Keadaan yang memaksa

166 3 0
                                    

"Zelll.."
Suara itu, tak asing terdengar. Betul, itu memang suara mom. Aku di kejutkan dengan mata mom yang merah.
"Mom, matamu..."
Belum sempat aku melengkapi apa yang aku ingin tanyai, mom memotong ucapan ku
"Iyaa.. mom semalam kurang tidur dan mom menemani Vero"
Ucapnya sembari menekankan nada suaranya untuk meayakinkan hal itu terjadi. Namun aku curiga, setauku, rumah rehabilitasi itu tidak boleh ada orang yang terlalu intens dekat dengan dia, kecuali pil dan suster yang terus memberi label pada nya. Apalagi kasus seperti kak Vero. Yang berusaha membunuh adik kandungnya sendiri. Aku ingin mematahkan omomgan kosong mom, namun aku terlalu lemah untuk berdebat setelah aku baru bangun dari mimpi ku.
Mom akhirnya membuka mulutnya kembali
"Zel, sepertinya mom ingin berdiskusi dengan kamu. Tapi, tolong dad jangan sampai tahu. Apalagi di kondisi seperti ini"
Aku langsung terpaku pada bibirnya karena mom sangat berhati-hati ketika mengucapkan kalimat itu. "Sepertinya ini sangat penting" fikirku. Aku kemudian mengangguk saja.
"Memang apa mom?"
Tanyaku. Mom hanya diam dan tak menjawab. Kemudian ia mengisyaratkan bahwa nanti saja kita bicaranya karena ada dad yang masuk kamarku membawakan aku sarapan.
Ku lihat mereka seperti sedang menaruh rindu. Keduanya saling berciuman lepas, dan saling berpelukan. Kemudian dad mengucapkan
"Kita harus kuat" kepada mom dengan menitikan air mata. Suasana ini aku ingin dapatkan kembali.
Rumah yang hangat. Tak ada jeritan atau tangisan yang terdengar dari tiap pintu dan jendela. Hanya ada kebersamaan yang sekarang pupul bak buku yang telah usang.
Aku termenung dalam fikiran. Namun sudah saatnya aku berfikir bahwa ini ada realitas. Bukan hanya mimpi yang selalu aku ciptakan setiap aku tidur. Aku harus bangun.

*******
".... ya Lex, kita bisa selesaikan ini segera..."
Aku mendengar ibuku seperti sedang berbicara dengan seseorang di telfon. Aku perlahan mendengarkan percakapan itu di balik dinding dapur.
"Oh.. wow.. sudah berapa lama kamu berlagak tidak sopan pada ibumu?"
Suara pria mengagetkanku. Dia si tukang kebun yang aku tak suka dengan baunya.
Aku berlalu dan mengabaikannya. Hanya aku mulai aneh dengan diriku yang mulai terbiasa dengan bau yang khas dari tubuhnya itu.
Aku mulai menaruh curiga pada mom. Mengapa dia bisa berbicara pada lawan bicara di telfon dengan nada 'agak' mesra. Yahh dan apabila di telaah lagi, lex adalah Alex psikolog yang sering konsultasi dengan kak Vero. Aku mulai risih. Tapi aku berusaha menepis fikiranku.
"Masa iya mom suka sama alex. Dia kan masih muda"
Aku hanya diam dan merenung diatas ranjang ku.

Kemudian aku terkejut dengan suara dad yang tiba-tiba hadir di depan muka ku.
"Zell, ayo ikut dad, kita akan belanja bulanan. Stok makanan dan bumbu dapur menipis. Mom sedang tidak enak badan, jadi aku akan mengajakmu"
Aku tak langsung mengiyakan omongan dad. Aku berdalih bahwa aku juga sedang tidak enak badan, namun dad tetap memaksa. Akhirnya aku ikut juga, meskipun aku masih mengenakan piyama dan tidak mandi sedikitpun.

Dalam mobil van yang usianya cukup tua, kulihat radio mulai kehilangan sinyal, dan mencari tunes radio yang kuat. Aku menghentikan radio tersebut. Dad bertanya mengapa radio itu dimatikan, namun aku tak menjawabnya.
"Dad" aku membuka pembicaraan. Dad hanya melihat kearahku.
"Kamu tau alex dan mom bertindak agak aneh akhir ini. Mungkin aku...."
"Oh ya mereka berlaku seperti ibu dan anak kan? Mom memang dulu sempat menginginkan anak laki-laki"
Dad memotong ucapanku. Sejujurnya aku malas melanjutkan omongan ku, tapi aku langsung saja menyuruh dad untuk berhenti di tempat. Meskipun perjalanan kami ke supermarket masih tergolong jauh.
"Dad. KAMU HARUS DENGARKAN AKU!!!!!"
aku membentak dad, suaraku meninggi dan volumenya besar. Sampai rasanya suaraku mengisi mobil tua ini.
"Oke, what the problem?"
"Mom sepertinya jatuh cinta sama Alex! Dad sadar gak sih? Alex dan mom akhir ini selalu aneh. Seperti ada hal yang disembunyikan"
Dad termenung. Lalu tertawa lepas.
"Hahahaha kau ini. Kau mau aku rehab bersama vero? Sudahlah. Kamu berbicara seperti orang yang sedang tidur di siang bolong."
Dad menolak pernyataanku. Aku sungguh kesal. Dad sempat. Menyalakan radio sebelum akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkan dad di mobil, dan berlari ke arah motel yang ada disana.
Aku kira dad akan mengejarku sampai masuk kesini, tapi ternyata tidak. Dad melanjutkan perjalanan tanpa aku.

********
Di motel aku berjalan ke sebuah ruangan. Disana banyak kursi, seperti tempat makan para tamu, atau semacamnya.  Aku berlalu, namun ada yang mencuri perhatianku. Selendang yang digunakan wanita itu persis dengan apa yang di punya mom. Aku kembali memergatikan wanita itu. Benar saja, itu mom. Aku mengucek mataku. Karena aku benar yakin. Bahwa mom tadi ada di rumah dan mengatakan dia sedang tidak enak badan. Lagipula mom tidak akan makan di luar dengan pria lain seperti yang aku lihat sekarang selain dengan dad. Aku menghampiri wanita itu. Pria itu semakin jelas, ternyata Alex. Iya. Alex yang selama ini aku kagumi bentuk wajahnya. Mereka meninggalkan tempat itu dengan saling berciuman. Sampai pada akhirnya mereka memasuki kamar disana. Ntah Tuhan sedang berbaik hati padaku hari ini, pintu kamar mereka tidak dikunci. Aku sigap membuka dengan penuh amarah. Dan benar saja. Mereka sudah setengah bertelanjang badan.
"MOMMMMMMMMMM"
Aku teriak.
Mom dan alex saling menatap dan mereka bergegas menemukan pakaian mereka kembali yang telah mereka lepas. Aku lemas, tapi aku tetap menggebu.
"Mom, aku benar-benar kecewa! Wanita yang selalu menjadi seorang yang aku kagumi, ternyata tak ada bedanya dengan apa yang aku benci"
Aku berteriak. Nafasku mulai tak beraturan.
"Zel, kamu tau apa tentang mom?"
Alex berteriak dan berusaha menutupi bagian dada mom.
"Kau! Pria brengsek yang pernah aku temui. Statusmu hanya kay pakai untuk bersenang-senang demi memuaskan kebejatanmu! Kau fikir mom itu siapa? Kenapa kamu tidak perkosa saja aku! Atau kak Vero yang sedang tak berdaya?!!! Kenapa harus mom?!"
Aku teriak dan akhirnya menjerit-jerit.
Alex menutup pintu dan ia berusaha menenangkan ku. Akhirnya alex menceramahi ku tentang semua ini. Mom berlari ke toilet yang ada didalam kamar itu. Ntah kenapa aku malah tak bisa menahan diri karena melihat sisi wajah alex dan badanya yang kekar. Aku malah berimajinasi bisa melakukan sex disini. Mom keluar dari toilet dan aku lihat dia sudah berpakaian. Mom akhirnya meninggalkan aku denga Alex. Aku diam saja karena aku tak ingin berbicara sepatah katapun dengan mom.
Alex yang sedari tadi berbicara padaku, suaranya semakin mengacaukan isi fikiranku. Tak lama kemudian alex mengikatkan dasinya di tanganku, dan ia mencumbu bibirku. Aku berbicara padanya bahwa aku tak ingin dan benci dengan dia. Tapi setelah perkataan itu keluar, alex tambah semangat dan tanganya terus gencar mencari sisi lain dari tubuhku.
"Stop. Aku akan melayanimu, tapi tidak dengan cafa begini" aku memelas. Dia menolak.
"Kau fikir aku bodoh? Kau fikir aku akan melepaskanmy begitu saja?" Ucap alex.
Aku kemudian diam dan membuat strategi.
"Kalau kamu bohong, aku kasih hukuman, aku akan cari kamu dan membunuhmu" kata alex lagi. Akhirnya aku menurut dengan perkataan alex dan berjanji taakan membohonginya.
Pertama aku menikmati semua alur yang dia buat dalam percumbuan itu. Sampai akhirnya aku menemukan sebuah penyukur jenggot ada di dekat meja yang persis ada di pinggir kasur. Aku berusaha untuk menjatuhkan diri di kasur itu dan membawa alex ke kasur itu. Dan akhirnya berhasil. Ketika ia sedang berusaha memasukan kelaminnya, aku bersikeras membawa pencukur jenggot itu, dan ku ambil bagian siletnya, dan...
"Sssssrretttttttt"
Kemaluan Alex telah aku lukai. Bahkan darahnya bercecer mengenai wajahku.
Dia mengerang kesakitan.
"Pelacur!!! Kau wanita bajingan" alex berteriak ke arahku.
Aku berusaha untuk menolongnya. Dan kemudian dia lemas, namun pada akhirnya dia pingsan. Aku panik. Panik sekali.
Sampai fikiranku berubah menjadi kacau. Dengan posisi tubuh alex yang lemas dan pingsan. Aku memotong kemaluan alex, dan membawanya kabur bersamaku.



Maaf telat upload ya... jika suka tinggalkan jejak:) thankyou!

The Revenge (i come for Awakening)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang