selesai gue ngobatin luka yang ada dimuka irzan, gue natap irzan minta penjelasan kenapa dia bisa berantem kaya gitu sama dilan.
"lo kenapa berantem sama dilan?"
irzan mendengus pelan, "khawatir banget sama dilan? huh?"
ini nih yang kadang suka bikin gue kesel sama irzan, suka banget nethink gak jelas.
"enggak gitu ijaannnn."
irzan mengalihkan pandangannya, gue menghela nafas singkat.
"lain kali jangan berantem sama dilan lagi ya, aku percaya kalo kamu gak salah, tapi pendapat orang diluar sana pasti beda, walaupun kamu benar, kamu bakal tetap salah di mata mereka." ucap gue yang menarik wajah irzan untuk ngobati lukanya.
irzan natep gue dalem banget, kaya nunjukin rasa kekhawatiran yang sangat dalam.
"janji, apapun yang terjadi jangan tinggalin aku, jangan mau sama dilan." irzan menyodorkan jari kelingkingnya.
gue terkekeh, "janji." gue mengaitkan jari kelingking gue ke kelingking irzan.
gue usap usap pelan kepalanya.
irzan itu, manja dan cuma butuh perhatian yang lebih.
krucukkk .
gue natep irzan, spontan dia nunduk.
"laper heh?" ejek gue.
irzan cuma senyum senyum kambing.
"makanya gak usah, sok sok gak makan kamu! ayo ke kantin kita makan."
"tapi kamu ada rapat sosis." kata irzan.
gue menghela nafas, susah memang punya pacar yang kelewat pinter:)
"rapat osis irzan, bisa di tunda ayo aku temenin kamu jarang jarang nih, gak mau kamu? yauda aku tinggal." ujar gue yang berjalan keluar meninggalkan irzan.
"e e e mau! gandeng!" manja irzan.
gue nepuk nepuk kepala irzan, lalu menggandeng tangannya.
asal lo pada tau, cowo gue ini sebenernya sangat menggemaskan:)
hEheheeeee.
+
hAI GAEESss, e maap ya baru update, ada yang rindu cerita irjan markojan kaga yaaaa.
