21. Ambition

668 82 3
                                    

Angkuh dan berwibawa, dua hal yang begitu kontras, seperti itulah sosok Choi Kang Hee – istri kedua Cho Young Hwan setelah perpisahannya dengan Kim Hana 17 tahun yang lalu. Young Hwan menikahi Kang Hee setelah 10 tahun perpisahannya dengan Hana. Menjadikan wanita itu sebagai ibu tiri Kyuwon, Kang Hee masuk ke dalam keluarga Cho membawa serta putra putri kandungnya- Choi Minho dan Ae Rin.

Bukan tanpa alasan Choi Kang Hee dapat menyandang marga Cho seperti sekarang ini. Sifat ambisius wanita paruh baya itu sepertinya telah mendarah daging sejak dahulu, tapi sayang sekali di keluarga Cho tidak ada yang menyadarinya. Kang Hee hidup bersama topeng keibuannya selama hampir belasan tahun.

Dulu segala cara telah dia lakukan dengan sangat rapi dan tidak terlihat mencolok, hanya demi mendapatkan hati pria tersebut. Semua itu rela dia lakukan demi kebahagiaan putra-putrinya, mengingat mantan suaminya telah berpulang lebih dulu, membuatnya berpikir keras bagaimana cara bertahan hidup dengan semestinya. Tidak ada bedanya dengan sekarang, yang Kang Hee inginkan hanyalah kebahagiaan putra putrinya, dia telah berjanji tidak akan pernah melepaskan kebahagiaan tersebut begitu saja dari genggaman mereka selama ini.

Kang Hee merasa suaminya kali ini berlaku tidak adil terhadap putranya, walaupun hanya anak tiri seharusnya Choi Minho juga mendapatkan hak yang hampir sama dengan Kyuwon, meskipun tidak sampai separuhnya. Wanita paruh baya tersebut nyaris tak mampu menahan emosinya saat mengetahui bahwa asset utama keluarga sekaligus posisi pertama di perusahaan hanya akan di berikan pada Kyuwon. Tidak ada satu sen pun untuk mereka, Kang Hee dan anak-anaknya hanya bisa menikmati fasilitas yang telah ada tanpa bisa memiliki seutuhnya. Kepemilikan aset - aset tersebut akan menjadi hak milik atas nama Cho Kyuwon. Tentu saja hal itu bisa mengancam keberaadaan mereka semua, bisa saja saat Cho Young Hwa sudah tidak ada, Kyuwon mengusir mereka semua dengan cara tidak manusiawi, hanya memikirkan kemungkinan tersebut membuat Kang Hee bergidik ngeri, dia tidak mau hidup susah seperti dulu.

Hal itu dia ketahui ketika tidak sengaja melewati ruang kerja dan mendengar pembicaraan suaminya dengan kuasa hukum keluarga mereka, jika sudah begitu lalu apa yang akan mereka dapatkan? Ini tidak bisa dibiarkan.

Selama ini Young Hwan tidak tau menahu sama sekali tentang bagaiman wajah Kang Hee saat tidak mengenakan topeng lembut dan keibuannya, yang pria itu tahu hanyalah Choi Kang Hee sangat pandai menghabiskan uang.

Saat ada kesempatan di luar jam kantor, Kang Hee selalu mengajak putranya untuk makan bersama di luar, mengingat sangat tidak memungkinkan jika mereka membahas permasalahan perusahaan dan pribadi ketika berada di rumah maupun kantor. Seperti saat ini, ibu dan anak itu sedang makan siang di sebuah Restorant yang menyajikan masakan Itali.

“Posisimu di perusahaan sebagai General Manager jauh lebih menguntungkan daripada anak itu sayang! Siapapun tahu jika peluangmu jauh lebih besar. Lihat saja dia, statusnya di kantor saja terbilang masih tidak jelas, bukankah dia hanya membantu pekerjaan di devisi perencanaan? Kenapa tidak sekalian saja ayahmu memberikan posisi wakil direktur pada anak itu.” Kang Hee menarik nafas dalam sebelum melanjutkan ucapannya, meraih gelas bening bertangkai tinggi berisi cairan berawarna kekuningan, meminumnya dalam sekali teguk. Terlihat raut wajahnya penuh dengan kekesalan.

“Dan lagi kau jangan hanya terlalu fokus mendekati gadis itu, karena yang lebih penting adalah kau harus bisa meyakinkan para Dewan Direksi agar mempercayakan posisi pertama perusahaan untukmu.” Jelas Kang Hee dengan menggebu, mencoba memberi semangat pada putranya agar mau menjalankan rencana mereka.

“Tapi eomma, apa yang kita lakukan sama saja, jika appa hanya akan mendukung Kyuwon.” Minho menjatuhkan kembali garpunya ke atas piring yang berisi Spaghetti, selera makannya hilang begitu saja ketika topik mengenai perusahaan menjadi tema obrolan mereka. Minho masih tidak yakin dengan jalan yang akan dia tempuh bersama ibunya.

Minho hanyalah anak penurut yang tak bisa menolak keinginan ibunya, dia hanya melakukan sesuai perintah, tidak pernah ada sedikitpun ambisi di dalam hatinya, dia sudah cukup bersyukur dengan apa yang dimilikinya saat ini. Sepertinya Minho menuruni sifat ayah kandungnya, sangat berbeda dengan Kang Hee.

“Memang terlihat sulit, tapi eomma harap kau bisa mendahului langkah Kyuwon, kau harus bisa merebut hati para dewan direksi, tunjukkan kinerja bagusmu, aku yakin ayahmu tidak akan berkutik jika para anggota dewan yang telah memutuskan. Jika dia tetap mendorong Kyuwon menduduki kursi pimpinan tanpa dukungan dari direksi, eomma yakin dengan senang hati mereka akan menarik sahamnya dari perusahaan.” Kang Hee meraih tangan Minhoo, wanita paruh baya itu berusaha meyakinkan putranya.

“Lalu apa eomma ingin aku masih tetap mendekati gadis itu? Sebenarnya Aku tidak yakin menyebutnya seorang gadis, lebih tepatnya dia adalah wanita yang menyeramkan, aku bisa saja mati akibat hujaman mulut pedasnya!” Minho sudah bekerja keras, mengerahkan segala kemampuannya untuk mendekati gadis itu, jika biasanya gadis-gadis lain akan luluh begitu saja padanya, tapi tidak untuk Young Ra.

Gadis itu memiliki komitmen yang sangat sulit di tembus, membuat Minho sangat penasaran. Jauh di dalam lubuk hatinya, pria itu berniat ingin memiliki gadis itu dalam artian yang sebenarnya, menjadikannya kekasih, bukan hanya karena alasan perusahaan, atau perintah ibunya. Minho tidak mengerti mengapa perasaan aneh itu muncul begitu saja pada dirinya, namun dia juga sadar, semuanya tidak akan mudah.

“Bukankah dia teman satu kampusmu saat di Paris dulu, harusnya kalian sudah sangat akrab?”

“Iya eomma, kami memang pernah berteman. Sialnya gadis itu sudah mengenal dengan baik, pria seperti apa aku ini, berganti teman kencan seperti berganti kemeja setiap hari, bahkan dia sering mengolokku saat dulu kami masih berada di kelas yang sama dalam satu mata kuliah, aku masih ingat! Shin Young Ra, jika melihatku hanya dalam jarak beberapa meter saja dia sudah kabur lebih dulu, seolah-olah aku ini virus mematikan yang harus di hindari.”

Kang Hee sedikit tertawa mendengar penjelasan putranya, jadi karena alasan itulah Minho terlihat enggan mendekati gadis itu. Di sisi lain, Kang Hee juga bisa menangkap ada rasa ketertarikan cukup besar yang dimiliki Minho pada gadis itu.

Demi ambisinya, Choi Kang Hee tidak pernah menerima alasan apapun untuk menghentikan rencananya. “Tidak peduli seburuk apapun image masa lalumu saat mengenalnya dulu, kau harus membuat gadis itu berada di pihak kita, eomma punya rencana bagus untukmu.” Wanita itu membisikkan sesuatu di telinga putranya. Minho tersenyum mendengar penjelasan ibunya, senyum tak sampai ke mata. Hatinya bimbang, haruskah dia benar-benar melakukannya?

“Sepertinya akan sangat menarik.” komentar Minho penuh kepalsuan.

“Secepatnya kau harus melakukannya.”

“Aku akan menemuinya malam ini juga.” jawab Minho yakin, berusaha membuat ibunya percaya, Minho masih belum tau, dia bingung dengan pikiranya sendiri, haruskah dia melakukannya sejauh ini?

Chieva
30 Desember  2022

Not Perfect Lies - [ on going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang