Suasana kantin begitu ramai, jam istirahat sudah memasuki.
El dan Kavin berjalan beriringan dengan saling melempar ejekan.
"Dasar pendek," ejek Kavin.
"Gapapa yang penting cantik,"
"Ga ada yang mau sama lo,"
"Banyak!"
"Mana? Buktinya lo masih jomblo," langkah El terhenti dan menatap Kavin.
"Kenapa berhenti? Kantinnya masih jauh tuh," Kavin menunjuk kantin yang masih beberapa meter lagi.
"Emang lo udah punya pacar?" tanya El penasaran, menghiraukan herannya Kavin.
"Oh ya tentu!" Kavin tersenyum lebar.
"Belum," lanjutnya membuat El kesal dan pergi meninggalkan nya setelah menjambak Kavin.
Suara teriakan Kavin yang memanggilnya dia abaikan.
"Hei Quennya Rizal, sini dong duduk sama kita," sahut Anwar ketika El melewati meja mereka.
El berhenti dan menatap Anwar intens membuat Anwar salah tingkah.
"Ngeliatin nya ga usah gitu juga kali Quen, abangnya kan jadi berdebar," ucapnya.
El tidak menanggapi, ia hanya menatapnya sekilas dan memperhatikan semua orang yang ada di meja itu.
El menatap mata salah satu dari mereka, "Ehem, jangan tatap tatapan dong, abang kan jadi iri," Kata Mario melihat interaksi El dan teman nya yang dingin itu.
El menatap bingung Mario, "Jadi duduk disini aja ya Quen?" tanya Anwar lagi.
El menatap Kavin yang sudah di belakangnya, "Udah mesen?" tanya nya.
El menggeleng dan langsung menarik Kavin untuk memesan bakso.
El memang sengaja berhenti untuk menunggu Kavin bukan untuk meladeni ucapan Anwar.
"Lah? Jadi dia berhenti buat nungguin Kavin doang? Baru ngeh gue, pantesan dia ga jawab ga ngomong," ucap Anwar.
Mario menatap Rizal yang hanya diam.
"Udah lah Ri, dia nya juga cuek gitu, ngapain juga diurusin. Ga penting tau," ucap Mario, Rizal menatap tajam sahabatnya itu.
"Dia milik Gue!" sahutnya singkat dan melanjutkan makannya.
Mario dan Anwar menggeleng kepalanya mendengar sahutan Rizal, cowok dingin yang menyukai El sejak pertama bertemu.
***
"Lo tadi kenapa berhenti di depan mejanya Anwar? Mereka gangguin lo?" tanya Kavin setelah duduk di kursi taman sambil membawa semangkok bakso.
"Tadi? Tadi digodain sama si Anwar, tapi gue ga ladenin. Karena penjual makanan yang rameh semua gue nungguin lo buat antri hehehe," ucap El.
Kavin menatap El, "Kenapa berhentinya disitu? Kan masih ada tempat lain Be," El menatap Kavin.
"Kan tadi udah dihentiin Anwar, ya udah sekalian nungguin lo nya disitu, emang kenapa?"
Kavin mendengus, "Rizal suka sama lo," El berhenti meniup kuah bakso nya.
"Tau," balasnya singkat dan kembali memakan bakso nya.
Kavin menatap tidak percaya El, "Kok lo biasa biasa aja sih?" El mengernyit bingung.
"Emang kenapa? Dia yang suka ini, bukan Gue," Kavin berhenti makan dan menghadapkan badannya ke arah El.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY GIRL
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM BACA) Quenbe Elvina, seorang gadis yang misterius bagi yang belum mengenalnya. Sikap cuek dan dinginnya membuat semua orang enggan untuk berteman dengannya. Quen atau El ini memiliki banyak teman lelaki yang menjaganya. Seperti naman...