12. Waiting

696 75 1
                                    

Luxurious Club

Manhattan, New York

23.54 NYT

Pemandangan tak lazim memang sering terlihat di club manapun, wanita dan pria sedang bercumbu dengan bibir terpaut, seolah ada lem perekat yang ikut berperan penting di sekitarnya. Saling merapatkan tubuh masing-masing, jemari terampil mereka ikut berkelana kesana-kemari, tidak teratur, dan tidak pernah berhenti jika belum menemukan sesuatu yang pas untuk mereka raih. Semua itu masih terlihat normal bagi siapapun. Karena seharusnya memang seperti itu.

Lalu bagaimana jika yang terlihat di depan kalian adalah sesuatu yang tak lazim namun lebih tak lazim lagi untuk dilihat. Bukan pria dan wanita normal yang dipenuhi gairah sedang bercumbu. Namun sebaliknya, pria dengan pria dan wanita dengan wanita. Saling bercumbu, bercengkrama layaknya sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta. Benar-benar mengerikan bagi orang normal yang menyaksikan pemandangan seperti itu, tapi hal demikian terlihat biasa bagi Kyuwon.

Tentu saja biasa karena dia memang bagian dari mereka semua. Kyuwon sendiri sering melakukan hal yang seperti mereka lakukan bersama pasangan sehidup sematinya. Namun tidak untuk saat ini tiba-tiba saja perasaan rindu kembali menyeruak, memenuhi kekosongan hatinya, Ya! Kyuwon, benar-benar merindukan Lee Sungmin, kenyataan itu sangat sulit di hindari, andai saja pria itu ada di sampingnya saat ini. Hanya kata 'andai' yang bisa Kyuwon pikirkan.

Hingar bingar suara dentuman musik yang memekakan telinga tidak meyurutkan langkah kaki Kyuwon untuk berjalan lebih dalam memasuki club, tempat di mana berkumpulnya kaum orientasi seksual dalam wilayah abu-abu. Dia merasa disinilah tempatnya yang sebenarnya. Disinilah dia bisa menjadi dirinya sendiri. Tidak ada kebohongan, tidak ada sandiwara dan tidak ada satupun yang harus dia tutupi tentang kelainannya, karena di sini mereka semua sama. Di sini mereka semua akan saling mengerti dan tidak ada satupun yang menyalahkannya.

Kyuwon menghempaskan tubuhnya pada kursi tinggi di depan meja bar, memberi isyarat pada bartender yang berdiri tidak jauh di depannnya. "Cabernet Sauvignon." Serunya dengan Jari telunjuk yang mengacung. "Yes! Sir."

Sambil menunggu, bola matanya menelisik jauh menembus kerumunan orang-orang bermata biru dengan rambut keemasan yang semakin terlihat menyala di terpa lampu-lampu di dalam Club. Mereka semua sibuk menggerakkan tubuh masing-masing mengikuti riuhnya musik yang diciptakan DJ. Kyuwon tidak berminat sama sekali bergabung dengan mereka di bawah sana, dia hanya ingin menenangkan fikirannya seorang diri, seperti saat ini.

Hingga di detik selanjutnya sebuah suara mengintrupsi segala lamunannya. "Boleh aku bergabung?"

Tidak ada satupun suara yang muncul dari bibir Kyuwon. Pria itu terlalu sibuk mengagumi pemandangan indah di depannya. Tubuh tegap, dada bidang berbalut kaos putih tipis, menampilkan lekukan indah di dalamnya. Membuat imajinasi Kyuwon ingin melarikan jari-jarinya ke atas sana. Rambut coklat kemerahan yang terlihat sangat berbeda dengan orang-orang di sekitar mereka. Memberikan kesan sexy tersendiri. Jangan lupa Sorot mata coklat itu terlihat begitu tajam, tapi terasa menyejukkan bagi Kyuwon.

Ya Tuhan! Bencana apa lagi ini?, haruskah Kyuwon jatuh kedalam lubang yang sama untuk kedua kalinya. Baiklah kita anggap saja hal itu tidak benar-benar terjadi.

***

Tidak ada satupun yang istimewa. Menurut Kyuhyun, pertemuan keluarga dengan alibi makan malam bersama ini membuatnya merasa bosan. Belum ada tanda-tanda wanita itu akan menampakkan batang hidungnya. Benar -benar tidak konsisten. Awas saja nanti jika bertemu. Kyuhyun tidak akan segan-segan membuat perhitungan dengan wanita yang telah berani membuatnya terjebak dalam obrolan membosankan para orang tua.

"Maaf sudah membuat kalian berdua lama menunggu, Young Ra akan sampai disini beberapa menit lagi, tadi dia mengatakan bahwa penerbangannya delay hingga beberapa jam karena itulah dia terlambat."

Oh! Tentu saja itu tidak masalah, bukankah begitu Kyuwon-ah?" Tuan Cho melirik putranya yang sajak tadi memasang tampang sebal dan sibuk dengan pikirannya sendiri. Merasa tidak ada respon, Cho Young Hwan sedikit menyenggol lengan Kyuhyun, seketika pria itu tersadar dari lamunanya kemudian menganggukkan kepala pada Tuan Shin, meskipun ia tidak mengerti kemana arah obrolan mereka.

"Kau semakin terlihat dewasa Kyuwon-ah." ucap Shin Jae Won dengan candanya.

"Tentu saja, karena itulah dia harus segera menikah, bukankah putrimu juga demikian?" Imbuh tuan Cho, menyadari bahwa kedua anaknya telah sama-sama dewasa. Seketika itu juga keduanya tertawa bahagia dan kembali sibuk dengan obrolan masing-masing , mengabaikan Kyuhyun yang hanya bisa mendengus dalam hati. Sialan! Aku ingin cepat pergi dari tempat ini. Sampai kapan aku terjebak disini, Shin Young Ra, lihat saja nanti apa yang bisa kulakukan padamu.

"Maaf aku terlambat."

Chieva
11 November 2022

Not Perfect Lies - [ on going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang