Aku yang nanya, kamu yang jawab."

VinyseriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang