Pintu kamar Jongin terbuka dan betapa terkejutnya Kyugsoo akan pemandangan yang ia dapatkan dari kamar Jongin.
Kamar yang indah dengan warna yang serasi. Begitu rapi pikir Kyungsoo dengan raut keheranan bagaimana kamar seorang laki - laki bisa sangat amat rapi seperti yang ia lihat saat ini, begitu tertata dengan design yang menggugah mata untuk memandang dan menggoda jiwa dan pikiran untuk merayu tubuh agar tetap tinggal dikamar ini. Tapi kemudian ia menggeleng-geleng kan kepalanya. Kenapa ia jadi memikirkan Jongin, mungkin saja kamarnya rapi karna beberapa maid yang membersihkannya. Jongin kan anak tunggal dari keluarga kaya, mana mungkin ia tidak punya seorang maid pun.
Kyungsoo berdiri dekat meja nakas, ia memandang lekat foto di figura kecil disamping lampu tidur dekat ranjang Jongin. Tanpa sadar Kyungsoo melengkungkan senyum di bibir heart shape nya, ia mengangkat foto itu dan memandangnya lebih lekat lagi, Kyungsoo tetap dengan pandangan bahagia seakan ia sedang jatuh cinta pada seseorang yang ada difoto itu.
Karena terlalu lama memandang foto di tangannya sampai-sampai Kyungsoo kaget dengan suara yang ada dibelakangnya.
"Bukankah dia sangat tampan hem?"
"Oh?" Kyungsoo kaget akan adanya suara berat dibelakang tubuhnya. Ia sedikit merinding karena suara tadi tepat dibisikkan di telinga kanannya.
"Haha, apa aku mengagetkanmu? Kau sih memandangnya terlalu lekat sampai tidak sadar ada aku disini? Bagaimana?" Jongin duduk ditepi ranjang sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Apanya yang bagaimana?" Kyungsoo yang masih dalam keadaan kaget mengerjap kan mata sambil menatap Jongin seakan ia mencari tahu apa yang dimaksud lelaki tan tadi.
"Itu? Bukankan dia sangat tampan? Sedari tadi kau memandangnya dan terus tersenyum."
"Eh? I-itu a-aku hanya hanya...."
"Ah sudahlah kau juga tak akan menyukainya jika aku mengatakannya nanti hhh" Jongin berbalik dan meninggalkan Kyungsoo, ia berjalan kearah meja belajar yang sangat rapi seperti belum pernah disentuh itu untuk menaruh beberapa toples makanan dan 2 gelas minuman segar.
"Apakah ini dirimu?" Kyungsoo menghampiri Jongin sambil membawa figura kecil tadi dan menunjukkan tepat kearah muka Jongin. Tingkah polos Kyungsoo tersebut membuat Jongin terkekeh dan menahan tawanya.
"Pfftt, memangnya kalau itu aku kenapa? Kau ini polos sekali sih saem. Ayo kita belajar dulu kemudian akan aku tunjukkan siapa yang ada difoto itu." Jongin menarik satu kursi kemudian menarik Kyungsoo untuk duduk dikursi tadi, kemudian Jongin melangkah kedekat meja nakas dan meletakkan foto yang menurut Kyungsoo mungkin sangat tampan. Jongin kembali dengan membawa kursi didepat ranjang dan meletakkan tepat disamping kanan Kyungsoo.
Jongin yang melihat pergerakan kikuk Kyungsoo mencoba menahan tawanya, kemudian tawa yang tertahan itu berubah menjadi senyum merekah di bibir Jongin.
"Apa yang kau lihat eoh?" Kyungsoo menyadarkan Jongin yang langsung berdiri pura-pura untuk mencari buku yang akan ia pelajari.
"Aku ingin belajar ini" tiba-tiba Jongin mengambil satu buku yang menurutnya mungkin isi dalam buku itu sangat membosankan.
"Kau yakin ingin belajar accord semacam ini? Bukankah kau bisa belajar dengan ayahmu sendiri?"
Setelah Jongin mendengar jawaban Kyungsoo ia langsung menarik buku dari tangan Kyungsoo dan kembali meletakkannya diantara buku tebal lainnya. Jongin memang tidak tahu menahu tentang musik, yang ia tahu musik hanya untuk menari menari dan menari. Ya. Hobi Jongin yang selama ini ditentang ayahnya adalah menari.
Sejak kecil Jongin sudah dilarang untuk menggunakan musik sebagai media menari. Jongin lebih di disiplin kan untuk memahami apa itu musik, apa itu komponen dari musik dan sebagainya. Karena ayahnya yang selalu meninggalkan rumah dalam jangka waktu yang lama, Jongin selalu mencuri-curi waktu setelah kuliah untuk sekedar berlatih dance dengan teman-temannya.