"Pemurung yang tak terduga"

7 0 0
                                    

Dum...dum... suara motor Theo yang melambat di pos satpam sekolah SMA 45. Tampak satpam Budi sedang mengawasi sekitar halaman sekolah di dalam posnya.

“Permisi pak budi...”, sapa Theo sambil masih duduk di motornya menyapa satpam Budi.

“Kamu lagi, ngapain ke sini HAH?”, jawan satpam Budi dengan sedikit sebal.

“Tenang Pak, saya cuma numpang aja bentar disini.”, cenges Theo pada satpam Budi.

“Awas kamu kalo sampai ganggu siswa sini, saya usut kamu ke kampus kamu nanti!”, ketus satpam Budi.

Sebenarnya satpam Budi ini adalah salah satu karyawan sudah bekerja cukup lama di SMA 45. Karena ketegasanya, dia bisa bertahan cukup lama di SMA 45. Sudah banyak mengalami beberapa pengalaman misteri selama menjaga sekolah SMA 45 seumur hidupnya. Mulai dari suara tangis ketika di jaga malam, terdengar jelas dari pos satpamnya. Padahal malam itu seharasunya sudah tidak ada murid yang masih di sekolah.

Suatu ketika Satpam Budi sedang asik mengobrol dengan tukang kebersihan Pak Dirman, pernah juga mendengar suara aktifitas mengajar dari kelas paling pojok di lantai 2. Konon SMA 45 dulu pernah terjadi kebakaran hebat pada salah satu ruang kelas. Yang mengakibatkan sekitar 10 siswa dan 1 guru terjebak tidak bisa menyelamatkan diri.

Berita itu sudah lama tak terdengar kembali, bahkan sudah terkubur lama hingga akhirnya terjadi hal yang diluar dugaan ada kejadian kesurupan yang dialami oleh salah satu siswa bernama Tika.

Ding dong ding dong... suara bell sekolah berbunyi. Murid-murid telah berisap untuk pulang ke rumah masing-masing.

“Kamu jalan duluan ke rumah ya Lan, aku ada perlu sebentar”, ujar Yuki sambil merapikan buku-buku pelajaran pada Wulan.

“Baik. Kamu hati-hati ya”, jawab Wulan sembari meninggalkan kelasnya.

Yuki selesai merapikan buku dan tasnya, ia langsung turun kebawah dan ke arah gerbang sekolah. Dari luar sudah terlihat Theo melambaikan tanganya mengarah pada Yuki.

“Ah itu kak Theo.”, gumam Yuki sambil menghampiri keberadaan Theo.

“Hai Yuki...jadi kan kita ngobrol yang melanjutkan kemarin?”, ungkap Theo dengan antusias.

Mereka berdua duduk di warung penjual makanan depan sekolah, dimana biasanya para murid-murid juga membeli makanan disitu.

“Kamu mau minum apa?”, Theo menawari pada Yuki.

“Oh tidak usah ka, saya tidak bisa lama-lama. Ada tugas sekolah yang harus diselesaikan”, jawab Yuki sambil memberi tanda penolakan tanganya.

“Baiklah jika itu mau kamu. Bisa kita mulai nih obrolan kita yang terhenti kemarin?”, balas Theo dengan mengeluarkan notebook coklat dan pensilnya.

Yuki mulai menceritakan tentang Wulan pada Theo. Wulan adalah sahabat kecil Yuki, selisih umur mereka hanya hitungan bulan. Yuki lahir pada bulan Januari sedangkan Wulan pada bulan Mei. Yuki dan Wulan sudah seperti saudara. Akan tetapi ada hal buruk yang pernah menimpa Wulan, ketika dia pergi meninggalkan kota tempat tinggal untuk berkunjung ke rumah kakeknya yang ada di Rejomulyo.

Suatu ketika saat Wulan di salah satu kamar rumah kakeknya sendirian, pernah di datangi oleh seperti sosok yang bukan manusia. Dan informasi yang di dengar oleh Yuki itu adalah salah satu penjaga keluarga kakeknya Wulan. Memang kakek Wulan ini salah satu orang yang berpengaruh di salah satu keraton di kampung halamanya. Mbah Kerso, orang-orang sekitar rumah kakek Wulan memanggilnya seperti itu.

Setelah kejadian itu banyak hal berubah pada Wulan, orang tuanya pun berpendapat sama. Dulu sebelum kejadian itu Wulan adalah gadis periang dan ramah pada orang-orang sekitar. Namun akhir-akhir ini justru sebalikanya sikap Wulan itu. Untungya pada Yuki masih seperti Wulan yang Yuki kenal saat kecil dulu. Wulan yang sekarang lebih tertutup pada orang-orang bahkan sedikit pemurung dari biasanya.

Bahkan jika ada hal-hal ganjil sikap Wulan dapat berubah agak sensitif, menurut Yuki hal ini terjadi karena memang Wulan memiliki kekuatan gaib yang sensitif terhadap lingkungan hal-hal yang tidak semestinya. Seperti kehadiran sosok perempuan yang hampir saja merasuki Yuki. Dan akhirnya pun terjadi keributan di sekolahnya salah satu siswa yang kesurupan.

Theo benar-benar menyimak serius apa yang di ceritakan oleh Yuki, semua yang keluar dari mulut gadis ini semua di catat oleh Theo.

“Untuk kejadian yang menimpa Tika? Apa yang dilakukan oleh Wulan?”, tiba-tiba Theo melontarkan pertanyaan itu pada Yuki.
“Awalnya Wulan bilang ke saya, ada sosok perempuan yang melihat saya sebagai target.

Namun sosok tersebut dibentak oleh Wulan. Tiba-tiba terjadi keributan pada kelas 12E. Ternyata sosok perempuan tadi merasuki Tika. Informasi yang saya dengar juga Tika akhir-akhir ini terlihat tidak sehat atau seperti banyak tekanan.”, jelas Yuki pada Theo mengenai kejadian itu.

“Wulan pernah cerita ke saya, makhluk seperti itu sangat mudah merasuki manusia jika manusia itu sedang mendapatkan tekanan hidup dan beban pikiran atau hal-hal yang membuat dirinya lemah.”, lanjut Yuki pada Theo.

“Lantas apa yang Wulan lakukan saat terjadi kesurupan tadi?”, lanjut Theo semakin penasaran dengan kejadian tersebut.

“Wulan sempat bertengkar dengan Tika, dan dia mengeluarkan sebuah kayu. Hm...kalo tidak salah kayu tersebut adalah kayu patuk. Lalu di tempelkan pada dahi Tika. Setelah itu Tika berhenti teriak-teriak dan suasan kembali normal”, jawab Yuki sambil meragakan gerakan Wulan.

Dari pembicaraan tersebut Theo sudah dapat kesimpulan bahwa Wulan memang bukan seorang gadis biasa saja, dan Yuki memang tampak seperti sosok sahabat yang selalu ada untuk Wulan.

Setelah menceritakan, Yuki berpamitan pada Theo untuk pulang, Theo menawari untuk mengantar hingga rumah namun ditolak oleh gadis  rambut kepang dua kepalanya.

Theo pun tidak memaksakan kehendaknya, dia pun bersiap-siap untuk meninggalkan warung dan menuju camp yang di kampusnya. Untuk mencatat kejadian yang di ceritakan oleh Yuki tadi. Seperti yang dilakukan Theo pada umunya setelah mendapatkan informasi misteri langsung menyusun artikelnya.

The Trist : Misteri SMA 45Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang