Denting jam berdetak semakin cepat. Jarum jam berputar lebih cepat daripada biasanya membuat seorang gadis dengan cekatan memasukkan beberapa barang ke dalam tas wanita.
Tanpa berpikir panjang, gadis itu segera berlari keluar apartemen. Menyalakan mobilnya dan mengendarainya dengan kecepatan tinggi.
Seolah tahu arah, tangannya menyetir dengan lihai. Melewati jalan sepi dengan tangan gemetarnya.
Ia tidak peduli.
Sekarang, yang terpenting adalah lari. Lari dari seorang lelaki pembunuh yang tidak sengaja dijumpai ketika berada di rooftop.
Entah kemana arah yang akan ditujunya, ia tetap bergerak lurus ke arahnya.
---
Di sisi lain, terdapat seorang lelaki yang tengah sibuk mengotak-atik komputer di hadapannya.
Dengan ketajaman yang dimilikinya, lelaki itu menyadap data di wilayah Dark blue. Mencari data seorang gadis yang berhasil menguntit aksi pembunuhan yang dilakukannya.
Klik!
Dapat! Akhirnya, ia mengetahui sesosok gadis itu. Gadis cantik dengan wajah cerah. Dilengkapi alis tipis dan bibir merahnya.
Araya tersenyum menyeringai. "Wajahmu cantik, nona! Akan lebih cantik, jikalau aku yang merias wajahmu."
Tetap dengan senyuman di wajahnya, Araya menyimak data Aerum dengan teliti. Seolah tidak ingin meninggalkan sepatah informasi, lelaki itu merelakan dirinya tidak berkedip ketika membaca data.
Geraman terdengar dari Araya ketika lelaki itu mengetahui fakta bahwa gadis incarannya telah pergi meninggalkan apartemennya. Tepat lima menit setelah Araya menatap sekilas rambut hitam panjangnya.
Tanpa menghiraukan hujan deras malam ini, Araya menyambar kunci mobil yang tergeletak di atas meja. Menyusul kepergian gadis penguntit itu.
Satu fakta yang harus diingat adalah Araya tidak akan membiarkan gadis itu pergi dengan membawa informasi penting.
Tangan Araya mengepal. Ada dua jalan bercabang di hadapannya. Ke kanan dan ke kiri.
Jalan ke arah kanan pastilah begitu ramai mengingat hari ini adalah hari peresmian taman kota baru.
Kemungkinan pertama adalah keramaian yang terjadi. Dari sisi seorang gadis penakut, pastilah ia akan memilih jalan ke arah kanan. Di sini, ia dapat bersembunyi dengan leluasa. Ia juga dapat menyamar dengan mudah.
Tetapi, kemungkinan kedua juga memegang peluang sama dengan halnya kemungkinan kedua.
Jalan ke arah kiri adalah jalan sepi. Jika ia merupakan gadis yang cerdas, ia pasti memikirkan musuhnya. Pastilah ia mengambil jalan yang bertolak belakang dari pemikiran musuh.
Araya mengerutkan dahinya. Gadis itu bukanlah gadis yang cerdas. Buktinya saja, ia langsung melarikan diri ketika ia memergoki aksinya. Ia tidak langsung menyamar kala itu.
Akhirnya, Araya membanting stirnya ke arah kanan. Melajukan mobilnya dengan kecepatan kilat.
Dengan kedua tangannya yang mengepal erat, lelaki itu bertekad. Ia pastikan gadis itu akan diseretnya ketika ia sudah menemukan gadis menyebalkan itu.
"Bersiaplah, Bae Aerum! Takdir menarik akan segera menghampirimu!"
![](https://img.wattpad.com/cover/167067527-288-k829600.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
After The Rainy Day #GrasindoStoryInc
Teen FictionBukan rasa kecewa yang teringat, melainkan kenangan yang tersirat di balik namanya. -------------------------------------------------- Setelah sehari hujan penuh, Dylan Araya merasakan sebuah rasa gelisah di dalam hatinya. Ada seseorang yang memer...