1화

133 13 3
                                    

Cerita fiksi jaman baheula, hope u like it guys⭐


Mata menatap tajam kebawah, jari tangan kanan yang masih memutar pulpen dan tangan lainnya menopang dagu sambil berpikir keras menulis beberapa jawaban dari deretan soal yang ada dibagian atas.

"Waktu kalian tinggal 10 menit untuk kuis hari ini!" suara yang menyeru membangkitkan semangat para anak manusia yang sejak awal berpikir keras untuk menjawab beberapa soal yang panjang.

"Hei, aku hanya menjawab 7 soal dari 10 soal, kau bagaimana?" bisikan dari samping kanan membangunkan namja berkulit tan yang hanya meletakkan pulpennya sedari tadi.

"Aku belum menjawab sama sekali. Kuis kali ini membuatku ngantuk" lirihnya sambil mengangkat pulpen dan menuliskan beberapa hangul diatas kertasnya yang kemudian ia angkat keatas.

"Aku sudah selesai bolehkan aku keluar dari tempat ini?" namja berkulit tan tadi mengangkat kertas sambil memutar badannya bak seorang pelari yang sedang melakukan warming up.

"Oh, kau menyelesaikan duluan ya... bagus sekali. Letakkan kertas diatas meja dan kau boleh keluar" kata songsaengnim yang sedari tadi berdiri didepan pintu yang kemudian berjalan mendekati mejanya.

"Sebaiknya kau mengikuti ku keluar sebelum kau mendengar suara ledakan yang melengking, kajja." namja berkulit tan itu berbisik pada namja bertelinga peri yang tadi berbicara padanya.

"Apa maksud......."

"Aish, kau lambat sekali. Kajja"

"A aku harus menyelesaikan sedikit lagi"

"Aku yakin kau mendapatkan nilai A, ppaliwa"

"Aku tidak yakin dengan apa yang kau katakan, tapi.... baiklah, aku akan menuruti mu"

Kedua namja yang tinggi nya hanya selisih beberapa inci itu berjalan menuju meja kemudian salah satu dari mereka berbisik lirih pada dosen yang memperhatikan gerak gerik mereka sejak tadi.

"berikan aku dan sahabatku nilai A eommonim"

Saat mereka sudah berjalan agak jauh dari kelas mereka terdengar suara teriakan memanggil salah satu dari mereka.

"KKKIIIIMMMMM JOOONNGGIIIIIINNNNNNN............................."

'Tin Tin Tin'

Klakson mobil yang keras berbunyi terus menerus karena gerbang kokoh didepannya tidak segera terbuka hingga sesosok namja mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil mahalnya.

"Arrgghh, haruskah aku sendiri yang membukannya?"

Namja berkulit tan itu kemudian turun dari mobil dan memencet bel yang kemudian gerbang itu langsung terbuka.

"Akhirnya...."

'BLAM'

Namja tadi masuk kedalam mobil dan memparkirkannya didalam salah satu garasi yang kosong. Ya. Dia tidak hanya mempunyai satu mobil saja, meskipun ia hanya anak tunggal dari sepasang keluarga kaya ia sangat hobi mengkoleksi mobil-mobil mahal dari luar negeri.

"Eommaaaaa, aku pul......."

"Oh, Jongin-ah kau sudah pulang nak. Duduklah ada yang ingin ibu bicarakan"

"..."

"Jongin sayang, ayo kemari..... kenapa kau diam saja nak?"

"Oh baik bu, tapi si...."

"Ah! Cepat duduklah eomma akan memperkenalkanmu pada seseorang"

Yoo Inseong, itulah nama yeoja yang tadi Jongin panggil eomma. Ya. Yoo Inseong adalah eomma Jongin. Kim Jongin. Putra tunggal seorang produser music terkenal dan yang mempunyai beberapa agensi keartisan di Seoul mulai dari penyanyi solo, boyband, girlband bahkan beberapa grub koor di tiap-tiap sekolah yang ia pilih. Kim Jongyoon, ia adalah appa Jongin yang dikenal sangat-sangat sabar untuk mendidik anak sematawayangnya yang kelewat bandel itu. Meskipun terkadang ia sering emosi mendapat laporan dari eomma Jongin di Seoul. Jongyoon memang jarang berada dirumah karena kesibukkan yang sering ia lakukan di luar negeri.

Special GuestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang