One

757 117 10
                                    

(Y/n) POV

Tititititit... tititititit

Alarm ku berbunyi, menandakan waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Namun... bukan diriku kalau aku tidak tidur lagi selama 5 menit.

Tititititit... tititititit

Alarm ku berbunyi lagi, kali ini aku tidak boleh kembali tidur lagi, aku harus bersiap-siap untuk pergi menuju kerja atau lebih tepatnya pergi menemui seseorang dulu. Karir? Karirku bekerja sebagai jurnalistik. Well... aku tinggal di Ingris, lebih tepatnya di London.

"Stella, jangan lupa untuk makan sayurmu. Kau selalu membuang sayurmu lalu kucing memakannya. Dan kucing itu muntah didalam rumah kita, dan yang membersihkannya adalah AKU! Jadi, kumohon makanlah sayurmu meski kau tidak menyukainya."

Stella, ialah adik sepupuku yang berumur 14 tahun. Dia bersekolah di Hogwarts, namun karena sekarang waktu libur, dia bisa menikmati waktunya bersama keluarganya. Dan keluarga yang ia punya hanyalah aku seorang. Kedua orang tuanya tewas dalam kecelakaan mobil sewaktu mereka ditugaskan ke Amerika oleh bos nya.

"Bla... bla... bla... kan sudah kubilang, biar aku yang membersihkan muntahnya. Tapi kau selalu mendahuluiku. Kau memang bersemangat ya dalam membersihkan muntah kucing. Hihi." Stella mencoba bercanda

"Itu tidak lucu Stella!"

Kulihat jam dinding yang berada di ruang tamu, dan jam dinding tersebut menunjukkan pukul 06:59. Aku bergegas memakai sepatu dan juga mantelku, mengingat hari ini ialah musim salju, aku harus memakai pakaian yang serba hangat ditubuhku.

"Stella, ingat ucapanku. Ok?"

"Baiklah, aku akan memakan sayur ku. Tapi... bukankah kau pergi terlalu pagi? Bukannya kau bekerja jam 9 pagi?"

"Ya, memang begitu. Tapi aku harus menemui seseorang sebelum pukul 9 pagi."

"Siapa? Apa itu pacar mu? Aku kira kau telah berprinsip jomblo selamanya?" Ucap Stella sembari mengangkat alisnya secara bergantian.

"Tentu saja tidak! Aku tidak punya pacar dan tidak punya waktu untuk berpacaran! Bila kau berkenan, aku harus pergi sekarang juga. Dadah!"

"Tunggu! Jika kau pulang tolong belikan aku sekotak pizza berukuran sedang. Jika kau membelikannya untukku, aku janji akan memakan sayurku!"

Aku menatap Stella dengan tatapan malas, seperti "hey sis! Tolong! Dompetku saat ini kurus selayaknya tubuhku yang tinggal tulang dan dosa saja."

"Baiklah, akan kubelikan. Tapi kau harus janji ya?" Ucapku

"Aku berjanji!" Ucapnya sembari kelingking kami dieratkan secara bersamaan

"Baiklah! Aku pergi dulu. BYE!"

"BYE!"

Akupun berjalan menuju halte bus. Disana, aku harus menunggu sekitar 5 menit hingga bus tiba.

Bus tiba, aku masuk dan duduk dibagian tengah, dekat jendela. Bus terlihat sepi. Sembari menunggu tiba ditempat tujuan, aku membuka beberapa file/kertas didalam tasku untuk memeriksa semuanya lengkap tanpa terkecuali satupun

Bus tiba-tiba berhenti didepan salah satu halte bus. Aku mengecek ke jendela apakah ini benar-benar tempat tujuanku atau tidak? Namun sepertinya tidak.

Kepalaku menoleh kearah pintu bus yang terbuka lebar, banyak orang yang memasuki bus ini. Mereka berdesak-desakan untuk masuk lebih dulu dibandingkan yang lain.

Author POV

"Permisi... aww!"

Penyihir muda yang bernama Newt Scamander memasuki bus. Namun sayangnya kakinya terinjak oleh seseorang hingga dirinya meringis kesakitan. Namun Newt tidak membesarkannya, karena ia bukanlah penyihir pendendam. Pada akhirnya, Newt adalah orang yang keterakhir yang memasuki bus. 

The Love Story of You & Newt ScamanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang