"Sang pencari misteri"

223 2 6
                                    

Sejak kejadian kerasukan di kelas 12E membuat para siswa belajar tidak nyaman, berita ini pun cepat menyebar melalui informasi pembicaraan. Kabar tersebut pun terdengar hingga telinga Theo, seorang mahasiswa yang menggemari dunia spiritual. Dia berusaha mencari informasi lebih lanjut dengan mendatangi SMA 45, sekolah Wulan. Sampailah Theo di gerbang, memakirkan motor sport di samping pos satpam.

Crek...wuzz.... bunyi korek api dinyalakan Theo siap membakar rokok yang sudah di mulutnya.

“Pak bener ini sekolah yang minggu lalu ada siswa yang kerasukan ya?”, tanya Theo sambil menghisap rokok.

“Anda kata siapa? Jangan asal ngomong ya, saya bisa melaporkan Anda ke pihak berwajib lho!”, jawab satpam bernama Budi dengan kumis lebatnya.

“Eits... saya tanya baik-baik kok malah di laporin polisi. Aduh aduh ni Bapak tegang amat sih, ni Pak rokok dulu.”, canda Theo sambil menyodorkan bungkus rokok pada pria berkumis itu.

“Maaf, saya tidak merokok. Lagian merokok itu tidak baik untuk kesehatan”, jawabnya dengan memalingkan wajah pada Theo.

“Wah ternyata ini satpam jual mahal juga, gue kasih duit kira-kira kumis tebalnya bisa kebuka gak ya?”, pikir Theo dalam hati sambil senyum melihat Satpam.

“Kenapa kamu? Cengar cengir kaya orang gak waras, sana pergi sebelum saya laporin kamu ya!”, Satpam Budi mendorong keluar Theo dari posnya.

“Pak pak bentar, ini saya ada sesuatu buat Bapak.”, balas Theo sambil menahan dan mengambil uang 1 lembar 100ribu di kantong baju.

Di masukkan uang itu ke dalam saku baju Satpam Budi, akhirnya kumis tebalnya mau juga menceritakan hal yang di inginkan Theo. Satpam kumis lebat itu menceritakan apa yang hanya dia tahu saja, dari situ Theo jadi tahu nama gadis yang kerasukan dan yang menolongnya bernama Wulan.
Theo menunggu Wulan dan Yuki pulang, dia menunggu hingga jam sekolah usai bermaksud menemui 2 gadis cantik itu.

“Huff..panas sekali disini, jika kulihat dari arsitektur bangunan sekolah ini  tidak heran banyak makhluk tak kasat mata bersarang disini”, gumam Theo sambil melihat sekeliling sekolah dari pos satpam. Sambil masih memperhatikan bangunan gedung, tiba-tiba pandangan Theo terarah pada sudut sekolah pada lantai 2 di jendela. Rokok yang tadinya dimulut Theo terjatuh karena Theo fokus pada bangunan tersebut.

Ding...Dong..Ting...Tong... Bunyi bel sekolah.

“Wah kayak dah kelar nih jam pelajaran!”, ujar Theo senang sambil berdiri memperhatikan.

“Pak coba kasih tahu nanti yang namanya Wulan dan Yuki”, ucap Theo pada Satpam Budi sambil masih memperhatikan siswa-siswa. Satpam Budi menunjukan kelas gadis itu, saat kedua gadis ini sudah berjalan menuju gerbang di tunjukan Wulan dan Yuki.

“Oke makasih pak”, ujar Theo senang.

“Ternyata cantik nih cewek...hehehe”, gumam Theo senang melihat kedua gadis itu.

Theo dengan percaya diri menghampiri Wulan dan Yuki, mereka memang selalu pulang bersama jadi memudahkan Theo untuk menemui mereka.

“Hei cantik, kenalan dong”, ledek Theo sambil mengikuti. Namun sapaan Theo tidak di gubris oleh kedua gadis ini, dia pun berang. Theo menghampiri dari depan dan menghentikan langkah mereka.

“Maaf pak, Anda menghalangi jalan kami.”, ucap Yuki pada pria asing menggunakan ikat kepala pada rambut.

“Wah..setua itu kah gue di panggil Bapak. Hahaha.”, jawab pria yang terlihat tidak terawat berpakaian .

“Gini gini, gue pengen kenalan sama kalian baik-baik. Gue pengen tanya masalah kejadian yang di alami salah satu murid di sekolah kalian minggu lalu. Menurut info yang gue dapet, salah satu dari kalian yang menangani. Nah, gue pengen ngobrol-ngobrol nih.”, lanjut Theo dengan menghampiri Wulan dan Yuki perlahan.

The Trist : Misteri SMA 45Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang