PROLOG
Jiro mengerang saat mendapatkan sebuah kenikmatan dari wanita yang kini berada di bawahnya. Wanita itu layaknya boneka yang mau melakukan apa pun sesuai keinginannya. Namun terkadang, Jiro merasa kesal karena wanita itu hanya bisa menggigit bibir bawahnya tanpa mengucapkan apa pun. Kenapa? Apa karena wanita itu tidak suka dengan hubungan mereka?
Jiro mempercepat lajunya. Menghujam lagi dan lagi. Lebih cepat dari sebelumnya, lebih intens lagi hingga tak lama sampailah ia pada puncak kenikmatan yang entah sudah berapa kali diraihnya malam ini.
Napas Jiro memburu. Setelahnya, pria tersebut menarik diri, membiarkan tubuh si wanita terkulai seperti biasa di atas ranjang.
"Apa tidak ada sepatah kata pun yang mau kamu ucapkan sebelum aku pergi?" tanyanya sembari memunguti pakaian. Wanita itu hanya menggeleng lemah.
Jiro mendengus sebal. Sungguh, ia sangat kesal dengan sikap wanita itu yang selalu dingin. Bahkan, sering kali Jiro kesulitan membaca keinginan wanita itu. Jangankan keinginan, pemikirannya saja tidak bisa Jiro pahami.
"Apa aku membuat kesalahan lagi?" tanya Jiro lagi.
"Tidak," jawab wanita itu sembari menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya. Kemudian ia memilih tidur, memunggungi Jiro.
Jiro mendesah panjang. "Sebenarnya, apa yang terjadi denganmu?"
Ellie berbalik ke arah Jiro. Ia duduk dan mengabaikan ketelanjangannya, karena nyatanya saat ini ia sudah siap meledakkan apa yang sudah bersarang di kepalanya selama bertahun-tahun.
"Pulangkan aku ke Inggris!"
Seruan Ellie sempat membuat Jiro ternganga tak percaya. Empat tahun lamanya ia menikahi wanita ini, empat tahun lamanya ia memaksa wanita ini untuk tinggal di negaranya. Dan selama itu pula, Ellie tak pernah sekali pun melawannya, tak pernah menuntutnya atas apa pun. Namun kini, wanita itu ingin dipulangkan ke negaranya? Yang benar saja! Jiro tak akan melakukan hal sebodoh itu.
Jiro meraih dagu Ellie dan dia berkata, "Ellie, kamu tidak akan ke mana pun. Hanya di sini, di rumah ini. Kamu tidak akan pernah bisa pergi ke mana pun."
Jiro bergegas pergi ke kamar mandi, meninggalkan Ellie yang menangis seperti biasanya. Ya, saat Jiro mencampakkannya maupun melecehkannya, hanya menangis yang dapat ia lakukan. Biar bagaimanapun juga, pria itu adalah suaminya. Meski posisinya lebih mirip seperti wanita simpanan ketimbang seorang istri, nyataya Ellie menikmati perannya saat ini.
Ia harus bisa lebih bersabar, ia harus bisa lebih menahan diri. Ini semua tak lain demi dirinya sendiri, demi cinta terpendamnya pada lelaki itu, dan juga demi sebuah nyawa yang kini sedang menggantungkan hidup di dalam rahimnya. Ya, Ellie harus kuat untuk menghadapi suaminya. Karena ia yakin, suatu saat Jiro akan melihat keberadaannya dan dirinyalah yang akan keluar sebagai pemenangnya.
Ellie yakin itu.
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Mistress [REVISI]
Literatura FemininaJiro Story! Karena ambisinya menjadi seorang Superstar, James Drew Roberth atau yang biasa dikenal sebagai Jiro memilih menutup rapat-rapat semua tentang Ellisabeth Williams, wanita yang sudah ia nikahi sejak empat tahun yang lalu. Jiro bahkan mempe...